18. Christopher's Side Story

115K 8.1K 1.4K
                                    

Alona kembali melirik jam di atas nakas kamarnya sebelum kembali mendesah panjang. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, tetapi Christopher masih belum menunjukkan tanda-tanda jika dia sudah pulang.
Alona sendiri sudah berkali-kali mencoba untuk menghubungi Chris, tapi hasilnya nihil. Bahkan sudah sejak siang ponsel Christoper tidak aktif. Itu membuat Alona tidak mempunyai pilihan lain selain menunggu Christoper di balkon kamar mereka.

"Kau belum tidur, Cherie?"

Alona sedikit terlonjak ketika tiba-tiba Christoper sudah berdiri di ambang pintu balkon. Raut wajah Christoper terlihat lelah ketika menatapnya. Namun kehadiran Christoper sudah mampu untuk membuat Alona menghembuskan napasnya lega. Paling tidak Christoper sudah pulang, dan dia baik-baik saja.

"Kau darimana saja, Chris? Kenapa sampai semalam ini?" Alona bertanya, sementara Christoper memilih untuk membuka dua kancing teratas kemejanya sebelum menjawab.

"Aku di kantor, Al. Menyelesaikan pekerjaanku," jawab Christoper.

Alona mengerutkan kening ragu. "Bukankah tadi siang kau berkata Mommy menyuruhmu menjemput Laurent?" Alona bertanya memastikan. Itu membuat Christoper segera mengangguk untuk membenarkan.

"Iya, setelah itu aku segera pergi ke kantor. Rasanya tidak perlu sekali untukku berlama-lama dengan wanita itu." Christopher mengedikkan bahunya, sementara bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.

Itu membuat Alona menatapnya kecewa. "Jangan seperti itu terus, Chris... Laurent adikmu, tidak semestinya kau bertingkah seperti itu padanya. Itu membuatmu terlihat jahat sekali." Lagi-lagi Alona menasehati Chris, sementara tangannya merapatkan cardigan yang ia pakai karena angin malam menerpa tubuhnya, dan itu membuat Alona menggigil.

"Dia bukan adikku, Cherie... Dia orang asing," ralat Christoper cepat.

"Sebaiknya kau masuk. Angin malam tidak baik untukmu." Perintah Christopher langsung.

Alona tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah Christopher, wanita itu melangkah masuk dan menutup pintu balkon mereka setelahnya.
Setelah Alona memastikan pintunya tertutup dengan benar, baru Alona berjalan ke arah Christoper dan meraih tangannya. Alona berusaha membantu Christoper melepaskan arloji hitam yang lelaki itu pakai sekarang.

"Jangan terlalu membencinya, Chris... Rasa benci hanya akan membuatmu tersiksa sendiri."

Christoper menghela napas panjang mendengar nasihat Alona, sementara matanya menatap Alona lelah. "Sudahlah, Al... Aku sangat lelah. Dan kau, jaga kondisimu... aku tidak suka karena menungguku.... Kau masih belum tidur disaat malam sudah selarut ini."

Alona merengut. "Aku khawatir, karena itu aku belum tidur." Alona membela diri.

"Cepatlah mandi jika kau memang lelah, Chris. Dan lagi, kenapa kau sering sekali mengabaikan perkataanku? Kau memang boleh saja fokus pada pekerjaanmu... Tapi lebih fokuslah pada dirimu, pada kesehatanmu... Aku tidak mau kau sakit hanya kerena terlalu fokus pa—"

"Pada perkerjaan. Aku tahu sayang..." kekeh Christoper pelan. Setelah itu jemari Christoper membelai pipi Alona perlahan, seakan-akan Christoper tengah memegang patung pasir yang rentan sekali hancur ketika tersentuh.

"Aku mandi sekarang, kau segeralah tidur... jangan tunggu aku." Christoper mengatakannya dengan tampang geli. Tapi Alona tahu jika Christoper melakukan ini hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari ceramah Alona.

"Ya sudah, sana mandi," ucap Alona sembari berjinjit dan mengecup pipi Christoper cepat.

Tubuh Christoper langsung kaku. Hanya beberapa detik sebelum postur Christoper kembali seperti sedia kala. Christoper terkekeh pelan.

Christopher's Lover✅ [JENNER#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang