Chapter 4 Part 4

1.3K 149 22
                                    

Harukaze membuka kenop pintu di rumahnya setelah kemudian ia di sapa oleh beberapa penjaga pria bertubuh kekar di sekitar ruang duduk yang berpilar tinggi dan besar itu.

Sambil mendengus, ia berjalan lambat ke arah seorang pria yang sudah menunggunya duduk di sofa sana.

Ruang duduk agak remang. Beberapa penjaga berdiri di depan pintu utama lalu ada satu pria kekar yang berdiri di samping ayahnya---yang sekarang mengamatinya.

"Dari mana saja kau?" Suaranya menyebar ke udara.

"Dari tempat teman," jawabnya pendek tanpa menatap pria itu.

"Siapa?"

Harukaze menoleh, "apa kau perlu bertanya sampai sejauh itu?" Suaranya meninggi seketika, alisnya bertautan saat pria bertubuh besar itu mulai bangkit dan berjalan lambat kearahnya. Cerutu panjang penuh asap mengapit dimulutnya.

"Apakah Ryu Otosaka lagi?" terkanya sambil menyelidiki wajah Harukaze.

Nyaris Haruka melebarkan matanya, tapi ia berhasil menahan refleks lalu kembali tenang.

"Bukan urusanmu."

Harukaze berbalik dan hendak beranjak ke kamarnya sebelum ayahnya kembali berucap.

"Kau tahu, kalau itu benar dia... aku tak segan-segan untuk membunuhnya."

Tenggorokan Harukaze tercekat. Ia menahan matanya yang mulai terasa panas dan berusaha untuk tenang.

Apakah ayah tidak bisa saja melupakan kejadian itu? Apakah ayah tidak bisa menghapus itu dari daftar mangsa yakuza?

Sampai kapan ia bisa menganggap ruang lingkup ini sebagai keluarganya?

***

Chelsea sedang duduk di tepian kasur sambil menatapi sendal rumahnya dengan kosong. Hampir beberapa menit tak ada kata-kata yang muncul setelah Ryu pulang dan Chelsea buru-buru ke kamar untuk menenangkan pikirannya. Pikirannya tak bisa beralih dari Harukaze, gadis itu.

Malam ini, Tokyo banyak cerita. Chelsea mengangkat kepalanya menatap langit hitam cerah di luar jendela kamarnya. Entah kenapa, walau kedatangan Harukaze memang menguji perasaannya, tapi dari lubuk hatinya ia tetap tak menyerah. Walau rasanya aneh untuk mengakui kalau ia benar-benar takut kehilangan Ryu, tapi Chelsea bisa apa? Memang itu yang dirasakan dan memang itu yang terjadi. Dan Chelsea sudah tak bisa menyembunyikan itu lagi, karna ia tahu, ia sudah tak mampu. Ryu sudah begitu dekat, dan Ryu sudah ada di dalam hidupnya lebih dari yang ia kira.

Harukaze sudah ada di depan mata, tapi kejadian dua tahun lalu, Chelsea masih belum tahu. Walaupun Ryu menyuruhnya untuk menunggu waktu yang tepat, walau Ryu menyuruhnya sabar sampai Ryu siap memberitahunya, tapi Chelsea tahu ia tidak akan menunggu selama itu.

Ini sudah terlalu lama. Ia tidak mau sampai terlambat untuk mengetahuinya. Ia tidak mau sampai ia merasa menyesal. Harukaze sudah ada di depannya, dan ia masih menunggu Ryu. Menunggu Ryu untuk berpaling dari dirinya dan kembali ke masa lalu.

Lagipula, sampai kapan Harukaze akan percaya kalau hubungannya dengan Ryu hanya sepupu? Cepat atau lambat, ia akan mengetahuinya. Harukaze akan tinggal di Tokyo dan gadis itu pasti menanti waktu yang tepat menunggu gilirannya. Pasti.

***

Minnasan update lagi.
Btw readers menurun. hmph, sedih.

Tapi kalau msh ada yg nunggu, atau baca, atau votes and komen, makasih yaa apalagi yg naro ini di lib aku makasih bgt sm kalian.

Keep reading and waiting yaa smoga part ini ga ngebosenin dan keep waiting next part ya!😘

Konbanwa~

Tokyo KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang