6. Hiburan Gratis

573 34 0
                                    

"Ayo kantin!" Ujar Athaya agar Sekar dengan cepat menyelesaikan polesan liptint transparan ke bibir nya.

Sekar itu sangat girly, sangat memperhatikan penampilan nya, tidak absen untuk memakai masker alami maupun yang kemasan. Menata rambut nya dengan rapih, catokan setiap ingin pergi keluar.

Sedangkan Athaya, perempuan itu malah sebaliknya. Athaya sangat sangat tidak peduli dengan penampilan nya, boro-boro memakai liptint atau masker tiap malam, memakai bedak bayi saat pergi sekolah saja ia kadang suka lupa. Paling-paling hanya parfum--semua orang juga memakai parfum sekarang.

Bila ada yang bilang mereka berbeda. Maka orang itu benar. Tapi apakah perbedaan itu berarti? Tidak, bukti nya Athaya dan Sekar bisa berteman dengan erat sampai sekarang.
Semua orang itu berbeda. Tinggal kita yang memutuskan ingin menjalin hubungan dengan orang lain atau tidak, hanya itu.

Balik kepada Sekar, perempuan itu kini telah menutup kaca nya kemudian berlari mengejar Athaya yang sudah berjalan keluar kelas. "Demen banget bikin gue lari nih anak."

Saat Athaya masuk ke kantin, mata Ghea langsung menatap perempuan itu tidak suka, sementara Athaya balas menatap dengan tidak suka. Athaya tidak salah dan tidak pernah mencari masalah kepada Ghea.

"Ati-ati mata nya keluar Mba!" Ujar Sekar sembari menunjuk mata Ghea yang sedang melihat ke arah nya.

Athaya dan Sekar memang tidak pernah takut kepada siapapun, selama perempuan itu tidak bersalah. Soal kuah bakso dua bulan yang lalu, Ghea menyiram wajah Athaya dengan sangat cepat, tidak memberi kata pembuka atau yang lain. Sekali siram mampu membuat mata Athaya lumpuh seketika, hal yang membuat hampir seluruh angkatan Athaya geram, apalagi Angga, Sekar, dan Sena.

"Songong banget lo!"

"Masih mending gue songong, dari pada lo, ga jelas, caper!" Balas Sekar sengit, perempuan itu kemudian menjauh dan memilih meja yang jauh dari meja Ghea atas saran Athaya.

"Untung hari ini gue lagi baik, kalo engga gue siram tuh anak," lanjut Athaya, ia menjadi gemas sendiri sekarang.

Tentu Athaya tidak ikhlas dengan kejadian tempo hari, siapa yang akan ikhlas? Bayangkan saja bila kalian tidak mempunyai masalah apa-apa tapi Kakak kelas itu malah menyiram kalian dengan kuah pedas bakso. Athaya yang di kategorikan orang ramah saja tidak akan ikhlas.

"Mau apa lo? Sekalian pesen," ujar Athaya yang sudah berdiri, siap berteriak memesan.

"Mie ayam."

"BUDEH AKU MAU MIE AYAM NYA DUA YA! SAMA ES JERUK NYA!" Ada beberapa alasan mengapa Athaya berteriak, karena jarak pedagang mie ayam itu jauh dari tempat duduk nya dan ia sangat malas mengantri, yang kedua agar rasa amarah nya dapat berkurang.

Hal yang selalu di ajarkan Angga kepada perempuan itu.

"WOI!" Athaya mendecak pelan kemudian kembali duduk di tempat nya, laki-laki itu selalu ada dimana saja.

"Kar jajanin gue dong," suara cempreng keluar dari laki-laki yang duduk di samping Sekar. Sama dengan yang dilakukan Athaya tadi, Sekar pun mendecak pelan.

"Orang mah cowok yang jajanin cewek!"

"Itu kan dulu, sekarang beda."

"Dasar lo buaya buntung."

"DASAR KAU BUAYA BUNTUNG-TUNG
PACARAN KOK ITUNG-ITUNG
DASAR KAU BUAYA BUNTUNG, MENCARI UNTUNG," Afif dan Angga sama-sama menyanyikan lagu dari Inul Daratista dengan fasih. Angga sampai berdiri di kursi kemudian menari-nari tidak jelas.

"Bukan temen gue," gumam Athaya saat melihat Afif dan Angga yang semakin menggila.

"BELAH DUREN DI MALAM HARI PALING ENAK DENGAN KEKASIH. DI BELAH BANG DI BELAH, SILAHKAN DI BELAH......"

Konser dadakan yang di buat Afif dan Angga itu menjadi penghibur bagi anak yang ada di kantin, kelas sepuluh, kelas sebelas, kelas dua belas, semua nya tertawa.

Lumayan lah penghilang ngantuk gratis, pikir mereka.

Termasuk Budeh Pajri yang baru selesai menaruh dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es jeruk di meja tersebut, membuat Afif dan Angga berhenti seketika.

Berbeda dengan Afif yang hanya bisa menatap nanar mie ayam milik Sekar, Angga justru sudah melahap mie ayam milik Athaya, terlebih dahulu sebelum pemilik nya.

"Budeh, Angga mau mie ayam nya dua!" Ujar laki-laki itu kemudian menaruh sendok yang tadi ia pakai di mangkuk Athaya.

"Buat gue kan Ga?"

"Hah? Orang buat satu, satu nya lagi buat Tata."

"Tai!" Maki Afif dengan kesal. Laki-laki di hadapan nya tertawa keras, tentu saja Angga membelikan itu untuk Afif karena ia tau Afif lupa membawa uang jajan.

"Makanya modal," bisik Sekar kepada Afif.

"Iya, iya buat lo Fif. Kasian gue liat muka lo."

Setengah jam kemudian ke empat mie ayam sudah ludes tidak tersisa kecuali mangkuk dan gelas nya. Angga kemudian mengeluarkan ponsel nya yang bergetar.

Geigagigugego: di ajak main futsal sama anak ipa 5 kelas kita

Geigagigugego: abis ini Pak Hasan ga masuk, terus guru di kelas ipa 5 juga gaada

Geigagigugego: ke lapangan skrg. Ajak afif

"BABAY KALIAN!" Ujar Angga dengan semangat, ia sudah berdiri dan menarik paksa Afif yang masih terlihat kekenyangan. "Kelas kita mau futsal sama IPA 5. Buat lo Ta, lo harus nonton kalo ga lo akan pulang sendirian."

"Anj."

Stolen HeartWhere stories live. Discover now