Years With(out) You - The 6th Chapter

617 59 0
                                    

  Lima hari setelah kejadian itu. Minyoung dengan kondisinya yang cepat membaik diperbolehkan pulang keesokan harinya sedangkan Yuri, kepala sekolah itu, dilarang keras meninggalkan rumah sakit karena kondisinya yang sempat turun drastis di hari ketiga.

  "Yuri, bagaimana kondisimu hari ini?" tanya Kyuhyun datar. Wanita itu hanya diam membelakangi Kyuhyun. Tak lama, terdengar suara pintu dibuka. Menampakkan pria berjas putih; dr. Hwang. 

  "Bagaimana kondisinya? Dia tak mau menjawab," tanya Kyuhyun ke dr. Hwang, sedikit menyindir Yuri. Pria itu hanya tersenyum tipis melihat tingkah kedua orang di depannya ini. "Dia baik - baik saja. Hanya saja, Yuri belum mampu berdiri dengan kuat dan sesekali pusing di kepalanya muncul." jawab dr. Hwang santai.

  "Baiklah, aku pergi sekarang." ucap Kyuhyun lalu segera meninggalkan kamar inap itu, meninggalkan dr. Hwang dan Yuri berdua di dalam sana. Wanita itu membalikkan tubuhnya. Tatapannya kosong.

  "Aku tahu kau masih mencintainya, Yuri. Bukankah begitu?" tanya dr. Hwang ramah. Yuri hanya menatap dokter itu dengan tatapan malasnya. "Jangan membahas itu lagi, aku muak." jawabnya ketus. 

  "Baiklah.. langsung saja ke pertanyaan mengenai fisikmu hari ini. Semoga kau bisa cepat pulang, Yuri. Ada beberapa kiriman dari murid dan rekan - rekanmu di sekolah."

***

  11.45.

  Pria itu baru saja menginjakkan kakinya di mansion keluarganya ini. Terlihat sang ibu berlari ke arahnya dan mengajaknya duduk di sofa ruang tamu bersama sang ayah. "Kau selalu pulang malam, Kyu. Belakangan ini kau sering meninggalkan kantor tanpa alasan yang jelas." ucap Mrs. Cho.

  "Lihat pukul berapa sekarang ini? Mengapa kau hampir empat kali ke rumah sakit belakangan ini?" tanya Mr. Cho. Kyuhyun hanya diam. Ia mempertimbangkan apakah benar-benar harus menjawab pertanyaan kedua orangtuanya dengan jujur atau haruskah ia berbohong mengenai kebiasaannya belakangan hari ini.

  "Aku pergi ke rumah sakit untuk menemui Yuri.."

  Kedua orangtuanya saling bertatapan, tak paham dengan apa yang baru saja diucapkan oleh sang anak. Jawaban yang sedikit ambigu, membuat mereka harus mencerna lagi apa yang dimaksud oleh Kyuhyun.

  "Yuri siapa? Kekasihmu yang baru.. atau..."

  "Kwon Yuri. Istriku." jawab Kyuhyun. Mrs. Cho terlihat terkejut. Ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya. "Ada apa dengannya di rumah sakit, Kyu? Apakah penyakitnya yang selalu datang setiap banyak pikiran itu kembali?" tanya wanita itu khawatir.

  Kepala Kyuhyun mengangguk. "Ne, benar. Dia adalah mommy yang selalu dibicarakan Minyoung. Kepala sekolah SMP itu adalah Yuri. Saat kejadian itu, kebetulan Minyoung sedang bermain bersama Yuri dan dia datang ke rumah sakit mengantar Minyoung. Lalu, ada permasalahan kecil dan kita bertengkar hebat." jawab Kyuhyun panjang lebar.

  "Dan sudah pasti.. setelah itu penyakitnya kambuh. Bukan begitu, Kyu?" tanya sang ayah. Kyuhyun mengangguk pelan. "Selama ini aku cari dia. Aku ingin memperbaiki semuanya, eomma, appa. Dia tak terlihat seperti dulu. Ia begitu dingin." jawab Kyuhyun pasrah. "Well.. itu masalahmu, Kyu. Sudah eomma katakan dulu agar jangan terbawa emosi atau akibatnya fatal." jawab Mrs. Cho sambil menepuk pelan pundak putranya itu.

  "Tidurlah, Kyu. Sudah malam. Kau harus bekerja besok." Mr. Cho memberitahu sang anak dan mengajak sang istri kembali ke kamar.

  Kaki pria itu melangkah menuju kamar Minyoung. "Kau.. memang benar kata Yuri dan juga ibu kandungmu, young.." ucap Kyuhyun pelan. "Kalau kau tak ada di dunia ini, maka semuanya tak akan menjadi begitu rumit," sambungnya sebelum kembali menutup pintu dan masuk ke kamarnya untuk beristirahat, walau pikirannya masih tertuju kepada Yuri.

  Keesokan paginya, seluruh anggota keluarga sedang sarapan di meja makan, kecuali Cho Ahra, anak sulung dari pasangan itu yang kini sudah berkeluarga dan berada di Jepang. "Minyoung.." panggil Kyuhyun. Gadis kecil itu menoleh sedangkan kedua orangtuanya terus melanjutkan makan paginya.

  "Mulai hari ini.. tolong jauhi mommymu,"

  Kalimat itu membuat Mr. Cho, Mrs. Cho, dan juga Minyoung hampir tersedak makanan mereka sendiri. "Kyu.. tapi Yuri sangat menyayanginya. Begitupun sebaliknya.." sela Mrs. Cho tidak tega. Mata Minyoung kini mulai digenangi airmata. "Jika kau sayang dengan daddy, maka jangan mendekat dengan mommymu." ucap pria itu dingin.

  Kyuhyun meninggalkan meja makan terlebih dahulu. Meninggalkan Minyoung yang menangis dan sedang berusaha ditenangkan oleh kedua nenek kakeknya. "Grandma.. waeyo? Kenapa Minyoung tidak boleh bersama mommy?" tangis anak itu. "Suatu saat mungkin kau akan mengerti mengapa daddy-mu melarangmu, Minyoung.." jawab Mrs. Cho tidak tega sambil menghapus airmata Minyoung.

  "Kyu.. bukan begini caranya." gumam wanita itu cemas dengan keputusan yang baru saja diambil Kyuhyun.

  "Minyoung, turuti saja apa kata daddy, ne?" ucap Mr. Cho pelan. "Daddy memang terlihat kejam, tapi Minyoung harus tahu kalau daddy selalu mempunyai alasan yang baik di balik itu. Bisa saja mommy itu jahat, Minyoung tidak tahu, kan?" sambung sang kakek lembut.

  Gadis itu justru berlari meninggalkan kedua kakek neneknya. Menghampiri sang ayah yang sudah duduk di dalam mobil mewah berwarna hitam itu. Sekolah.

  "Kita harus melakukan sesuatu untuk Kyuhyun dan Minyoung.."

***

  Hari sudah siang, keadaan Yuri yang semakin membaik walau masih belum dapat berjalan dengan baik sudah ditanggapi dr. Hwang. Pria itu memperkirakan kepulangan Yuri sekitar dua atau tiga hari lagi. Namun, kali ini, wanita itu dibuat bingung. Ia terbangun di kamar inap mansion Kyuhyun yang ia ingat jelas, bukan di rumah sakit.

  Sudah berapa kali Yuri mengusap kedua matanya, memastikan ini bukan mimpi maupun halusinasi. Ini nyata dan membuat Yuri panik, juga takut. Kapan ia berpindah tempat ? Mengapa ia bisa berada disini? Dengan apa? Siapa ?

  "Yuri-ah.."

  Air wajah Yuri berubah seketika mendengar suara yang begitu dirindukannya. Kepalanya menoleh ke kiri dan melihat ibu mertuanya sedang duduk menatapnya. Disebelahnya berdiri ayah dari Kyuhyun yang kini sudah berkeriput.

  "Eommeonim yang membawamu kesini. Kita berdua sangat merindukanmu, sayang. Sejak kejadian itu, kami mencarimu kemana-mana, namun ternyata takdir berkata lain. Justru Minyoung yang menemukanmu.." ucap wanita itu pelan sambil mengusap pelan lengan Yuri.

   "Kata dr. Hwang, kau sudah tidak perlu memakai infusmu lagi. Kau sudah sehat, hanya perlu waktu untuk berjalan seperti biasa."

 Yuri hanya mengangguk pelan.

  "Oh iya, Yuri.."

  "Ne?"

  "Apakah kau ingin kembali kesini?"

To Be Continued.

Years With(out) YouOù les histoires vivent. Découvrez maintenant