15 - Laboratorium

10.6K 1.3K 183
                                    


15 – Laboratorium

Berkali-kali Carlyle berjalan mondar-mandir di sebuah ruangan berukuran 3 x 4 meter persergi, wajahnya tampak serius seraya menatap sebuah pintu kayu yang sedari tadi masih tertutup rapat. Keningnya berkerut sementara bibirnya menekuk gelisah, sesekali ia melihat waktu pada jam di pergelangan tangan kirinya, ini sudah lewat empat puluh menit sejak waktu temu mereka, sesuai dengan rencana yang mereka buat. Carlyle berkacak pinggang, mengembuskan napas kesal. Ia melihat seluruh saudaranya pun memasang wajah khawatir, Carlyle tahu apa yang ada dalam pikiran mereka. Takut bahwa akan gagalnya rencana mereka dan telah terjadi sesuatu dengan Seana.

"Berapa kali kukatakan bahwa Rutherford tidak bisa dipercaya," Carlyle mendesah kecewa. "Jika terjadi sesuatu dengan Seana, aku bersumpah akan mematahkan lehernya," desisnya kalut.

"Carl, tenanglah. Gerbang Kenburry sangatlah luas, koridor mereka seperti labirin, mungkin mereka hanya tersesat," ucap Aubree menenangkan.

Carlyle menggeleng frustasi. "Sepuluh menit. Jika sampai sepuluh menit Rutherford dan Seana tidak datang, aku akan keluar untuk mencarinya."

Suasana kembali hening. Hanya suara langkah kaki Carlyle yang berjalan mondar-mandir yang mendominasi suasana yang semakin tegang.

Marc mengembuskan napas gusar. "Aku sudah tiga kali melewati tempat titik poin yang telah kita rencanakan, tetapi mereka tidak juga datang. Kupikir awalnya mereka memutuskan ke tempat ini dengan sendirinya," ucapnya, sebersit rasa bersalah muncul di wajahnya.

Tiba-tiba pintu berderik membuka, menampakkan raut wajah Keenan yang pucat dan bersimbah peluh. Sontak semua anggota keluarga Wiltwizzy berdiri dan buru-buru Evan membuka pintu tersebut lebar-lebar mempersilakan Keenan yang tengah menggendong Seana masuk ke dalam, meletakkan Seana di jajaran sofa tanpa lengan di dinding sisi kanan.

Carlyle merangsek maju, menarik Keenan lalu menghantamkan tubuh Keenan ke pintu dengan keras. Wajah Carlyle memerah, meluapkan amarahnya dalam embusan napas yang memburu. Ia mencengkeram kerah jubah Keenan erat hingga buku-buku jarinya memutih. "Apa yang kaulakukan terhadap Seana?" Carlyle mendesis.

"Carlyle!" semua orang memekik terkejut, termasuk Seana yang hanya bisa bersuara dengan lemah.

Keenan menatap Carlyle tajam. "Bukan apa yang aku lakukan kepada Seana, tetapi siapa yang melakukannya pada Seana," ralat Keenan.

Carlyle semakin mengencangkan cengkeraman tangannya di kerah jubah Keenan, iris matanya yang berwarna hitam perlahan berubah menjadi merah. "Rutherford," Carlyle mendesis.

"Dia diincar. Seana diincar oleh pembunuh," ucap Keenan.

"Apa maksudmu?" tanya Carlyle.

Keenan menatap Carlyle datar. "Lepaskan tanganmu dari leherku," ucap Keenan. Kemudian setelah Carlyle melepaskan cengkeramannya di leher Keenan, ia menatap Seana—yang masih terisak dan tengah diberikan pertolongan pertama oleh Aubree dengan kekuatan penyembuhnya—seolah mencari kekuatan untuk mengungkapkan apa yang terjadi. "Aku pikir, aku sudah mencerna semua rencana kita. Kita berpencar dan bertemu pada satu titik temu, dan simbol kalian adalah jubah beludru berwarna merah maroon." Mata Keenan tampak menerawang. "Pada persimpangan koridor, aku melihat tiga sosok mengenakan jubah beludru merah, mirip seperti yang kalian gunakan. Aku pikir mereka adalah Evan Parker, Sanders, dan juga Carlyle, mereka bertiga berpencar ke tiga arah koridor. Aku mengambil arah koridor mengikuti sosok yang awalnya kukira adalah Sanders, sementara aku meminta Seana untuk mengambil arah sebelah kiri yang kukira sebelumnya adalah sosok Carlyle," Keenan mengembuskan napas lelah. "Namun, saat aku mengikutinya, tiba-tiba dia menghilang, seperti lenyap ditelan oleh udara." Keenan mendengus kecewa. "Aku berputar arah menuju Seana kembali, karena aku takut bahwa Seana juga salah mengenali sosok jubah merah seperti aku. Dan ketika aku sampai pada Seana, aku telah melihat sosok pria yang telah mati dengan tikaman belati di lehernya," jelas Keenan panjang lebar.

THE HALF BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang