Years With(out) You - The 2nd Chapter

757 72 2
                                    

  Seluruh guru kini sudah berkumpul di acara makan malam itu. Mereka bukan membicarakan CEO yang mengundang mereka makan malam, tetapi Kwon Yuri. Kepala sekolah itu kemarin harus pulang lebih awal karena kondisi tubuhnya yang buruk. Padahal, mereka sudah merencanakan sesuatu untuk wanita yang dikenal dengan ucapan favoritnya, "Aku lebih senang sendiri,".

  Seluruh kepala sekolah hadir dengan gaun dan tuksedo terbaiknya. Hanya Yuri yang masih belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Handphonenya tidak aktif. Email tak dijawab. Mau bagaimana lagi ? Mereka cemas dengan keadaan Yuri yang cukup sering bolak-balik rumah sakit tanpa memberitahu seorang pun teman atau rekan kerjanya.

  "CEO sudah tiba," ucap seorang pelayan, memberitahu seisi ruangan itu. Disaat itulah, Yuri baru saja menampakkan dirinya setelah kehadirannya ditunggu-tunggu semua orang. Wajahnya masih terlihat sedikit pucat dan cara jalannya begitu pelan. Ia adalah satu - satunya yang memakai rok span, kemeja, heels hitam, dan blazer hitamnya, membuat seluruh guru berpikir Yuri salah kostum.

  Yoona berbisik pelan ke Yuri. "Unnie, kau duduk saja. Aku tak mau ambil resiko kau pingsan disaat - saat penting seperti ini,". Yuri menoleh lalu hanya tersenyum. Pintu ruangan itu terbuka sekali lagi, menampilkan pria tampan dan tinggi. Terlihat begitu rapi. Kedua mata Yuri bertemu dengan pria itu. Pria itu diam, menatap wanita itu sedikit terkejut sedangkan wajah Yuri sudah pucat.

  Pria itu duduk di kursinya —di ujung dan tengah—. "Selamat malam, saya Cho Kyuhyun. CEO dari Cho Corporation yang mengambil alih Seoul International Arts High School," ucap pria itu datar. Ia menatap seluruh guru yang ada. "Tolong masing - masing section memperkenalkan diri." ucap pria itu dingin. Pandangannya sudah menatap seseorang yang sangat ia kenal.

  "Cha Hyemin, kepala sekolah TK."

  "Song Qian, kepala sekolah SD."

  "Kwon Yuri, kepala sekolah SMP."

  "Choi Hyukjin, kepala sekolah SMA."

  Keempat kepala sekolah membungkukkan tubuhnya sedikit lalu kembali ke posisi mereka seperti semula. Yuri hanya diam saja. Ia tak banyak bicara dan justru memancing teman-temannya untuk bertanya.

  "Yuri, kau baik - baik saja?" tanya Sooyoung. Kepala wanita itu dianggukkan pelan. "Mungkin bisa kita mulai makan malamnya." ucap pria itu ke salah satu pelayan. Tak lama, seluruh makanan sudah terhidang di hadapan para guru dan CEO itu sendiri. Tak ada suara yang ditimbulkan sama sekali dari guru dan CEO itu, kecuali Yuri.

  Suara sendok dan garpu yang beradu terdengar jelas, membuat semua perhatian tertuju kepadanya. "Ms. Kwon, kau baik - baik saja " tanya Victoria atau Song Qian, kepala sekolah SD itu cemas. "Wajahmu pucat, Yuri." ucap Yoona. Wanita itu mengangguk. Sepasang mata menatapnya tajam, begitu tajam. Namun, terselip tatapan rindu yang tercampur.

  Acara makan malam selesai. Mereka akhirnya dipersilahkan pulang oleh CEO itu. Bukan CEO itu yang seharusnya pulang terlebih dahulu, tapi ia memerintahkan seluruh guru pulang terlebih dahulu. Kyuhyun, pria itu, mengawasi sosok guru sedari tadi. Guru itu melangkah masuk ke dalam kamar kecil unisex. Langkahnya tidak teratur.

  "Kwon Yuri.."

  Wanita itu tak menghiraukan panggilan itu dan tetap melangkah melewatinya. Hati keduanya seperti terasa tertusuk pisau. Tak lama setelah itu, terdengar suara keributan dari arah meja - meja di luar ruangan VVIP.

  Seorang wanita terjatuh tak sadarkan diri di lantai dengan pakaian kerjanya. Kyuhyun langsung berlari dan mengangkat tubuh wanita itu. Yuri. Kwon Yuri yang ada di tangannya saat ini. Tatapan rindu itu begitu mendalam.

  "Seohyun-ssi, panggilkan bodyguard dan suruh mereka cepat mengawalku. Siapkan mobil di depan, keadaan darurat." ucap pria itu. Sang sekretaris hanya mengangguk lalu menghubungi salah satu bodyguard. Tak lama, beberapa pria bertubuh besar masuk dan mengawal pria yang menggendong tubuh lemah kepala sekolah SMP itu masuk ke dalam mobil.

  "Kemana, Mr. Cho?" tanya sang supir.

  "Mansion. Apakah Minyoung sudah bersama noona?" tanya pria itu. "Sudah satu jam yang lalu, Mr. Cho." ucap pria tua yang sedang menyetir mobil. "Seohyun, hubungi dokter pribadiku yang dulu, dr. Hwang. Katakan kepadanya 'kebiasaan dulu kembali lagi'." kata Kyuhyun. Wanita itu mengangguk.

  Pria itu memeriksa suhu tubuh Yuri. Denyut nadinya. Detak jantungnya. Selimut tebal yang terlipat di bangku mobil itu diambilnya, biasanya menemani perjalanan Kyuhyun. Ia selimuti tubuh yang lemah itu. Setelah lima tahun tidak bertemu dengan wanita ini, Kyuhyun berhasil menemukannya.

  "Sial, ada apa denganmu?"

  Pria itu mengambil beberapa lembar tissue ketika darah mengalir dari hidung Yuri. "Bukankah sebaiknya kita membawanya ke rumah sakit, Mr. Cho?" tanya Seohyun pelan, namun ia langsung terdiam ketika supir pribadi Kyuhyun yang sudah bertahun-tahun mengabdi pada keluarga Cho, memberi isyarat kepadanya melalui sebuah tatapan mata.

  Seohyun tahu, supir yang akrab disapa Mr. Park ini lebih tahu daripada dirinya yang baru bekerja disini. Mungkin saja kepala sekolah itu masih merupakan anggota keluarga pria itu, siapa yang tahu tentang itu?

  Mobil mulai masuk ke dalam areal kediaman keluarga Cho. Mansion ini sepi karena Cho Ahra membawa Minyoung ke Daegu sedangkan kedua orangtuanya sedang berada di Jepang untuk keperluan bisnis.

  Setelah satu menit mobil bergerak menyusuri halaman, akhirnya berhenti juga di depan pintu mansion yang besar itu. Pintu dibuka dengan cepat oleh para pelayan. Terlihat dr. Hwang sudah berdiri di depan pintu, menunggu Yuri dan Kyuhyun keluar dengan cemas. Ketika CEO itu keluar sambil membawa Yuri di tangannya, dr. Hwang langsung masuk.

  Kyuhyun berlari ke kamar tamu dan membaringkan Yuri disana. "Ada apa dengannya, Kyu? Bukankah selama lima tahun ini dia tidak pernah ada masalah?" tanya dr. Hwang sambil memeriksa Yuri. "Aku dan Yuri bercerai sudah lima tahun. Itu artinya kami tidak pernah bertemu sama sekali sejak hari itu. Aku tidak tahu keadaannya." jawab pria itu dingin.

  "Apakah dia membawa tasnya?" tanya dr. Hwang. Kyuhyun mengangguk lalu memberikannya kepada pria itu. Tangan dokter itu langsung membongkar isi tas wanita itu. Handphone, dompet dan juga... tas kecil berisi obat-obatan. "Ia mengonsumsi obat yang salah selama lima tahun ini," ucap dr. Hwang semakin panik.

  Dengan stetoskopnya, dokter itu memeriksa seluruh detak jantung hingga tensi darah wanita itu. Kyuhyun diam. Memperhatikan dokter itu memeriksa Yuri. "Kita harus merawat inap dirinya di rumah sakit, Kyu." ucap dr. Hwang. "Tak bisakah ia melakukan rawat jalan?" tanya Kyuhyun dingin. dr. Hwang langsung menghubungi salah satu perawat.

  "Kalian siapkan seluruh keperluan rawat inap. Catatan 5A, no 1C. Itu yang diperlukan. Keadaan darurat!"

  Kyuhyun ditarik sang dokter ke pojok kamar. "Kau tidak memberitahunya tentang obat-obat yang harus dikonsumsinya jika kambuh atau mengawasinya walau dia bukan istrimu lagi?" tanya pria itu. "Aku tidak tahu. Kami bercerai dengan cara yang benar - benar buruk." jawab Kyuhyun seadanya.

  Setelah sepuluh menit menunggu, peralatan itu datang. Jarum infus langsung tertancap pada kulit wanita itu. Masker oksigen dan juga beberapa suntikan dan obat lainnya. "Kyu, kau tak bisa membiarkan Yuri sembarangan seperti itu lagi. Kondisinya saat ini berbahaya," ucap dr. Hwang sambil menatap Yuri yang sedang terbaring di kasur.

  "Tapi dia hanya stress biasa.."

  "Stress biasa atau tidak, tetap saja buruk bagi dirinya, Kyu."

To Be Continued.

Years With(out) YouWhere stories live. Discover now