Do you love me?

2.4K 151 19
                                    

Do you love me like i do?

***

Aku gugup.

Saat ini Vino sedang duduk bersandar di tempat tidur kami. Vino sepertinya sedang melamun menatap keluar jendala. Ia meminta keluar dari rumah sakit hari ini. Harusnya ia tetap berada di rumah sakit berdasarkan fakta bahwa dia baru saja terbangun dari koma nya kemarin. Tapi ia bersikeras ingin di rawat di rumah saja. Di rumah kami.

"Vino. "

Aku menyapanya dan mengambil duduk diatas tempat tidur. Vino masih terdiam menatap kosong jendela.

"Vino, a-aku mau ngomong sesuatu," aku meremas jemariku. Tanganku dingin saat ini seperti habis menggengam bongkahan es.

"Apa?"

Vino akhirnya merespon dan berbalik menatapku. Tapi tatapannya kosong. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu.

"Aku mau tanya sesuatu tapi kamu janji harus jawab. "

Vino menatapku tanpa berkedip sebelum kemudian mengangguk.

"Aku... "

Lagi. Aku meremes jemari. Menggigit bibirku. Aku takut.

Karena apa?

... karena jawabannya tentu saja. Aku takut apa yang ku pikirkan benar-benar terjadi.

"Aku cinta kamu," ucapku dalam sekali tarikan napas.

Aku menatapnya yang balas menatapku dengan pandangan datarnya. Tanpa emosi seakan tak memberiku celah sedikitpun untuk membaca ekspresinya.

"Aku mencintaimu Vino. Kamu cinta aku juga kan?"

Aku menatapnya dalam tepat di sinar matanya. Aku gugup. Aku tak kuat menatapnya seperti ini tapi aku harus.

Semua harus jelas. Hari ini juga.

"Aku tahu. Sudahlah aku mau istirahat. Kamu cuman mau ngomong itu kan? kalau sudah keluarlah! aku benar-benar butuh istirahat Sandra. "

Ia membaringkan badannya tanpa mempedulikanku yang terpaku melihat responnya.

Ia bahkan menarik selimut menutupi wajahnya.

Ia berlari lagi. Seperti biasanya.

"Belum! Kamu harus menjawabnya dulu Vino. Bilang kamu mencintaiku. Ayo Vino."

Aku menggoyangkan badannya. Merajuk lebih tepatnya. Aku harus mendengar kata itu. Kata yang tidak pernah ia ucapkan sekalipun.

Tapi tiba-tiba ia menyibak selimutnya, menatapku datar.

"Apa itu penting?" ucapnya datar.

Aku terdiam.

"Apa itu penting sekali untukmu?"

Kini ia berteriak padaku. Setelah 10 tahun kita kenal. Ini pertama kalinya ia berteriak padaku.

"V-vino," ucapku terbata-bata.

Mataku memanas. Hatiku sesat. Tapi aku ingin mengakhiri ini semua. Setidaknya ia hanya harus berkata tiga kata.

Aku.

Cinta.

Kamu.

... apa itu sulit sekali diucapkan?

"Keluarlah. Aku ingin istirahat. "

Aku menutup mataku mendengar ucapannya. Mana Vinoku yang lembut? siapa pria dihadapanku ini? siapa orang yang menyamar menjadi Vino ini.

CassandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang