Part 10

21.8K 1.4K 125
                                    

"Suatu saat nanti bila kita bertemu kembali, bolehkah aku pura-pura tak mengenalmu?."

POSSESSIVE BOYFRIEND

Malam ini sangat membosankan. Biasa nya, disaat malam seperti ini aku sedang chating dengan Al dengan terpaksa. Ya terpaksa, karna entah kenapa aku sangat malas jika chating dengan nya.

Jika tidak dibalas, dia akan terus menerus chat dengan sesekali menelpon. Sekarang aku sangat rindu chat dari Al. Padahal baru kemarin malam aku putus, tapi rasanya seperti sudah berminggu-minggu.

Aku menoleh saat pintu kamar dibuka dengan tiba tiba. Aku sudah hafal, itu pasti bang Dion. Karna hanya dia yang tidak pernah mengetuk pintu terlebih dahulu jika ingin masuk kamar ku.

Bang Dion menampakkan diri nya yang mengenakan kaos oblong beserta celana sedengkul sambil tersenyum meremehkan yang menyebalkan. Aku hanya menatap nya dengan wajah datar.

"Ngapain lo?" Tanya ku saat dia tidak mengucapkan satu patah kata pun sedari tadi.

Aku mengalihkan pandanganku karna malas melihat wajah nya yang menyebalkan.

"Lo putus?"

Bukannya menjawab pertanyaan ku, ia malah menanyaiku balik seolah tidak mendengar pertanyaan ku sebelum nya.
Aku hanya mengangguk malas menjawab pertanyaan nya.

Seketika itu ia tertawa terbahak bahak seperti sangat senang mendengar jawaban ku. Ya Tuhan mengapa engkau mengirimkan kakak seperti bang Dion. Dia sungguh menyebalkan. Bukannya kasian, ini malah tertawa. Aneh bukan? seperti bukan manusia saja.

"Diem lo! Sana pergi kalo lo dateng ke kamar gue cuman buat ngetawain gue" Teriak ku kesal.

"Wetts selo dong" Ujar nya sambil melangkah mendekat.

"STOP! JANGAN DEKET DEKET" Teriak ku lagi tapi kali ini lebih keras sampai bang Dion menutup kedua telinga dengan tangan nya. Setelah itu ia memberhentikan langkah nya.

"Lo galau sampe bolos kuliah?" Tanya nya lagi sambil menahan tawa nya.

"Gak usah sok tau"

"Emang gua tau" Ujar nya percaya diri.

Lalu bang Dion memajukan kepala nya, memperhatikan wajah ku yang tidak menghadap ke arah nya.

"Apa lo liat liat"

"Mata lo sembab amat. Bener berarti kata Mama lo nangis semaleman" Komentar bang Dion sambil melipat kedua tangan nya di didepan dada.

"Lo nyesel?"

Aku menoleh menatap wajah bang Dion yang serius. "Nyesel apaan?"

"Lo nyesel diputusin Al?" Jelas nya.

Mendengar itu aku menghela nafas sambil mengalihkan pandangan dari bang Dion.

"Tau dari mana lo kalo Al yang mutusin?"

"Gak penting gue tau dari mana. Seinget gue lo pernah bilang kalo Al mau putus bikin lo seneng. Sekarang bisa buktiin kalo lo lagi seneng?"

Kalimat bang Dion menusuk hati ku. Aku seperti dipojokkan. Kalimat nya memang benar ada nya. Aku pernah bilang seperti itu. Tetapi kalimat nya begitu kasar seolah tidak ada kalimat lembut lainnya.

Tanpa terasa air mata ku jatuh. Aku menundukkan kepala agar air mata ku tidak terlihat oleh bang Dion.

"Nyesel? Nyesel emang terakhiran, kalo di awal pendaftaran"

"Gua udah pernah bilang jangan sampe nyesel kalo itu terjadi. Dan akhirnya sekarang terjadi dan elo nyesel"

"Lo gak bisa tanggung jawab sama kata kata lo dulu"

Possessive Boyfriendحيث تعيش القصص. اكتشف الآن