5. Sekolah

600 42 1
                                    

Angga mengalungi tangan nya di bahu Athaya dengan santai sembari menyapa teman-teman nya. "Engga enak di liatin kakak kelas," ujar yang perempuan, tangan kanan nya menarik paksa tangan Angga untuk lepas dari bahu nya.

"Berduaan mulu!" Athaya balas melotot kepada laki-laki yang kini sudah berada di kanan nya. Siapa lagi kalau bukan Sena.

Athaya dan Sena memang tidak pergi atau pulang bersama karena alasan Sena harus menjemput pacar nya. Untung saja ada Angga, kalau tidak perempuan itu harus naik angkutan umum. "Lo kan yang ngasih adek lo ini ke pedopil kayak Angga."

"Sontoloyo lo," ujar Angga kepada Athaya.

Tangan kiri Sena kemudian ikut merangkul adik nya dengan erat, sama dengan Angga yang menggunakan tangan kanan. Athaya tersenyum walaupun terkadang sakit menahan berat tangan mereka.

Anak-anak yang tengah berkumpul di koridor memberi space mereka untuk berjalan, Sena itu di takuti di sekolah ini. Ia tidak pernah pandang bulu, kalau ia ingin menonjok, ya akan dia tonjok. Entah sudah berapa kali laki-laki itu menonjok adik kelas yang berani mendekati pacar nya maupun adik nya. Hal itu cukup membuat anak perempuan di sekolah mereka iri dengan Athaya.

Selain mempunyai Kakak yang most wanted, Athaya juga mempunyai sahabat laki-laki yang tidak jauh dari ciri-ciri Sena. Hanya saja Angga jarang bertengkar dengan orang di sini kecuali dalam keadaan mendesak, terakhir dua bulan yang lalu saat Ka Ghea menumpahi kuah bakso pedas nya ke wajah Athaya.

Saat itu untuk pertama kali nya Angga tidak memandang bulu lagi, tidak perduli bahwa Ka Ghea itu perempuan, tidak perduli bahwa Ka Ghea itu Kakak kelas. Persetan dengan semua itu karena Angga menampar pipi Ghea dengan keras, membuat perempuan itu menangis dan terhuyung ke belakang. Untuk pertama kali nya Angga bermain tangan dengan perempuan.

Sementara Athaya, perempuan anak kelas X IPA 3 yang selalu menjadi pusat perhatian. Perempuan terberuntung menurut teman-teman nya. Tidak ada yang mencolok dari Athaya, ia hanya anak ekskul badminton yang tidak terkenal, tidak seperti ekskul cheerleaders maupun saman.
Namun ia memiliki kelebihan yang tidak ia tonkolkan, cantik, imut, gesrek, mudah bergaul, dan ramah. Kelebihan-kelebihan tersebut mampu membuat kakak kelas iri maupun teman seangkatan nya, namun berkat keberadaan Angga dan Sena di sisi perempuan itu, banyak yang mengurungkan niat jahat nya kepada Athaya.

"Belajar yang bener ya adik ku sayang," ujar Sena hangat kemudian berjalan dengan santai keluar dari kelas Athaya tanpa memperdulikan teman-teman adik nya yang sedang menahan napas akibat kehadiran nya.

"Belajar yang bener ya Ta, biar anak-anak kita nanti pinter," ujar Angga, belum sampai Athaya memukul bahu laki-laki itu, Angga sudah berlari menuju tempat duduk nya yang berada di pojok kanan paling belakang.

"Mati kali gue kalo di semangatin sama Ka Sena."

Athaya mendecak menanggapi perkataan teman sebangku nya, Sekar. "Makan noh mati, enek gue sama dia."

"Iiiiiihhh kenapa lo beruntung banget si Ta!!! Kesel deh gue," ujar Sekar, gemas sendiri.

Athaya kemudian lebih memilih mengeluarkan ponsel nya sembari mendengar ocehan Sekar tentang Kakak nya.

Angga Si Ganteng: semoga hari ini lo ga ketiduran di jam bahasa Indonesia ya

Athaya dengan cepat mengganti display name laki-laki itu.

Athaya: lo yang ganti dn lo ya?

Athaya: lama-lama tingkat kenajisan lo makin bertambah

Eres-eresan basreng: oaja ya ta

Eres-eresan basreng: yang penting gue ganteng

Athaya: amit amit

Eres-eresan basreng: pasti dn gue di ganti jadi ereseresan basreng

Athaya: nah itu tai

Eres-eresan basreng: tata kasar bgt skrg:(

Athaya: :(

Eres-eresan basreng: kok kita alay ya ta

Eres-eresan basreng: jarak deket tp komunikasi pake hp

Eres-eresan basreng: dasar manusia kemakan globalisasi!

Athaya: KAN LO YANG LINE GUE DULUAN GA!

Eres-eresan basreng: terus kenapa lo bales?

Athaya jadi memkirkan pesan terkahir yang Angga kirim. Mengapa Athaya membalas nya? Padahal nengok ke kanan juga perempuan itu sudah dapat melihat Angga dengan jelas.

Eres-eresan basreng: cie mikir

Eres-eresan basreng: kayak punya otak aja

Athaya: bgst

Athaya melemparkan tatapan tajam ke arah Angga kemudian mengacungkan kedua jari tengah nya ke udara, bersamaan dengan guru Bahasa Indonesia yang masuk ke dalam kelas.

****

A/N: pada suka ga sama cerita ini? Apa sama Angga? Hehehe

Stolen HeartWhere stories live. Discover now