Part 9

22.2K 1.5K 186
                                    

"Seseorang yang telah dilepaskan, akan sulit untuk diraih kembali."

POSSESSIVE BOYFRIEND

Dua menit kami sama sama terdiam. Aku menghembuskan nafas bersiap melanjutkan kata kata ku.

"Kita putus."

Sebelum aku melanjutkan kata kata ku. Al sudah berkata terlebih dahulu.

Ini seperti mimpi. Apakah aku tidak salah mendengar ucapan nya. Suara itu sangat jelas terdengar oleh kedua telinga ku. Suara Al dengan nada datar.

Aku kaget. Dengan susah payah aku ingin mengeluarkan kalimat seperti itu. Tetapi terus menerus gagal. Dan sekarang Al lah yang mengeluarkan kalimat itu dengan enteng.

Seharusnya aku senang.

Seharusnya aku merasa lega. Karna Al lah yang melepaskan ku duluan.

Tetapi,
Hati ku terasa berbeda.

Hati ku terasa seperti tergores oleh pisau yang sangat tajam.

Aku tidak menyangka. Mulut Al lah yang akan mengeluarkan kalimat seperti itu. Bukan mulut ku.

Aku mendongak menatap wajah Al yang sedang menatap ku serius dengan wajah datar dan dingin nya. Seakan aura dingin nya melebihi suasana dingin malam ini.

"Ka..mu mutu..sin aku?" Tanya ku terbata seraya menangis sesegukan.

"Aku pikir kamu gak bakal ngelepasin aku, Al." Aku menggelengkan kepala pelan. "Ternyata tebakan aku salah."

"Karna masalah sepele, kamu tega-tega nya ngomong kasar ke aku dan mutusin aku."

Tiba tiba saja air mata yang tadi nya terus menerus menetes di pipi ku berhenti. Aku menatap kecewa Al seraya tersenyum lembut.

"Memang itu yang aku mau. Makasih" Ujar ku tanpa melepaskan senyuman ku. senyuman kecewa.

Setelah menyelesaikan kalimat itu, aku langsung bergegas keluar dari mobil mantan kekasih ku. Dan saat itu juga air mata menetes dengan sangat deras nya.

Aku membuka pintu dengan tangan kiri yang menutup setengah wajah ku dan tangan kanan yang mendorong pintu rumah. Terlihat bang Dion dan papa sedang asyik menonton tv. Aku lewat begitu saja tanpa menoleh.

"Dean"

Seseorang memanggil. Aku sangat hapal dengan suara ini. Suara papa dengan nada lembut nya. Aku berhenti sejenak tanpa menoleh ke arah belakang.

"Kenapa sayang?"

Aku menoleh sambil menutup setengah wajah dengan tangan kanan dan menggeleng sekilas. Lantas langsung berlari menuju kamar ku yang berada di lantai atas.

"Sayang" Terdengar panggilan Mama dari arah dapur. Tetapi aku tetap mengabaikan nya.

Saat ini aku ingin sendiri. Tanpa diganggu oleh siapa pun.

Aku membuka pintu kamar dan menutup nya kembali dengan keras sampai mengeluarkan bunyi. Aku bersender di balik pintu sambil terduduk memeluk kedua kaki ku dengan kepala yang menunduk. Seketika tangisan ku meledak dengan deras nya.

Suara Al terus menerus terdengar di telinga ku. Bagaikan sebuah alarm yang tak henti henti nya bersuara. Tetapi alarm kali ini tidak bisa diberhentikan begitu saja. Seolah tidak ada yang bisa memberhentikan nya.

"AKU BENCI KAMU, AL." Teriak ku di dalam kamar.

•••••

Jam menunjukan pukul setengah sembilan pagi. Saat ini aku sedang berada di kamar ku. Duduk di ranjang sambil memeluk kedua kaki ku.

Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now