#6 T.M : Melepas Ikatan

1.8K 122 1
                                    

"Suatu masa, di mana saat ini merasakan gimana rasanya masuk dalam pori-pori kenangan, bisakah untaian tali kenangan bisa di putusan. Jawabannya ada pada diri Dera, Deralah yang bisa mengubahnya."

*************

Tubuh terasa dingin bagai memasuki lembah salju di kutub utara, hati terasa beku seperti es balok, rasanya dingin begitu menusuk-nusuk tulang sum-sum. Inilah akibat dari eropsi diri yang tak kuasa meninggalkan kenangan indah. Dera pulang dalam keadaan basah kuyup, di sepanjang jalan tadi tak menghiraukan orang-orang menatapnya aneh. Dera melangkah memasuki area apartemen, lalu menaiki lift dan menuju ke kamar apartemennya. 

Linglung, sepertinya dalam kelinglungan itu Dera merasakan kesepian akan hidup, ia kini duduk di ranjangnya dengan penuh kedinginan, ia mulai berfikir tentang arah hidupnya yang benar-benar kacau. Fatamorgana tentang kenangannya semakin mencambuki dirinya, rasanya sudah tak kuat lagi untuk hidup, apa yang harus di lakukannya saat ini, apakah Dera harus memutuskan untuk bunuh diri. Tidak, Tidak akan pernah melakukan hal-hal bodoh yang akan membuatnya menyesal seumur hidup, Dera lekas berdiri dari duduknya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dari sisa-sia air hujan kerinduan.

Waktu ini, dimana tali itu tetap tersambung dalam dirinya, kadang ingin melepas tali itu demi kehidupan yang lebih baik. Itulah keinginan Dera, kini Dera sudah rapi dan wangi, saatnya untuk istirahat dan tidur, ia melangkah ke ranjang, merebahkan tubuhnya sejenak untuk meninggalkan kehidupan kelam. Ia kini sudah merebah di ranjang, segeralah menutup kedua matanya untuk memasuki dunia mimpi. Lalu dalam mimpi Dera, apa yang diinginkannya?

************* 

Taman Cattleya_Jakarta

Siang ini Dera berdiri di tengah jalan sebuah taman, taman yang indah dan mempesona, liukan jalan untuk pejalan kaki yang unik, pepohanan rindang hijau yang indah dan sebuah kubangan sungai kecil di tengah taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini Dera berdiri di tengah jalan sebuah taman, taman yang indah dan mempesona, liukan jalan untuk pejalan kaki yang unik, pepohanan rindang hijau yang indah dan sebuah kubangan sungai kecil di tengah taman. Itulah yang di lihat Dera saat ini, seperti dalam dongeng alice wonderline , Di saat fokus melihat melihat indahnya taman, tiba-tiba ada sesosok orang dari balik belakang Dera memanggil namanya.

"Dera"

Dera terkaget, ia penasaran dengan suara yang di kenalnya, ia lalu membalikan badannya dan melihat orang yang paling di cintainya berada di hadapannya.

"Kau" Tanya Dera dengan wajah tak percaya.

"Ya. Ini aku" Ungkap Dokter Tristan.

"Apakah ini nyata"

"Ya. Nyata" Jawab Dokter Tristan.

"Aku tidak percaya" Ungkap Dera.

Ketika Dera berucap hal seperti itu, tiba-tiba Dokter Tristan melangkah mendekati Dera dan meraih kedua tangannya yang dingin. Dan saat itulah Dokter Tristan mulai berkata lagi untuk menyakinkan keberadaannya adalah nyata.

"Ini aku Tristan. Aku merindukanmu Dera" Senyum Dokter Tristan.

Dera menatap tajam mata Dokter Tristan, wajahnya di kalutkan dan lalu menjawabnya.

"Jika kau adalah kenangan indah itu, tolong lepaskan ikatan tali cinta kita yang terucap sewaktu dulu"

"Apa" Dokter Tristan terkaget, ia mengucapkan dengan keras. matanya menatap tajam mata Dera.

"Ya lepaskanlah sekarang tanganku" Dera meminta agar kedua tangannya di lepas.

"Ok. Jika itu yang kau mau" Dokter Tristan lalu melepaskan kedua tangannya pelan-pelan dan saat itu musim pun berubah pilu.

Tadi awan begitu cerah mempesona, tiba-tiba berubah menjadi mendung dan kilatan petir embuncah-buncah di langit. Sepertinya ada sebuah penolakan spiritual dalam diri Dera, Dera begitu merasakan sakit dan kepedihan mendalam saat kedua tangannya terlepas. saat itu, hujan dingin pun datang membasahi tubuh Dera, sedangkan tubuh Dokter Tristan seperti memudar oleh tumahan air.

Benar saja, apa yang di alami Dera bersama Dokter Tristan hanyalah mimpi.....

Dera terbangun dari tidurnya, nafasnya tersengal, tubuhnya melemah dan merasakan haus dahaga. Dera lekas berdiri dari ranjang dan melangkah menuju ke arah dapur. Di dapur Dera membuka kulkas dan mengambil sebotol minuman dingin, suara cegukan air minum yang masuk tenggorokannya begitu menyegarkan tubuh dan pikiran. Setelah selesai minum, Dera berfikir bahwa dirinya kini bisa mengontrol kenangan yang masuk dalam mimpinya seperti kenyataan.

Dera mendesah kecil, lalu melihat jam di dinding dapur menunjukan pukul 11.00 malam.

********* 
Pagi Hari_

Apa yang selalu di pikirkan saat ini, kadang terasa memedihkan mata saat hati mengiklaskan yang pergi dan ternyata malah kembali. Semua mimpi yang di alami Dera ibarat membuang kucing di lembah hijau nan jauh, namun saat kita kembali kerumah, kucing itu kembali dalam keadaan linglung dan masuk dalam kenangan kita. Seperti itulah yang Dera rasakan saat ini. Tak ada yang mampu menahan kenangan ini, kecuali Sam yang bisa menghentikannya dengan insting psiko.

Pagi ini, aku sadar bahwa Tristan benar-benar membuat Dera hampir Gila. Cintanya besar menghalahkan semesta, hatinya berada pada titik kesetiaan stadium akhir. Dera terbangun dalam keadaan syok, ia lekas berdiri dari duduknya di kasur. Dera bersiap-siap memakai baju jeans dan kemeja, ia lekas menuju ke cafe untuk menemui Sam, kali ini ia benar-benar membutuhkan Sam.

Bersambung_

The Memories (Dera & Tristan) | Trilogi Dera The Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang