Hari ini aku bolos kuliah. Entah apa yang aku pikirkan sampai bolos kuliah. Tidak biasa nya aku sangat malas kuliah.

drrttt... drrttt... drrttt

Getar ponsel yang berada tepat di samping ku membuat ku melirik ponsel tersebut.

Caca calling..

Setelah melihat layar ponsel, aku kembali menatap ke arah depan. Aku tidak menjawab panggilan dari Caca. Biarlah. Aku belum siap untuk mengeluarkan suara setelah semalaman menangis.

Aku ingin hari ini tidak ada yang mengganggu ku. Untuk hari ini saja.

•••••

Tokk.. Tokk..

Suara ketukan pintu membuat ku terbangun dari tidur. Aku hanya menatap pintu kamar ku tanpa ingin membuka nya.

Ku lirik jam dinding yang berada tepat diatas pintu kamar, pukul 15.00. Baru saat ini aku bisa tertidur dengan pulas setelah semalaman menangis. Tetapi ketukan di pintu membuat tidur ku terganggu.

"Dean, buka pintu nya" Suara khas milik Caca terdengar.

Hari ini aku tidak ingin siapapun melihat penampilan kacau ku. Siapapun termasuk aku. Aku sangat tidak ingin bercermin. Bayangan tentang wajah sembab ku saja membuat ku pusing.

"Gua tau kalo lo gak tidur"

"Yaelah lo budek ya!"

"DEAN!" Teriak nya sambil menggedor pintu kamar.

"Tuh kan udah gua bilang, kalo dia lagi galau pasti gak mau ketemu sama sapa-sapa" Terdengar suara Caca seperti berbicara dengan orang lain. "Ngotot pingin kesini sih lo" Ujar nya menahan kesal.

"Dean, buka dong pintu nya" Suara lembut yang sangat ku kenali. Suara milik Eron.

Berarti Caca tidak sendirian, melainkan juga bersama Eron. Yaampun bagaimana jika Eron melihat penampilan ku yang acak acakan seperti ini. 

Aku ingin tidak membuka pintu, tetapi kasian karena mereka sudah jauh-jauh kerumah ku. Akhirnya aku bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu kamar ku. Terserah mereka mau berkomentar apa tentang penampilan ku saat ini. Aku tidak perduli.

Saat wajah mereka sudah berada di depan ku, mereka memperlihatkan wajah terkejut. Sudah ku tebak, pasti mereka akan terkejut melihat keadaan ku saat ini.

"De, lo kenapa?" Suara lembut Eron yang pertama kali bersuara. Sedangkan Caca masih dengan wajah terkejut yang di lebay-lebaykan.

Aku hanya bisa menggeleng lesu menjawab pertanyaan Eron.

"Duduk dalem aja" Kata ku singkat dengan nada lemah.

Mereka mengikuti langkah ku masuk ke kamar yang sangat berantakan dan penuh dengan tisu yang sudah di pakai. Aku dan Caca duduk di pinggiran ranjang, sedangkan Eron duduk di kursi yang sengaja didekatkan dengan ranjang.

"Mata lo sembab banget, De" Ucap Caca sambil memegang kedua pipiku dengan kedua tangan nya. "Lo abis nangis semalaman yaa? Cerita sama gue kenapa lo nangis"

Aku mengingat kata kata Al yang memutuskan ku dan omongan kasar nya. Seketika itu aku menangis. Lantas Caca langsung memeluk ku sambil mengusap-usap kepala ku. Aku menangis kencang di pelukan nya. Eron yang kebingungan melihat ku menangis hanya mampu diam.

"Cerita, De. Gua bingung kalo lo terus terusan nangis kayak gini"

Aku mengurai pelukan dan langsung menundukan kepala menatap kaki ku yang terlipat. Aku menghela nafas lemah berusaha meredam tangisan.

Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now