Years With(out) You - The 4th Chapter

634 61 0
                                    

  "Mommy, Minyoung sangat merindukan mommy," ucap gadis kecil itu sambil memeluk Yuri erat. Yuri memeluk Minyoung begitu erat. Entah perasaan apa yang ada di dalam hatinya, ia sangat menyayangi gadis ini. Murid dari section lain. Bahkan Yuri tak tahu siapa orangtua dari anak ini.

  "Minyoung, ada hadiah yang mommy belikan untukmu. Ayo ke ruangan mommy!"

  Minyoung berlari masuk ke ruang tata usaha diikuti Yuri yang melangkah santai di belakangnya. "Minyoung, jangan lari - lari!" ucap salah satu staff administrasi yang hanya dijawab dengan senyuman Yuri. Wanita itu membuka pintu ruangannya yang berada tepat di sebelah meja tempat para staff administrasi bekerja, mempersilahkan gadis itu masuk.

  Yuri mengambil sesuatu dari balik mejanya. Sebuah plastik berisi kotak besar yang tertutup kertas kado. "Ini untuk Minyoung," ucap Yuri lembut. Gadis itu duduk di sofa putih ruangan Yuri dan membuka hadiah dari Yuri dengan cepat, sehingga robekan kertas kado itu dimana - mana.

  "Wah.. boneka panda! Thank you, mom,"

  Minyoung memeluk dan mencium Yuri sebelum ia terbatuk - batuk cukup keras, membuat Yuri melepas pelukan itu dan memastikan keadaan Minyoung. "Kau sakit, sayang?" tanya Yuri cemas. 

  Gadis itu tak menjawab. "Mom...my.." lirihnya sebelum terjatuh tak sadarkan diri di pelukan Yuri yang sedang berjongkok. "Minyoung, jawab mommy. Minyoung, ayo Minyoung!" ucap Yuri panik. Wanita itu menggendong putri 'angkat'nya itu keluar ruangan.

  "Haejin! Hubungi orangtua Minyoung! Hubungi TK dan Ms. Cha!" kata Yuri dengan nada yang mulai meninggi.

  Yuri menoleh ke Minyoung dan memeriksa anak itu. "Minyoung... tolonglah.. Kau baik - baik saja, kan?" tanya Yuri sambil mengusap pipi Minyoung dengan ibu jarinya. 

  "Ada apa dengannya, Ms. Kwon?" tanya Haejin cepat.

  "Dia tidak sadarkan diri secara mendadak. Aku tak tahu kenapa dia seperti ini. Cepat beritahu mereka, staff klinik. Semuanya yang dapat menolongnya," jawab Yuri panik. Staff administrasi bernama Haejin itu mengangguk. Jari telunjuk kanannya mulai menekan beberapa tombol betuliskan nomor diatasnya; menghubungi semua orang yang bersangkutan mengenai anak yang berada di gendongan Yuri saat ini.

***

  "Ms. Kwon.. Tenanglah sedikit."

  Ms. Cha berusaha menenangkan Yuri, rekan sesama kepala sekolah di sekolah itu. Sedari tadi, Yuri hanya bisa menangis di depan ruang unit gawat darurat. Wanita itu memeluk boneka panda yang diberikannya ke Minyoung sambil terisak.

  "Kau bukan ibunya, Ms. Kwon. Tak perlu sampai sepanik dan sesedih ini, bukan? Aku tahu kau memang dekat dengannya." ucap kepala sekolah TK itu. Yuri tak menjawab dan masih menangis. Wanita itu takut ditinggal. Wanita itu masih ingin bahagia. Yuri tak ingin semuanya terjadi lagi dan kebahagiaannya direnggut begitu saja.

  Ms. Cha lalu menjauh sebentar ketika ada panggilan telepon masuk.

  "Bagaimana kondisinya, Ms. Cha?"

  "Kami belum tahu, Mr. Minyoung belum keluar sedari tadi,"

  "Apakah kau sedang bersama seseorang ?"

  "Ne, seorang guru lain."

  "Saya akan segera tiba."

  Sambungan itu langsung terputus seketika, membuat kepala sekolah TK itu menoleh ke arah Yuri sendu. Kau bukan ibunya, tapi kau begitu menyayanginya, Ms. Kwon. Aku tak menyangka hubungan batin antara kau dengan Minyoung cukup kuat, batin Ms. Cha. 

  "Apakah kau mempunyai masa lalu yang begitu gelap dan suram hingga membuatmu trauma akan cinta, Ms. Kwon? Hingga kau memutuskan untuk hidup dalam kesendirian?" gumam wanita itu pelan.

  Tak lama, terdengar suara pintu unit gawat darurat terbuka. Yuri adalah orang pertama yang langsung berlari mendekati tempat tidur yang membawa Minyoung. "Bagaimana, dokter? Tolong kabarkan berita baik." tanya Yuri.

  "Minyoung.. ia menghirup terlalu banyak zat kimia keras yang menyakiti saluran pernafasannya. Selain itu, ia juga jarang makan tepat waktu. Saya sarankan agar lingkungannya lebih diperhatikan." jawab dokter itu.

  Yuri bernafas lega mendengarnya. Ms. Cha hanya bisa mengangguk mendengar ucapan dokter itu disebelah Yuri. Kedua wanita itu segera masuk ke dalam ruangan rawat inap dan menunggu orangtua gadis itu tiba.

  "Lihat... dia gadis yang kuat, Yuri. Minyoung bisa melewati semua ini. Jangan berpikiran negatif, Yuri," kata Ms. Cha pelan sambil menepuk pelan pundak Yuri. Mata kepala sekolah SMP itu masih tertuju kepada Minyoung yang berbaring lemah diatas kasur dengn segala peralatan medis yang pasti menyakitkan bagi anak seusianya.

  "Minyoung, sayang.. Sakitkah?" tanya Yuri pelan sambil mengusap kepala Minyoung yang masih belum sadarkan diri dari pengaruh obat biusnya itu. Bibir Yuri mencium dahi gadis itu lembut. 

  "Ms. Kwon, istirahatlah sebentar. Kau sudah mondar - mandir sedari tadi tanpa henti sejak pertama kali Minyoung tak sadarkan diri. Minum dan makanlah dulu," ujar Ms. Cha sambil memberikan sebotol air mineral dan juga beberapa snack seperti roti dan pisang. "Ingat, tubuhmu sendiri masih tergolong lemah." sambung Ms. Cha.

  Yuri duduk di atas sofa yang ada pelan. Ia memutar tutup botol itu ke kanan. Begitu terbuka, ia langsung meneguk air di botol itu hingga habis. "Kau sudah meminum obatmu, Ms. Kwon?" tanya Ms. Cha. Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Obatku di kantor. Biarlah. Terlewat sedikit tidak akan ada masalah, Ms. Cha," jawab Yuri pelan.

  Suara wanita itu terdengar berbeda dari sebelumnya; entah karena faktor air yang diminumnya barusan atau pendengaran Ms. Cha yang kurang baik atau memang benar - benar suaranya berubah. "Kau menyayanginya dengan sangat, ne?" tanya wanita itu. 

  "Dia seperti malaikat yang hadir dalam hidupku." jawab Yuri pelan. Mata Yuri masih tetap tertuju kepada Minyoung diatas tempat tidur itu yang diselimuti dengan selimut berwarna hijau tosca itu.

  "Dimana orangtua Minyoung ?" tanya Yuri. Ms. Cha mengendikkan bahunya, tanda ia tidak tahu sama sekali dimana orangtua anak itu saat ini. "Aku tidak tahu sama sekali, Ms. Kwon. Ayahnya hanya mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit ini," jawab wanita itu. "Mungkin telat.".

  Yuri menghela nafasnya kasar. Boneka panda yang dipeluknya sejak tadi akhirnya diletakkannya di atas tepat tidur, tepat disebelah Minyoung yang sedang tertidur. Wajah gadis itu masih terlihat cantik walau sedang sakit seperti ini.

  Tok tok tok..

  "Ne?" 

  Ms. Cha membukakan pintu ruangan itu lalu membungkuk hormat melihat pria itu. "Dimana putri saya, Minyoung?" tanya pria itu cepat. Dari nada suaranya, dapat di dengar kepanikan pria itu.

  Yuri berdiri dan membungkuk kepada ayah dari Minyoung. Keduanya menatap satu sama lain terkejut. 

  "Ini adalah Ms. Kwon, kepala sekolah SMP. Ia adalah wanita yang selama ini dibicarakan Minyoung dengan sebutan 'mommy'. Kebetulan saat kejadian, Minyoung sedang bersama...."

  "Kwon Yuri, apa yang kau perbuat kepada anakku?"

  "Cho Kyuhyun, kau pikir aku pembunuh?"

To Be Continued.

Years With(out) YouWhere stories live. Discover now