PLAYLIST 2 (Abam)

3.4K 216 0
                                    

Song:
Swedish House Mafia (Feat. John Martin) - Dont you worry child
Heroes (Feat. Tove Lo) - Alesso
Knife - Party
Avicii - Wake Me Up
Seventeen - Ayah
Metallica - Nothing Else Matter
Passanger - Let Her Go

Gue langsung memasang playlist lagu gue ini ketika masuk kamar sehabis pulang sekolah. Sengaja gue langsung balik tanpa nongkrong kemana-mana lagi. Gue pulang dengan membawa sedikit kebanggaan. Ternyata nggak sia-sia gue belajar sampai bergadang soal-soal matematika anak kelas 12. Dan akhirnya gue lolos tingkat kota, meski gue nggak tau kedepannya bakal belajar sekeras apa lagi.

Gue langsung masukin motor ke garasi, meletakkan helm begitu saja diatas tumpukan sepatu didekat garasi dan masuk. Mengucapkan salam dengan nyengir bahagia,

“Waalaikumsalam, tumben pulang cepet?” Tanya Papa yang sedang menonton acara televise diruang keluarga, sedikit sinis tapi gue nggak peduli.

“Wih iya dong ,Pa. sekali-kali pulang cepet buat ngasih liat ini.” Ucap gue sambil mendekati Papa dan memberikan sertifikat yang tadi diberikan kepala sekolah karna lolos tahapan Olimpiade tingkat sekolah. Papa mengambilnya dengan tampang bingung, “Apa ini?”

“Liat dong ,Pa.” kata gue dan langsung pergi keatas, sengaja tidak melihat ekspresi Papa yang mungkin kaget. Anak yang dulu sempat diusir karna kedapatan rokok dikamar waktu SMP sekarang menjadi finalis Olimpiade Matematika tingkat kota.

Gue menaiki tangga dan menghampiri Nabila adik gue yang masih berusia enam tahun, sedang tengkurap dengan krayon di jari dan mewarnai buku gambarnya.

“Ila..” teriak gue dan langsung ikutan tengkurep disampingnya. “Lagi apa Ila?”

“Eh mas..” ucapnya lucu dan mengambil tangan gue buat salim. “Aku lagi mewarnai ,Mas. Liat tembakannya warna pink.” Ocehnya.

“Loh bukannya tembakan warna item ,La?”

“Ila maunya warna pink ,Mas.” Katanya keukeuh sambil mewarnai gambar pistolnya dengan warna pink dan keluar garis kemana-mana.

“Mas maunya warna item gimana dong?”

Nabila melihat gue dengan tampang kesal, mungkin dia berfikir mas nya baru datang kok ganggu acara mewarnainya.

“Yaudah nanti mas aku dor nih pakai tembakan pink aku.” Katanya, gue langsung berdiri dari rebahan dibawah, “Coba..” tantang gue ke Ila, Ila langsung menodongkan crayon pinknya kearah gue.

“Dor..” ucapnya, gue langsung pura-pura berlari dan masuk kamar. Kabur dari kejaran Ila yang nggak segan-segan menembak gue dengan crayon Pink yang dia anggap sebagai pistol terserah saja.

“Dor..Dor.. Mas Abam matii..” katanya sambil mengejar gue kedalam kamar, menembaki gue yang sudah pura-pura mati diatas kasur sebelum dia dipanggil bokap gue yang menyuruhnya mandi.

“Iya Papa..” katanya dan berlari kebawah menghampiri Papa gue.

Dengan playlist yang masih memutar-mutar lagu andalan gue dilaptop dan bisa membuat gue jingkrak-jingkrak dikit ketika mengambil handuk untuk segera mandi. Selesai mandi, gue langsung mematikan lagu.

Matahari sudah tenggelam dan adzan maghrib sudah berkumandang. Gue langsung mengambil sarung gue dan turun kebawah, seperti biasa Papa sudah menunggu dibawah sambil memasang peci putihnya untuk mengajak gue sholat di masjid kalau gue sedang ada dirumah.

“Ayo ,Pa.” ucap gue, dan gue pergi ke masjid depan komplek yang hanya berjarak 50 meter dari rumah. Meninggalkan Nabila dengan Bi Siti asisten rumah tangga dirumah.

Sepulangnya dari masjid, Mama sudah pulang. Membawa beberapa donut buat cemilan Nabila dirumah. Gue langsung naik keatas untuk menaruh sarung gue sebelum keluar dari kamar dengan hanya memakai celana pendek selutut dan kaos putih.

PLAYLIST [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang