Kamu Berubah

3K 195 0
                                    

Sore ini Sakha duduk di pinggir lapangan basket sekolahnya bersama Gio. Temannya ini menghisap vape sambil memainkan ponselnya. "Si Giselle gimana, Ka?" tanya Gio. "Gua suruh pulang sendiri," jawab Sakha santai sambil memandang suasana sekitar. "Memang cowo gak ada otak lu," canda Gio. "Belajar pulang sendiri dia."

"Lu mau ngisep?" tawar Gio. "No, thanks. Lu aja," tolak Sakha. "Lu tau, Ka, sebenernya kalo anak-anak tongkrongan tau gua ngisep, gua pasti dikeluarin," kata Gio. "Anak tongrongan mana?" tanya Sakha. "Tongkrongan kita lah. Mana lagi."

"Ngapa?" tanya Sakha. "Belom cukup umur. Kalo udah 18 baru boleh," jawab Gio. "Lu bandel ya, G," Sakha tertawa kecil. 

"It's life bruh, enjoy aja." kata Gio santai.

"Iya sih. Emak lu apa kagak marah?" 

"Gak tau gua. Ini juga kagak beli."

"Jadi?"

"Ada temen futsal gua pulang dari luar negri. Dia bawain oleh-oleh ginian. Lama-lama, gua nagih juga. Tapi ya, Ka, lu cowok baik-baik loh, apa gak malu main sama gua yang anak berandalan gini?"

"Enggak lah. Eh, ada guru njay!" Sakha menyenggol lengan Gio keras. Spontan Gio memasukkan benda itu kedalam saku celananya. "Cabut, cabut!" ajak Gio yang langsung kabur diikuti Sakha. "Cepet naik, cuy," Gio naik ke atas motornya dengan buru-buru. 

Dengan kecepatan penuh, mereka keluar dari sekolah dan pergi entah kemana. "Kita ke kafe ya," kata Gio dan mempercepat laju motornya. Untung saja Gio tahu jalan tikus, itu mempermudah mereka untuk sampai di kafe. Gio dan Sakha masuk dengan terburu-buru.

Sakha duduk di kursi gamingnya sambil bermain ponsel ketika dewi malam datang. Sakha berkirim pesan dengan Ray yang jauh disana. Dan tiba-tiba, Aghta, perempuan yang dia temui waktu itu memulai pembicaraan dengannya.

Aghta: hai

Sakha Samudra: hai

Aghta: tadi lo sama Giordano ya di lapangan?

Sakha Samudra: yaps

Aghta: lo ngevape?

Sakha Samudra: iya

Aghta: kenapa ngevape? Kan gabagus buat kesehatan

Sakha Samudra: buat seru-seruan aja

Aghta: seru"an kan gamesti ngevape

Sakha Samudra: suka suka gua dong

Aghta: yailah, dikasih tau yg baik kok nyolot sih

Sakha Samudra: o aja

Sakha kemudian tertawa terbahak-bahak melihat Aghta sewot. Sakha tahu, Aghta pasti sedang PDKT dengannya. Katakanlah Sakha terlalu percaya diri, dia tidak akan keberatan. Karena memang begitu kenyataannya. 

"Mampus lu. Anjirr, kocak lu bego. Mampus gua bohongin," Sakha masih tertawa kepada ponselnya sampai akhirnya pintu kamar terbuka. "Semua aja sebutin, Dek!" Kartika masuk ke kamarnya masih dengan seragam lengkap. "Anj.." Sakha terkejut.

"Aku gak pernah ngajarin kamu ngomong kasar."

Hanya kalimat itu yang dia katakan. Kartika lalu menutup pintu kamarnya dan pergi entah kemana. Sakha terdiam dengan wajah bego dan masih menatap pintu kamarnya. "Cowok memang selalu salah, gils."

Setelah 10 menit berlalu, Sakha memberanikan diri untuk keluar kamar. Tidak ada manusia diluar. Yang ada hanyalah koper Kakaknya. "Mampus dah," Sakha panik dan cepat-cepat mengeluarkan motor dari garasi, kemudian dia mencari Kakaknya.

Dingin malam ini membuat Sakha menyesal keluar rumah hanya memakai celana pendek dan kaus. Sakha mengitari daerah tempat tinggalnya. Tapi dia belum menemukan wanita itu. Sakha memberhentikan motornya di pinggir jalan dan menelpon David. Tidak ada jawaban. Setelah mencoba beberapa kali, David mengangkat panggilan Sakha.

"Halo, Bang. Kakak sama elu?"

"Iya, tadi gue ditelpon, disuruh jemput di deket mini market. Dia kenapa?"

"Mana gua tau. Sekarang lu mau kemana?"

"Tempat nongkrong biasa. Datenglah kesini, gua mau ngajak dia cerita dulu."

"Oke sip. Titip harta berharga gua itu ya, jagain."

"Siap calon pilot ketjeh."

"Oke bang Pilot."

Sakha kembali ke rumahnya dan mengganti pakaian dengan busana yang lebih wajar dan sopan. Dia kemudian menanyakan keberadaan Gio. Temannya itu tidak bisa ke kafe, ada keluarga jauhnya datang.

Pemuda itu kemudian mengendarai motornya sampai ke kafe AK-47 tercinta. Sakha masuk dan melihat sekeliling. Tidak ada sosok David maupun kakaknya. Pemuda ini mencoba naik ke lantai atas. Mungkin saja mereka ada disana.

Terlihat seorang wanita dan pria duduk di meja pojok ruangan. Sakha memperhatikan mereka dari jauh. Itu Kakaknya dan David. Sakha tidak berani mendekati mereka sampai David mendatangi Sakha. Pemuda ini duduk di kursi yang agak jauh dari Kartika dan David.

"Ka, dia kenapa?" David duduk di kursi depan Sakha. "Gua juga gak tau, bang," jawab Sakha. "Tadi gua baru pulang terbang, mau cabs pulang. Udah mau deket rumah, kakak lu nelpon. Minta jemput. Sebagai calon yang baik, gua langsung aja cap cus jemput dia," jelas David.

"Heran gua sama pikiran cewek sekarang, dikit-dikit galau, sedih, marah, cape gua. Sumpah. Masa tadi tiba-tiba dia masuk kamar gua, trus ngomong 'Aku gak pernah ngajarin kamu ngomong kasar,' kan kucing. Kezel bat gua."

"Waktu gua tanya kenapa, dia cuma bilang, 'Senior galak, kuota sekarat, cape, pegel, pax nyebelin, Sakha berubah,' gitu katanya."

"Gak ngerti deh bang, jadi gimana nih?"

"Udah lah, lu pulang aja. Tapi kalo mau nongkrong, ya sok. Angga tadi WA gua, dia mau kesini."

"Yaudah lah, pulang aja gua. Daripada salah mulu."

Makasih banyak buat yang udah baca cerita ini :*

Btw kalo ada yg mau gambar yg di mulmed, contact gw. Ntar gue kirimin gambar aslinya, tp kalo mau screenshot aja, gapapa sih :3

My PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang