13 - Kabar Buruk

11K 1.4K 217
                                    

13 – Kabar Buruk

Carlyle menarik Seana masuk ke dalam kamar dan membanting pintu kamarnya dengan suara bedebum yang keras. Mata Carlyle masih berwarna merah, menatap Seana tajam dan menuntut penjelasan. "Apa maksudmu dengan kau dibuang oleh keluarga, pack, juga bangsamu?" tanya Carlyle, suaranya mendesis tajam, wajahnya memerah menyiratkan bauran emosi yang nyaris akan meledak. Deru napasnya pendek-pendek dan dadanya naik turun, pengendalian diri yang sangat kuat bagi seorang Carlyle yang terbiasa untuk melampiaskan amarah di detik itu juga.

Seana duduk di sofa, menepuk ruang sebelahnya mempersilakan Carlyle duduk di sebelahnya. Ia tahu, bahwa ia telah menyiram minyak tanah ke arah kobaran api hingga membuat api berkobar semakin besar. Dan kini saatnya menjelaskan tentang semua asal usulnya pada Carlyle karena pasangannya berhak tahu, dan karena Seana telah memutuskan untuk berjuang bersama dengan Carlyle maka tidak ada satu pun rahasia yang harus disembunyikan dari Carlyle.

Carlyle duduk di sebelah Seana, kakinya menjulur di bawah meja kristal di hadapannya, tangannya bersedekap, sementara wajahnya menatap lurus pada foto dirinya yang mengenakan pakaian resmi kerajaan, tergantung di atas perapian.

"Carl..."

Carlyle tidak menjawab, juga tidak menatap Seana langsung. Carlyle hanya terdiam, merepresentasikan akan kemarahannya, membuat Seana mengembuskan napasnya panjang lalu menyandarkan kepalanya di pundak Carlyle, memeluk lengan Carlyle erat seolah takut untuk kehilangan.

"Aku lahir tanpa ayah dan aku tidak pernah tahu ayahku siapa..." Seana mulai bercerita. " Umurku dua belas saat itu, aku tinggal di Kingmoon's pack, dengan ketua pack kakekku sendiri, Gideon Horesten, kau mungkin tahu siapa kakekku karena sampai saat ini aku mendengar bahwa kakekku masih menjadi pemimpin kaum Kingmoon. Aku mengira saat itu aku sama seperti teman-temanku yang lainnya, yaitu seorang keturunan werewolf perempuan yang tidak akan pernah bisa berubah menjadi werewolf." Seana semakin mengeratkan pelukannya di lengan Carlyle. "Namun tiba-tiba semuanya berubah. Saat itu, aku mengalami siklus kewanitaanku yang pertama kalinya, saat umurku tepat dua belas tahun. Kau tahu yang kumaksud dengan siklus kewanitaan? Di dunia manusia disebut menstruasi dan di dunia werewolf disebut bulan merah, aku tidak tahu apa sebutannya untuk Bangsa Falks.

"Hari pertama, aku merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhku, sesuatu yang tidak biasa, seperti tubuhku yang panas tetapi yang aku rasakan adalah dingin yang menusuk-nusuk tulang. Hari kedua, aku merasakan keanehan kembali pada tubuhku, tulang-tulangku terasa ngilu dan juga sesekali aku mendengar suara deretakan tulang punggungku yang sangat menyakitkan. Aku hanya bisa menahannya saat itu, karena aku pikir itu hanyalah efek siklus kewanitaan pertama pada keturunan werewolf. Aku tidak berani bercerita pada ibuku, aku tidak ingin menginginkan ibuku marah hanya karena aku yang cengeng dan pengeluh. Asal kau tahu, kaum Kingmoon terkenal dengan sifat yang keras hati, termasuk dengan sifat ibu dan juga kakekku.

"Dan hari ketiga, peristiwa itu terjadi. Saat aku sedang bermain bersama teman-temanku, semuanya menjadi satu rasa. Panas-dingin pada tubuhku, lalu tulangku yang terasa bergeser semuanya, kemudian aku terjatuh dan melihat sepasang sayap hitam ada di punggungku. Setelah itu aku tidak ingat apapun yang menimpaku, yang kuingat adalah darah yang ada di tangan dan juga pedangku dan kemudian aku pingsan."

Carlyle menoleh pada Seana, iris merahnya telah memudar dan wajahnya telah kembali menjadi lunak. Perlahan ia melepaskan lengannya yang tengah dirangkul Seana erat, kemudian membalasnya dengan mengangkat tubuh Seana ke atas pangkuannya lalu memeluk Seana dengan erat. "Lanjutkan, Sea."

"Setelah aku sadar, semua orang mengelilingiku dan meneriakiku sebagai pembunuh, yang kemudian aku sadari bahwa aku telah membunuh teman-temanku yang ada di sekitarku menggunakan pedang di tanganku. Lalu kakekku mengadakan pertemuan dengan para pengurus pack bersama dengan ibuku, aku tidak melihat pertemuan itu tetapi ibuku yang mengikuti rapat bersama kakekku tiba-tiba keluar sambil berteriak dan memaki, kemudian ia membawaku pergi ke hutan. Ibuku menangis dan memelukku, yang kemudian aku ketahui bahwa kakekku sendiri yang mengusulkan untuk membuangku dari Kingmoon's pack. Ibuku ingin pergi bersamaku, tetapi kakek melarangnya. Dalam Kingmoon's pack, kami semua harus mengikuti pimpinan jika kita tidak ingin dikeluarkan dari anggota pack. Setiap werewolf dalam naungan Bangsa Werewolf harus memiliki pack sendiri, karena jika werewolf bersikap independen, dia dianggap sebagai pembelot atau pengkhianat, dan hukuman bagi pengkhianat adalah mati. Dan kakek tidak ingin hal itu menimpa pada ibuku.

THE HALF BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang