Years With(out) You - The 9th Chapter

750 59 5
                                    

  Yuri menatap kedua mata Kyuhyun lekat. Ia lalu mengalihkan pandangannya dan melepas genggaman tangan pria itu. Kakinya melangkah menuju sudut meja kerjanya. Kepalanya tertunduk dan kedua tangannya meremas rok hitamnya.

  "Yuri, istriku. Cho Yuri.. kembalilah ke rumah."

  Wanita itu enggan menanggapi permintaan pria itu. Terdengar suara ketukan pintu yang menginterupsi pembicaraan pribadi mereka. Yuri tak berkutik, justru Kyuhyun yang membukakan pintu itu.

  "Ms. Kwon, Minyoung mencari anda untuk perayaan mother's day," ucap asisten Ms. Cha, kepala sekolah TK itu. Kyuhyun lalu menoleh ke Yuri. "Yuri.. pergilah temui anak kita." ucap pria itu datar. "Itu anakmu, bukan anakku. Kau ayahnya, kenapa tidak kau saja yang menghampirinya disana." jawab Yuri dingin.

  Asisten itu hanya bingung menatap mereka berdua. Kyuhyun hanya dapat menghela nafasnya. "Katakan pada Minyoung, Yuri sedang ada meeting penting dengan ayahnya. Tidak bisa diganggu," kata pria itu dingin. Wanita itu mengangguk lalu meninggalkan ruangan itu dengan cepat.

  "Yuri.."

   Wanita itu tak menjawab.

 Pria itu mendekati Yuri dan menarik tangannya. Wanita itu menatap Kyuhyun langsung, namun wajahnya menunjukkan raut kesakitan. "Yuri, ada apa denganmu? Kau sakit?" tanya pria itu cemas. Namun, Yuri bungkam tak menjawab. Mata pria itu menatap Yuri tajam.

  "Hum.."

  Yuri menggelengkan kepalanya. Namun, tangannya berpegangan erat ke sudut meja. "Kau belum minum obatmu dan makan siang, Yuri. Cepat duduk dan makan!" ucap pria itu panik sambil mendudukkan Yuri di kursi kerjanya. Tangannya membuka kotak makan Yuri dan menyuapinya perlahan.

  "Sedikit saja Yuri, lalu kau minum obatmu."

  Yuri hanya berhasil menelan delapan sendok nasi sebelum meminum obatnya dan meringis kesakitan. 

  "Yuri.. tahan sebentar saja. Setelah ini kau akan mengantuk, tidurlah." ucap pria itu pelan. Yuri menitikkan airmatanya karena merasakan begitu sakitnya perutnya saat ini. Benar apa kata Kyuhyun, Yuri tertidur tak lama setelah mengonsumsi obat itu.

  Suara pintu diketuk terdengar. Pria itu membuka pintu ruangan Yuri perlahan dan menemukan Minyoung dan kepala sekolah TK disana. "Mianhamnida, Mr. Cho. Saya ingin mengantar Minyoung karena seperti biasa, setelah jam istirahat, ia selalu bermain bersama Ms. Kwon." ucap Ms. Cha pelan.

  Kyuhyun hanya mengangguk sedikit. Minyoung berlari masuk dan berdiri di sebelah Yuri. "Daddy, mengapa mommy tidak bergerak sama sekali?" tanya Minyoung bingung. Ms. Cha hanya membungkuk lalu meninggalkan ruangan itu. "Mommy sedang beristirahat, Minyoung. Ia baru selesai meminum obatnya." jawab Kyuhyun.

***

  Yuri melangkahkan kakinya keluar sekolah, dengan Kyuhyun disebelahnya dan Minyoung di depannya sedang melompat dengan gembira. Sesekali Kyuhyun memegang tangan Yuri agar tidak terjatuh seperti saat sedang menaiki tangga dll. 

  Di dalam mobil, kini Yuri yang duduk di depan dan Minyoung di belakang. Jalanan terlihat begitu padat entah mengapa. Sepertinya ada kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Minyoung tertidur di kursi belakang sedangkan Yuri hanya menatap kosong jalanan di depannya yang berhenti total.

  Tangan kanan Kyuhyun menyentuh tangan kiri Yuri. Menggenggamnya erat. "Kau selalu memakai cincin itu, Yuri," ucap pria itu. Yuri tak merespon. "Kupikir kau lupa dengan cincin itu?" celetuk Yuri malas. 

  Keduanya saling berpandangan. "Kau berubah.. Yuri. Aku mau kau yang dulu." ucap pria itu lembut sambil mendorong kepala Yuri cepat dan mencium bibirnya. Lalu, pria itu melumat bibir pink Yuri dengan penuh perasaan. Lambat laun, Yuri membalas perlakuan pria itu.

  Setelah cukup lama seperti itu, keduanya akhirnya menyudahi hal itu. Jalanan yang kini mulai bergerak dengan cepat mengantar mereka ke mansion itu. Minyoung yang lelah karena pulang malam langsung tidur. Sedangkan Yuri dan Kyuhyun menyantap makan malam mereka bersama Mr. dan Mrs. Cho.

  "Yuri-ah.. kau tidak apa - apa kan hari ini?" tanya wanita tua itu cemas.

  Yuri menatap Kyuhyun ragu lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Ne, aku baik - baik saja," jawab Yuri lembut sambil memotong daging di piringnya itu.

  "Eomma.. appa.. Yuri kembali."

   Pria itu tersenyum tipis, membuat kedua orangtuanya menghentikan kegiatan makan malam mereka. "Syukurlah... aku senang mendengarnya," ucap Mr. Cho sambil memeluk sang istri. "Tetapi.. aku masih perlu belajar, menyayangi Minyoung," sahut Yuri pelan. Mrs. Cho mengangguk. "Kau sudah selesai makan, Yuri ? Ikut eomma  ke perpustakaan," ucap wanita itu.

  Yuri mengangguk lalu meninggalkan kedua pria itu di meja makan. Ia dan ibu mertuanya itu duduk di perpustakaan rumah berdua.

 "Yuri.. eommeonim tahu keputusanmu berat. Seperti saat kami tahu keberadaan Minyoung dulu, kami membencinya. Namun, kenyataan bahwa dia adalah anak Kyuhyun tak bisa dipungkiri lagi. Setelah kau meninggalkan rumah, Kyuhyun semakin hancur. Dia tak keluar dari rumah hampir satu bulan lamanya," cerita Mrs. Cho.

  Kepala sekolah itu terdiam mendengarkan cerita ibunya itu.

  "Kyuhyun berubah sejak saat itu. Kau tahu seluruh karyawan di perusahaannya menjadi korban dari amarahnya  Dia memaki mereka satu persatu, mengatakan bahwa mereka tidak berguna," ucap Mrs. Cho. "Hingga kemarin, saat dia menemukanmu, dia berubah. Kembali seperti dulu," sambungnya.

"Dia menyesal mengusirmu dari rumah, Yuri. Kyuhyun tak pernah keluar malam lagi kecuali ada pekerjaan mendesak."

  Yuri hanya diam. "Tetaplah disampingnya, Yuri. Kau adalah jantung dan pusat dari hidupnya. Dia bisa mati tanpamu."

  Sedangkan itu, di meja makan, Kyuhyun mendengarkan nasihat sang ayah.

  "Kyu, kini Yuri sudah kembali. Jangan sia-siakan kesempatan keduamu yang satu ini. Dia sudah cukup tersakiti karena kata - katamu sewaktu Minyoung tiba di rumah ini, Kyu." nasihat sang ayah. Kyuhyun mengangguk.

  "Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan wanita sebaik Yuri yang tak mengincar hartamu, atau semua yang kau miliki. Ia menemanimu baik dalam suka maupun duka." sambung pria tua itu sambil tersenyum ke sang putra.

  "Naiklah.. temani Yuri tidur. Kau tak pernah melakukannya, bukan? Dulu, kau lebih sering tidur di ruang tamu karena pulang malam dan takut Yuri mengetahuinya." ucap sang ayah. Kyuhyun menurut lalu meninggalkan ruang makan menuju kamarnya di lantai dua.

  Ia membuka pintu dan melihat Yuri sudah memejamkan matanya sambil memeluk guling di bawah selimut putih yang tebal itu.

  "Tidurlah, Mrs. Choku." bisik pria itu sambil naik ke atas kasur dan memeluk Yuri erat. Pertama kalinya pria itu tidur bersama Yuri dalam satu ranjang selain malam pertama mereka.

To Be Continued .

Years With(out) YouDär berättelser lever. Upptäck nu