(47) Kehancuran

127 14 3
                                    

Inggris,
Irlandia,
Belanda,
hancur...

Jerman,
Swiss,
Belgia,
Polandia,
hancur...

Spanyol,
Prancis,
Turki,
hancur...

Denmark,
Swedia,
Finlandia,
hancur...

Italia,
Yunani,
Hongaria,
hancur...

Daratan eropa hancur...

Seluruh daratan Eropa telah diserang oleh virus yang jauh lebih kuat dari pada virus yang sebelumnya. Virus itu bertahan jauh lebih lama dan jangkauannya jauh lebih luas. Yang tersisa hanyalah kota-kota kecil dan desa-desa yang jauh dari keramaian. Puluhan juta jiwa telah menjadi korban. Dan sisanya mencoba berlindung ke daerah yang aman seperti ke Afrika.

Kejadiannya tak lama setelah kami berhasil menjemput ari. Sehari setelah ia tiba, Asia juga diserangnya. Seluruh negara bagian di India tak luput dari virus itu. Begitu pula Pakistan, Iran, Irak, Afganistan, Israel, hingga ke Mesir. Tiongkok, Rusia, Korea, Jepang, juga mengalami hal yang sama. Puluhan juta jiwa melayang.

Daratan Amerika Latin serta Australia juga menjadi sasaran virus itu. Jika ditotal, ratusan juta telah menjadi korban. Mungkin saja sampai ke angka satu milyar.

"Mereka yang selamat sebisa mungkin pergi menjauh. Mereka menuju daratan Afrika, Amerika utara dan tengah, Asia tenggara, dan lainnya. PBB tidak bisa berbuat apa-apa. Virus itu telah membunuh lebih dari 500 juta jiwa. Keadaan dunia sudah kacau balau. Ekonomi runtuh." Ucap tuan will saat mengumpulkan kami semua.

Kami semua berkumpul di Malang. Malang menjadi markas besar kami. Beberapa pasukan di setiap provinsi di tarik kembali.

"Markas berpusat di sini. Lainnya ada di Medan, Palangkaraya, Makasar dan satu di Merauke. Sudah bukan saatnya menyebarkan mereka lagi. Kita berkumpul di lima titik itu. Sekarang sudah saatnya perang terbuka. Dalam waktu dekat pasti terjadi." Lanjut tuan will yang sudah tak pernah tersenyum lagi.

Ari tetap berada di rumah terpisah dari kami, namun dengan penjagaan yang ketat. Kami bahkan membuat sebuah lapisan penjagaan yang akan mendeteksi segala niat buruk. Salah satu kemampuan dari anak buah tuan will.

...

Yang aku herankan, mengapa Amerika Utara tak menjadi korban?
Begitu pula Afrika.

"Mungkinkah dia ada di sana?" Tanya moniq.

"Di mana? Afrika?" Jawab Aubrey.

"Yang dia maksud itu Amerika. Dasar bodoh." Sahut andre.

Ketegangan di antara mereka kadang naik dan kadang turun. Tapi tidak pernah sepanas seperti saat kami berada di Mumbai.

"Kalau menurutku. Dia pasti ada di daerah penyebaran virus. Di sana lah tempat yang paling tidak kita curigai." Andrew mengemukakan pendapatnya yang menurut kami sangat tidak masuk akal.

"Bagaimana bisa kak? Virus itu tentu akan membunuh mereka juga." Sahut moniq.

"Mereka yang membuat virus tentunya sudah menyiapkan antivirusnya. Mereka pasti kebal terhadap virus itu. Aku telah memberikan data risetku ke pihak W.H.O untuk ditindaklanjuti. Aku juga akan segera bergabung dengan mereka."

Kami semua tidak berpikiran sampai ke sana. Itu sangat masuk akal.

"Tapi kita tentu membutuhkan antivirus itu jika kita ingin menyerang mereka."

"Aku yang akan pergi ke sana." Andre memandangku dan tuan will. "Tolong izinkan kami tuan."

"Aku tentunya akan ikut serta. Aku yang paling paham tentang apa yang kita butuhkan di sana dan apa yang kita cari. Aku berharap kita dapat sesuatu yang dapat membantu kita untuk menemukan antivirus secepatnya." Jawab andrew.

"Bagaimana kita akan menemukannya? Di mana pun mereka berada, wilayah pencarian kita terlalu luas." Ujar moniq.

"Mudah saja. Kita cari melalui satelit. Satelit milik negara maju seperti Jerman contohnya, sepertinya sudah tidak mereka gunakan. Kita bisa membajaknya dan kita gunakan untuk mencari mereka." Jawab fibi.

"Dengan cara apa fi?" Tanyaku.

"Suhu badan."

Fibi sangat cerdas. Dia mencari sekumpulan orang yang masih menetap di daerah tersebarnya virus, di mana orang biasa sudah banyak mengungsi ke wilayah aman.
Dengan kemampuan berpikirnya serta kemampuan komputer andrew, dalam waktu beberapa hari saja, kami menemukannya.

***

Sebenarnya banyak warga yang memilih untuk menetap, namun terlihat dari jumlah, warga biasa setidaknya tinggal hanya beberapa orang saja dalam satu tempat. Sedangkan bill setidaknya yang berkumpul dengannya pasti ada ratusan orang.

"Tidak hanya satu tempat. Banyak sekali di sekitar Belanda dan Jerman. Ada belasan titik dengan jumlah ribuan orang. Anak buah yang cukup banyak." ucap Fibi.

"Aku tetap tidak mengerti. Apa yang spesial dengan Amerika?" tanya Moniq.

Tak lama kemudian muncul dalam berita.

"Tiga buah nuklir milik Amerika meluncur masing-masing ke wilayah Rusia, Iran, dan Inggris. Pihak pemerintah Amerika serikat mengklaim bahwa kendali nuklir milik mereka telah dibajak teroris."

Moscow, Teheran, London luluh lantak setelah digempur oleh Nuklir. Pihak-pihak pemerintah Rusia, Iran dan Inggris pastinya akan menuduh Amerika sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Begitu pula dengan virus yang tersebar di seluruh dunia. Bahkan pihak-pihak lain juga akan ikut menuduh Amerika sebagai dalang dari kehancuran ini.

Langkah yang dibuat bill sangat mencengangkan. Dia benar-benar hendak menghancurkan dunia. Tuan will yang memiliki koneksi di beberapa negara di Asia tenggara termasuk Indonesia segera mengambil langkah. Beliau segera bertemu dengan beberapa pemimpin negara di Asia tenggara. Tentunya ia mengawali dengan bertemu Presiden Indonesia agar tidak terburu-buru mengambil langkah.

Aku beserta yang lainnya termasuk Fibi yang bersikeras untuk ikut, segera berangkat menuju Belanda. Tak tanggung-tanggung. Ratusan orang ikut bersama kami untuk menyerang pasukan Bill.

###

810 kata
Halo kawan-kawan
Saya sedikit sedih kalau melihat vote yang saya dapat
Followers saya tidak berbanding lurus dengan votenya.
Saya tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Tapi terima kasih banyak bagi pembaca saya yang selalu memberikan vote.
Karena itu sangat membantu saya.
Terimakasih banyak.

4 Februari 2017

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang