Rumit(part b)

359K 23K 1.5K
                                    

"Kita kayak benang kusut ya, gue suka sama lo,  lo suka sama dia, dan dia suka sama dia."

●●●

"Who do you Love? Who do you love?" - Cruel ZAYN

"Pho?" Kanya mengernyit, tak mengerti dengan pertanyaan Bela tadi. "Emang kenapa kok nanya gitu?"

"Ah... astaga, sorry gue ngelantur." Bela tertawa renyah.

Kanya menyadari ada raut kesedihan di wajah Bela. Cewek itu tak seceria biasanya. Tapi Kanya bisa apa? Ia hanya bisa mengangguk, tak punya hak untuk ikut campur dengan urusan pribadi Bela, meskipun rasanya Kanya ingin menanyakan apakah sahabat barunya itu baik-baik saja.

Selesai mengupas dan memotong apel menjadi beberapa bagian kecil, Bela kembali duduk.

"Kamu kenapa Bel?" Tanya Kanya dan meraih piring berisi apel yang di berikan Bela padanya.

Bela menggeleng lemah, menciptakan senyum palsu di wajahnya. "Gue nggak apa-apa."

"Cerita aja Bela. Kanya siap mendengarkan. Walaupun kamu masih baru kenal sama aku tapi aku terpercaya kok, nggak ember." Kanya tertawa kecil, kini ia mulai memakan apel ditangannya.

Hati kecil Bela mengatakan bahwa Kanya adalah orang yang tepat untuk Bela mencurahkan semua isi hatinya. Senyuman tulus terlukis di wajah sendu Bela kemudian ia berkata, "Iya gue cerita."

●●●

Pelatih futsal itu mengejar langkah Dalvin yang hendak menuju tempat parkir. Ditepuknya pundak Dalvin setelah berhasil mensejajarkan langkah dengannya."Dalvin, kamu tahu Jos kemana? Dia nggak izin sama kamu?"

Dalvin menoleh. "Saya nggak tau bang, dia nggak izin." Ucap Dalvin malas. Ia juga sudah tak perduli dengan Jos. Dalvin merasa lebih baik jika teman duduknya itu keluar dari tim futsal sekolah. Melihat sikap jos akhir-akhir ini membuat Dalvin muak. Ia juga tak suka jika Jos mengganggu Bela.

Dalvin dan Jos menjadi teman sebangku karena urutan tempat duduk di kelas menggunakan nomer absen. Nama lengkap Dalvin dan Jos sama-sama berawalan huruf G yaitu Gracious Dalvin dan Gaelen Joshua. Mereka berteman sejak kelas sepuluh. Meskipun mereka tidak terlalu dekat tapi Dalvin tak menyangka bahwa Jos suka mempermainkan hati perempuan. Dalvin tahu bahwa Jos memutuskan Nanda karena Bela, dan itu tentu menyakiti hati Nanda. Semenjak Dalvin tahu itu ia jadi tak suka pada Jos. Prinsip Dalvin adalah menjaga hati perempuan, dan Jos sudah menyakiti hati perempuan.

"Nanti kamu hubungi Jos ya, bilang sama dia jangan bolos latihan. Bentar lagi kita tanding."

"Iya Bang."

"Yaudah, saya duluan ya Dalvin."

Seperti biasa pelatih muda itu memberikan tepukan dua kali di pundak Dalvin lalu pergi menuju mobilnya yang tak jauh terparkir di dekat mobil Dalvin.

Jangan harap Dalvin akan menghubungi Jos seperti yang di perintahkan pelatih futsal. Bahkan Dalvin tak rela kuota ataupun pulsanya berkurang hanya karena menghubungi Jos.

Dalvin masuk kedalam mobil. Tujuannya sekarang adalah rumah. Lelah rasanya seharian di sekolah. Sebelum pergi dari parkiran, Dalvin terlebih dahulu mengecek hp-nya. Banyak pesan masuk dan rata-rata dari Mamanya.

"Pipin jangan lupa makan siang ya nak."  08.07 Am

Dalvin tersenyum geli. Mamanya terlalu berlebihan, mengingatkannya makan siang di pagi hari. 

Dear Heart, Why Him?[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang