PLAYLIST 18 (Abam) FINAL

3.5K 256 37
                                    

Ingat kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Begitulah yang gue rasakan. Gue mencoba untuk sebisa mungkin menyembunyikan fakta bahwa Kak Galih lah pelaku yang sudah membuat Mbak Dini hamil.

Gue sudah berfikiran semalam penuh, memikirkan bahwa gue seharusnya melupakan saja tentang masalah tersebut. Biarlah nanti bagaimana yang penting Gita selalu bersama gue. Itu yang ingin gue yakini sekarang ketika Ujian Nasional tinggal tiga minggu lagi.

Tetapi semuanya berantakan. Semuanya berantakan untuk rencana yang udah gue buat. Menjelaskan ke Luna mengenai perasaan gue yang feel nothing sama dia malahan membuatnya sakit hati dan akhirnya memohon untuk kita terus bersama, ingin mencoba lebih dekat lagi dengan Gita tetapi gue malahan membuatnya bingung dengan memberi Clue Bang Galih dengan Mbak Dini.

Dan yang terakhir, gue melihat Gita mengucapkan sesuatu yang harusnya tidak dia ucapkan didepan banyak orang. Luna berhasil menamparnya ketika gue berlari dari balik gerbang untuk melerai keduanya. Tetapi Luna sekarang membenci gue, dia mengira gue menceritakan seluruh aib keluarganya kepada Gita dan yang lainnya. Meskipun itu benar, gue tidak berani untuk membantah.

And then, semua luapan emosi gue tercurah kepada Gita. Kepada Gita yang tadinya ingin gue temui untuk mengembalikan MP3 nya malahan jadi moment dimana gue mengatakan semuanya. Mengatakan masala Bang Galih dan Mbak Dini secara gamblang kepada Gita. Membuatnya shock dan berlari menjauhi gue ketika gue sudah lepas kendali dengan membanting MP3 tersebut ketanah. MP3 yang awalnya menjadi barang bukti tentang hubungan Bang Galih dengan Mbak Dini.

Gue sedang berada di Satoe Tiga sekarang. Menyendiri disudutan ruangan sambil merokok. Terkadang menangis, terkadang tertawa. Udah kaya orang Gila dengan fikiran yang masih sadar. Sekelebat diruangan yang sedikit remang dengan jendela besar yang menghembuskan angin sore yang sejuk, fikiran gue terbang jauh ke saat dimana keberadaan MP3 ini terungkap.

Sepulangnya Mbak Dini dari rumah sakit satu tahun yang lalu. Mbak Dini diberikan cuti oleh perusahaan untuk beristirahat selama beberapa hari, yang Mbak Dini habiskan untuk mengurung diri dikamar dan terkadang menonton tv dalam diam dilantai atas.

Gue sedang mandi saat itu ketika Mbak Dini masuk kekamar gue entah mencari apa, dan mendadak ketika gue selesai mandi, gue melihat Mbak Dini sedang menangis sambil duduk disamping ranjang gue. Gue menghampirinya untuk mengetahui apa yang terjadi, Mbak Dini langsung menatap gue tajam dan menunjukkan MP3 pemberian Gita yang kini sudah terbelah menjadi dua.

"Kamu dapat ini darimana hah? Kamu dapat ini dari mana?" katanya dengan histeris. Gue yang masih memegang handuk memperhatikan MP3 yang digenggam Mbak Dini dan menatapnya bingung.

"Punya pacar gue. Kenapa mbak?" gue sangat lugu waktu itu. Gue nggak tau apa sesungguhnya yang terjadi ketika Mbak Dini meremas MP3 tersebut.

"Kenapa sih ,Mbak?" tanya gue lagi. Lalu Mbak Dini berdiri dan mendekat kearah gue sambil menampakkan wajahnya yang putus asa.

"ini punya Mbak.." katanya sambil menangis dan meletakkan MP3 Gita ke dadanya, gue semakin bingung. Bagaimana Mbak Dini bisa mengaku MP3 tersebut miliknya?

"Apaansih, itu punya pacar gue Mbak.." kata gue lagi dengan suara pelan sambil mencoba meraih MP3 tersebut. Tetapi Mbak Dini langsung menatap gue tajam. Seakan tidak setuju dengan ucapan gue yang mengatakan MP3 tersebut adalah milik pacar gue ,Gita.

"INI PUNYA MBAK. MBAK KASIH KE ORANG YANG UDAH BUAT HIDUP MBAK BERANTAKAN. MBAK KASIH KE ORANG YANG HARUSNYA JADI PAPA NABILA SEKARANG. KAMU TAU NGGAK? COBA TANYA PACAR KAMU PASTI DIA PUNYA KAKAK COWOK KAN?" teriak Mbak Dini histeris.

Dan gue nggak tau se shock apa muka gue mendengar penjelasan Mbak Dini saat itu. Yang gue rasakan seperti ada Bom yang meledak di dalam tubuh gue dan membuat gue hancur berkeping-keping.

PLAYLIST [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang