Chapter 17 - Problem

2.3K 207 43
                                    

Kecoa menyebalkan. Sudah 10 menit itu kecoa diam di depan pintu dan selama 10 menit juga gue hanya diam menatap kecoa itu yang tidak bergerak sama sekali.

Gue melirik ke kanan kiri, ah, ternyata ada sapu disana. Gue mengambil sapu itu dengan langkah yang pelan dan gue akan memberanikan diri untuk memukul kecoa itu dan berharap kecoa itu gak terbang saat gue mau pukul.

Sapu udah di tangan gue, gue tinggal memukulnya.

Satu ...

Dua ...

Tiga ...

PLAKKKK

"Aww!! LOO??"

"Iqbaal?"

Iya, Iqbaal. Waktu gue mau pukul itu kecoa, Iqbaal membuka pintu gudang dan ya, malah kena pukul sapu gue, bukan salah gue, kan?

"Lo punya dendam sama gue? Udah tau kepala gue masih sakit karena di jitak ama lo, sekarang malah lo pukul," ucapnya sambil memegang kepalanya yang kena pukul tadi.

"Eh, Tomket songong, lebay banget lo, gue kan jitak kepala lo kemarin, lagian siapa suruh lo tiba-tiba muncul gitu aja, udah kek jin iprit aja lu," cerocos gue.

"Lo yang aneh tuh, ngapain coba teriak-teriak di gudang, hah? Ada hantu? " tanyanya sekaligus meledek sepertinya.

"Gue itu tadi mau bunuh kecoa pake sapu ini dan lo malah muncul tiba-tiba ya, jadi .... "

"Jadi lo teriak-teriak minta tolong gara-gara ada kecoa? Wah, lo ...." Iqbaal menggelengkan kepalanya, "lo udah mukul gue pake sapu dan lo gak minta maaf?"

"Minta maaf? Gue gak salah, lo yang salah siapa suruh nongol tiba-tiba," cerocos gue kesal.

"Wah, lo benar-benar ya, gue datang ke sini kan karena ada yang minta tolong dan gue kira itu Steffy." Iqbaal makin nyolot dan gak mau kalah.

"Telatt woy!! Pacaran mulu sih," teriak gue meledek Iqbaal kesal.

"Siapa yang pacaran sih, belatung nangka? Fitnahh aja lo! Bilang aja sirik, dasar jones!" Iqbaal gak mau kalah dan balik meledak gue.

"Siapa yang Fitnahh sih? Itu fakta keless dan gue gak sirik sama lo!" kekeh gue.

"BELATUNG NANGKA JONES!"

"ISHHH DASARR TOMKET SONGONG, JONES JUGA LO!" teriak gue kesal dan melayangkan sebuah pukulan dengan sapu di tangan gue ke tubuh Iqbaal tapi--

"ADUH! (NAMAKAMU)!"

***

Inilah nasib gue, setelah membereskan buku di gudang, gue di hukum mengepel ruangan Cliver Club, ruang BK, dan satu lagi, ruang guru dan di saat seperti ini teman gue pada sibuk, kecuali dua bocah ini, Salsha dan Bastian.

Aldi? Dia mah emang sok sibuk orangnya. Aldi bilang katanya ada urusan rapat sama anak futsal buat lomba nanti katanya.

Kiki? Dia mah sibuk makan, katanya disuruh pulang cepet buat nemenin makan sepupunya.

Meskipun dibantuin ama Salsha dan Bastian asal lo tau ya, mereka itu bukannya bantuin gue, tapi mereka malah adu mulut.

"Lo tau gak Bas, EXO itu baru aja bikin album tapi albumnya udah laku gitu," heboh Salsha sambil mengepel lantai sambil cerita.

"Alah, masih kalah sama BTS," ucap Bastian menjelekkan idola Salsha.

Gue melirik ke mereka berdua. Salsha berhenti mengepel dan menatap tajam Bastian yang sedang mengepel juga.

Dua Saudara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang