(24) Kekhawatiran

192 24 0
                                    

Jam 5 kami semua berkumpul di ruang C. Nyonya Arum menyiapkan banyak makanan yang kelihatan enak untuk kami. Ada Soto Lamongan, Sate Ayam, Rawon, Rendang, Siomay dan yang lainnya. Serasa sedang di acara resepsi pernikahan saja. Beliau juga membawakan banyak susu kemasan 1L untuk kami semua.

"Ini khusus buat kamu sama Moniq, susu cokelat." Ucap beliau.

"Jika aku bersama moniq, cobalah kau temani Chycil."

"Kau hutang dua." Fibi memandangku sinis. "Aku tetap lebih suka kau bersama Moniq."

"Aku tidak mau membaca pikirannya, tapi aku mau tau, apakah dia cemburu pada moniq?"

"Dia sama sekali tidak cemburu, aku berani bertaruh."

Lalu Fibi bergerak mendekati Chycil. Seperti biasa, dia sangat pandai berbaur.

"Semua aman kan Zo?" tanya Nyonya Arum.

"Alhamdulillah aman Tante. Tapi kalau boleh, aku hendak ke rumah setelah ini. Ada yang ingin aku pastikan."

" MAU NGAPAIN? Walau bunda mengizinkan, Aku tidak akan kasih Izin. Aku akan bilang ke Bagus." Moniq langsung berlari keluar. Sepertinya dia benar-benar mencari Bagus.

"Di luar masih berbahaya Zo Walaupun anak buah Guru Yo tersebar untuk menjaga kita, tetap saja berbahaya. Rei bisa datang kapan saja. Apalagi setelah dia mempunyai kemampuan menembus tembok seperti yang kudengar. Itu kemampuan yang cukup berbahaya jika disalahgunakan. Akan lebih baik kamu di sini, bersama yang lain. Mereka juga pasti merasa lebih nyaman saat kamu ada di sini."

"DUUUUAAAAARRRRR"

Terdengar ledakan dari luar. Kami semua berlari ke luar.

"Dari mana asal suara itu?" ucapku khawatir.

"Bukan dari dalam sekolah tuan." ucap salah satu anak buah Bagus.

Beberapa dari mereka menahan anak-anak untuk tidak keluar dari ruangan.

"Kalian di dalam saja. Fibi, pastikan tidak ada satupun yang keluar ruangan" kataku dengan nada sedikit berteriak. Fibi dengan sigap mengarahkan mereka. Angel Uthe mendekatiku dan memegangku, menahanku.

"Ada apa ini kak? Sepertinya ada yang kakak sembunyikan dari kami." ucap Angel.

"Jujur kak, katakan." Uthe menekanku.

"kalian masuk, dan tanyakan hal ini ke Fibi. Cukup kalian saja, dan Marta, aku sudah janji kepadanya. Sekarang lepaskan aku. Aku harus mencari Moniq."

Mereka melepaskanku dan tampak kebingungan.

Kucari di mana posisi Moniq dengan kemampuanku walau aku tidak yakin akan berhasil. Aku berlari ke luar gedung sekolah dan semua melihat ke arah kepulan asap.

"DUUUUUUUAAAAAAR!!!"

Bunyi ledakan kedua. Orang-orang menunduk dan menutup telinga.

"Gus, di mana Moniq?"

Bagus yang sedang sibuk berkoordinasi dengan anak buahnya, memandangku dengan wajah lesu.

"DIMANA MONIQ?" teriakku.

Seseorang berlari ke arah ku... Moniq. Dia berlari dengan wajah ketakutan.

"Rei... itu Rei." Moniq berteriak-teriak sambil berlari, menunjuk ke arah sumber ledakan. "Rumahmu... RUMAHMU HANCUR."

Apa yang aku khawatirkan menjadi kenyataan.

###

420 kata

Lanjuuuuuuuut.....
semoga ga boring ya guys
komen vote plis
terima kasih

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang