"Rion..."

"Aku berubah pikiran. Kau harus ikut denganku. Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri. Maafkan aku. Harusnya aku tahu apa yang kau butuhkan. Maafkan aku, Alfie."

Alfie terisak-isak di pelukannya. "Kupikir... Kupikir kau membenciku."

"Aku tidak membencimu, Alfie. Aku mencintaimu."

Alfie justru semakin terisak-isak.

"Aku sangat mencintaimu."

Rion mengutuki kebodohannya. Andai saja dia sadar bahwa perasaan cintalah yang dia miliki selama ini, maka dia tidak akan kehilangan Rein karena cemburu. Dia juga bisa memberikan seluruh hal pertama yang ingin dia habiskan pada mate-nya: ciuman pertama, kencan pertama, tidur pertama--namun semua sudah terlambat selain penyesalan.

Sebuah ikatan bond biasanya terlihat bahkan sebelum para serigala menemukan mate. Namun Rion memilih untuk menutup mata dan lihat apa hasilnya sekarang. Rion tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dia tidak akan melepaskan Alfie apapun alasannya.

***

Yash menyambut Elfred dan Green yang sudah tiba di kantornya. Elfred jauh lebih jangkung dari sebelumnya dengan rambut panjang indah dipelintir seperti perempuan. Yang tidak berubah hanya ekspresi bosan di wajahnya. Green sendiri memiliki rambut putih panjang seperti orang tua dengan dua kelenjar mata nyaris melotot dan mata tidak fokus. Dia tampak jauh lebih tua dari sebelumnya.

"Kantormu tidak berubah." Elfred berkomentar kemudian duduk di kursi malas sebelum disuruh Yash. Green duduk di sampingnya tanpa bicara. "Apakah kau masih bertengkar dengan Xien. Cepat berbaikan dengannya. Kau tahu kalau dia benar dan dia tahu kalau dia salah, serta aku menyukainya. Hidup kalian akan lebih mudah jika tidak melebih-lebihkan masalah."

Yash tidak menghiraukan komentar Elfred. "Apa pekerjaanmu saat ini, Elfred?"

"Selain jadi guru Musik? Aku mengawasi perkumpulan penyihir muda dalam merekrut manusia untuk menekuni dunia hitam sekaligus menghentikan mereka untuk berhenti  menebarkan berita hoax soal ufo. Kau tahu benar kalau itu kerjaan Djinny dari Pakistan yang terlalu modern sehingga menggunakan lempengan besi untuk mengangkut keluarga mereka hijrah ke Arab dan bukan menggunakan karpet terbang."

Yash mengerjap-ngerjap. "Sepertinya kau sangat sibuk."

"Tidak sama sekali. Kerjaanku cuma tidur. Bila tidak dari mana mereka bisa dapat kabar mengenai ufo." Elfred menghela napas santai sambil bersandar ke punggung sofa.

Pria itu masih saja tetap ajaib seperti dulu, pikir Yash. "Bolehkah kita mulai pembicaraan serius sekarang?"

"Aku sejak tadi bicara serius," Elfred menimpali.

Yeah, right. Bullshit. "Aku ingin minta bantuan untuk meyakinkan sesuatu yang mustahil."

"Apakah para Elder tahu bahwa kau meminta bantuan penyihir?"

Yash menggeleng.

"Mereka tidak akan senang dan semakin memusuhi penyihir." Elfred mengerutkan hidung tidak suka. "Hmph apa peduliku. Sejak awal mereka tidak menyukai kami. Kita hanya menambah daftarnya saja ya kan?"

Alpha AddictedWhere stories live. Discover now