Years With(out) You - The 1st Chapter

1.4K 84 2
                                    

  "Kwon Yuri, kau sudah dengar kabar itu?"

  Yuri menggelengkan kepalanya pelan. "Sebaiknya ini menjadi kabar baik untukmu. Mungkin lebih tepatnya kado ulang tahun untukmu, Yul!" ucap Taeyeon bersemangat. Guru matematika itu tak pernah se-ceria ini sebelumnya dan Yuri tahu, ada hal besar yang akan dikatakan wanita di depannya ini.

  "Kalau begitu, kau bisa mulai mengatakannya sekarang sebelum membuatku kesal karena terus dihantui rasa bertanya-tanya, Taeyeon," sahut Yuri lembut sambil membaca buku pelajaran bahasa inggris, pelajaran yang ia ajarkan di sekolah internasional ini.

  Taeyeon duduk di depan Yuri lalu tersenyum. "Mr. Kim sudah menjual sekolah ini ke salah satu perusahaan ternama di Korea Selatan! Besok akan ada makan malam dengan pemilik perusahaan itu. Sebaiknya kau berdandan dengan cantik agar bisa menarik perhatian pria itu, Yul. jawab Taeyeon. Yuri langsung menutup bukunya dan menatap teman kerjanya itu tidak percaya.

  "Benarkah? Wah, ini kabar yang amat sangat bagus, Taeyeon. Akhirnya sekolah ini tidak jadi ditutup karena permasalahan pribadi Mr. Kim," ujar Yuri ceria. "Perlu diingat aku tidak tertarik dengan hubungan apapun, Taeyeon. Memang perusahaan mana dan siapa CEO-nya?" tanya Yuri sambil menyambung apa yang sudah ia ucapkan sebelumnya.

  Taeyeon mengendikkan kedua bahunya. "Entahlah. Tidak ada pemberitahuan mengenai perusahaan mana yang sudah menyelamatkan sekolah kita. Mungkin saja CC Company dengan CEO  tampannya, Choi Siwon." Taeyeon menjawab asal.

  "Ckckckck..."

  "Minyoung-ah, kau disana rupanya. Kemarilah!" ujar Yuri sambil menunjuk kursi di sebelah Taeyeon dengan ibu jarinya. "Mommy dan Ms. Kim senang sekali bergosip." komentar gadis cilik berusia 6 tahun itu. Yuri tertawa kecil. "Mommy tidak bergosip, Ms. Kim yang bergosip." ucap Yuri, membela dirinya sambil memangku Minyoung yang menolak untuk duduk di sebelah Taeyeon.

  Taeyeon hanya menatap Minyoung dengan tatapan pura - pura sinis lalu mengingatkan Yuri. "Jam tujuh malam di Grand Restaurant dekat Gangnam, Yul,". Yuri hanya mengangguk dan mencatatnya di note kecil saat Taeyeon meninggalkan ruangannya.

"MINYOUNG!"

  Seorang wanita masuk ke dalam Yuri dengan deru nafas tak beraturan. Keduanya menoleh ke arah wanita itu lalu tertawa kecil. "Yak! Minyoung! Kalau kau terus ke SMP dan mengganggu Ms. Kwon, Ms. Cha tidak akan ragu menghubungi ayahmu," ucap kepala sekolah TK, Ms. Cha. 

  "Sudahlah, Ms. Cha. Tidak apa-apa. Biar aku yang mengurusnya. Lagipula, Minyoung selalu datang setelah istirahat dan aku tak ada jadwal mengajar setelah jam istirahat. Dia juga tidak merepotkan," kata Yuri sambil memandang Minyoung yang memeluk Yuri takut. "Tapi, Yul.. dia anak TK, bukan SMP. Kau kepala sekolah, tidak seharusnya mengurus Minyoung," ucap wanita itu.

  Yuri menatap temannya dengan tatapan yang mengisyaratkan 'Segera pergi. Aku tidak apa - apa dengannya. dia manis,'. Wanita yang lebih muda dari Yuri setahun itupun akhirnya mengalah dan meninggalkan ruangan kepala sekolah SMP, membiarkan muridnya dengan Yuri.

  Semua mengenal Yuri sebagai wanita cantik dan berprestasi. Kemampuannya dalam debat jangan diremehkan. Ia adalah sosok yang tegas dan disiplin. Tidak segan memarahi murid jika salah. Hatinya lembut dan baik. Tak jarang karena sifat tegasnya itu, murid - murid membencinya. Bahkan di SMP sendiri, ada suatu kelompok yang dikhususkan untuk membenci Yuri. Lucu, bukan?

  "Mommy, Minyoung haus." ucap anak itu.

  Yuri tersenyum tipis. Ia meraih gelas kaca berisi air mineralnya ke Minyoung dan membantunya memegang gelas itu agar tidak jatuh. Setelah beberapa teguk, gelas itu dijauhkan dari Minyoung. Wanita itu meletakkan gelas itu ke atas meja sambil menatap Minyoung. "Sudah?" tanyanya pelan.

  "Sudah, mom," jawab Minyoung ceria. "Mau cemilan?" tanya Yuri sambil menyodorkan gadis cilik itu wafer coklat. Minyoung mengangguk lalu segera mengambilnya dari tangan Yuri. "Minyoung duduk sambil menonton TV, iya? Mommy harus menyelesaikan tugas mommy dulu." ucap Yuri sambil mencium pipi anak itu.

  "Ne, mommy,"

  Gadis itu berlari ke sofa dan menyalakan TV di ruang kerja Yuri. Tangannya menekan tombol di remote berkali - kali, mencari saluran anak - anak dan program yang disukainya; scooby-doo. Hampir tiga puluh menit dilanda keheningan tanpa komunikasi sama sekali antara gadis cilik itu dengan Yuri. Minyoung langsung menoleh ketika Yuri menjatuhkan gelas tanpa sengaja ke lantai. Tangannya memegangi kepala yang sakit.

  "Mommy, gwaenchana?" tanya Minyoung takut. "Minyoung.. kau pintar... Mintakan staff administrasi obat cadangan.." ucap wanita itu pelan. Minyoung langsung membuka pintu ruangan Yuri dan memanggil seorang staff yang sedang sibuk di depan layar komputer.

  "Staff-nim, tolong mommy. Mommy meminta obatnya. Dia kesakitan," ucap Minyoung sambil menangis. Seluruh staff yang mendengar itu langsung berdiri. Salah satu mengambil obat dari sebuah laci dan berlari masuk ke dalam ruangan Yuri, yang berada di dalam ruang administrasi. Wanita itu membantu Yuri meminum obatnya dan meminumkan air.

  "Minyoung, ayo kembali ke TK. Mommy sedang sakit," ucap seorang staff administrasi. "Tapi mommy sedang sakit. Minyoung ingin bersama mommy," tangis gadis itu. Staff itu menggendong Minyoung paksa. "Mianhae, Minyoung. Dia memang benar - benar sedang tidak sehat. Hari Senin, Minyoung dapat kembali dengan mommy, ne?" ucap wanita itu sambil melangkahkan kakinya ke gedung TK yang tidak jauh dari gedung SMP.

  Sementara itu, Yuri masih kesakitan. Kepalanya terasa begitu pusing. "Ms. Kwon, jika kau tidak tahan, maka akan saya panggilkan petugas klinik sekolah." ucap staff bernama Hyeyoung itu. Yuri menggeleng. "Ini hanya kurang istirahat saja. Biarkan aku sendiri, Hyeyoung. Aku tak apa," jawab Yuri lemah.

  Hyeyoung menuruti kata - kata wanita itu dan meninggalkan kepala sekolah itu di ruangannya. Tangan Yuri mencengkeram pegangan kursinya keras sebelum ia merasa sedikit tenang karena sakit di kepalanya itu menghilang begitu saja. Yuri mengatur nafasnya sebelum kembali meneguk segelas air untuk menenangkan dirinya.

To Be Continued

Years With(out) YouWhere stories live. Discover now