Chapter 06 - Kebetulan

2.5K 208 2
                                    

Pulang sekolah Lion King berkumpul di Basecame.

"Gue harus gimana, Bang?" Gue melirik Aldi setelah menceritakan sidang gue di BK. Pak Yusuf memberi waktu untuk gue, dan besok keputusan gue harus gue kasih tau ke Pak Yusuf.

"Ikuti kata hati lo, Dek." Aldi menatap gue.

"Cobaan lo berat banget, (nam)." Kiki menatap gue sendu. Ini cobaan yang terberat di hidup gue, gue berniat baik, tapi gue yang kena fitnah.

"Apa gue harus minta maaf kepada Cassie?" Gue menatap keempat teman gue.

"Serius lo mau minta maaf sama tuh bule cantik tapi jahat?" Bastian mengernyitkan dahinya.

"(nam), lo yakin?" Salsha ikutan bertanya karena prinsip gue itu, gue gak akan minta maaf kalau itu bukan salah gue.

"Kalau gue gak minta maaf, Lion King gimana? Gue tau impian lo semua termasuk gue, kita semua pengen banget Lion King itu jadi Club Sekolah, kan? Apalagi sebentar lagi kita lulus, bagaimana kalau sampai kita lulus Lion King tidak akan pernah jadi club di Sekolah?" Gue menatap keempat sahabat gue, mereka pasti gak rela juga kalau gue minta maaf sama Cassie karena bukan gue yang bully Cassie.

"Kalau lo minta maaf sama Cassie, apa Lion King akan jadi club Sekolah?" Aldi menatap gue sendu, gue sangat yakin Aldi sangat tidak setuju jika gue minta maaf kepada Cassie.

"Iya (nam), belum tentu juga kan kalau lo minta maaf Lion King jadi Club?" Salsha setuju dengan Aldi dan memang benar kata Aldi dan Salsha, bisa saja setelah gue minta maaf Lion King tidak akan pernah menjadi club Sekolah karena kasus gue?

"Sabar ya, Chingu." Salsha mengelus lembut rambut gue.

"Bukan Aldi ganteng namanya kalau gak punya ide." Aldi memutar bola matanya sambil tersenyum pede.

"Pede banget lu, Bang," ledek gue menatap Aldi yang sedang tersenyum dengan idenya.

"huuhh, gantengan Chanyeol Oppa kali, Al!" Salsha ikutan menyoraki Aldi.

"Ya elah, Sal, masa lo bandingin gue sama artis Korea? Kalau sama Bastian boleh," kekeh Aldi menatap Salsha dan Salsha hanya tertawa menatap Bastian.

"Jadi apa idenya, Pale?" Bastian menatap Aldi dan Aldi malah mengernyitkan dahinya setelah mendengar pertanyaan Bastian.

"Pale? Lo balas dendam, Bas? kesannya gue itu tua banget, ya." Aldi menatap Bastian kesal, kita berempat tertawa dengan sebutan Bastian. "Ketawa aja terus sampe ayam bisa melahirkan!" ucap Aldi bete.

"Al, lo jangan salah paham dulu dong, Pale itu Pak Leader bukannya pale paman." Bastian memperjelas dengan tawanya.

"Ya elo sih Bas--"

"Udahlah Al, mending lo bicarain ide lo itu." Kiki memotong pembicaraan Aldi.

***

Kali ini sepulang sekolah mobil hitam itu tidak terlihat, apa mungkin mereka lelah terus-terusan mengejar gue dan Aldi? Atau mungkin Bastian membawa berkah? Entahlah.

Kita bertiga berhenti karena kita melihat ada orang tua yang sepertinya sedang dipalak preman.

"Woy!" teriak Aldi setelah turun dari motor dan menunjuk kearah preman yang sedang memalak itu.

Ketiga preman itu mendekat ke arah kita dan langsung menghajar kita dan sungguh gue paling gak suka kalau berantem tanpa aba-aba, bikin jantungan saja.

Dua Saudara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang