10. Om Telolet Om(part a)

355K 22.9K 1.1K
                                    

- Bahagia itu sederhana, salah satunya adalah bisa berteriak 'Om Telolet Om' bersamamu -

●●●

A truth so loud you can't ignore - Youth [Troye Sivan]

Dalvin baru saja pulang dari latihan futsal di sekolah. Hari minggu pun dia tetap harus latihan karena sebentar lagi tanding. Mobil Dalvin sedang berhenti di depan lampu merah saat hp di dalam sakunya bergetar. Memanfaatkan waktu yang ada tidak ada salahnya mengangkat telefon.

Beauty Jessie

Begitu tulisan yang tertera di layar handpone Dalvin. Cowok itu berdecak. Selalu saja kakak perempuannya itu mengubah-ngubah nama kontak di hp Dalvin tanpa izin.

"Halo."

"Dalviiiin! Lo dimana? Kok kamar lo kosong? Ini hari minggu lo keluyuran mulu."

Dalvin mendengus. "Nyokap aja nggak marah."

"Maaaah Dalvin bilang Mama nggak marah jadi dia bebas keluar." Jessie berteriak membuat Dalvin menjauhkan hp dari telinga.

"Pipiiin pulang nak, kamu tadi pergi nggak izin Mama." Teriakan Mama terdengar.

"Tuh denger." Kata Jessie.

"Iya iyaa ini gue mau pulang." Jika sudah berurusan dengan Mama Dalvin tak dapat menolak.

"Jangan mampir dimanapun."

"YaAllah iya!"

"Yaudah Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Dalvin menggeleng heran. Sebenarnya ibunya disini Jessie atau Mamanya sih?

Setelah lampu hijau menyala mobil Dalvin kembali memecah jalanan siang ini dengan kecepatan di atas rata-rata. Tidak ada kemacetan di sepanjang jalan. Mungkin karena hari minggu. Jadi Dalvin tak butuh waktu lama untuk sampai dirumahnya. Selesai memarkirkan mobil Dalvin kemudian berjalan santai menuju pintu utama rumah.

"Vin." Sapa Pak Rozak tukang kebun yang sedang merapikan rumput halaman.

"Iya pak." Dalvin membalas ramah. Hanya sekedar sapaan saja jadi Dalvin melanjutkan jalan. Dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Jam 10, waktu yang tepat untuk dia istirahat. Rasanya cape sekali Dalvin hari ini. Semoga Jessie tidak merepotkannya.

"Assalamualaikum."

"Aaaaak!"

Dalvin terjungkal mendengar teriakan tadi. Terkejut bukan main dia. Baru masuk rumah sudah diteriaki. "Bela? Lo ngapain disini?" Dalvin berpetangan pada gagang pintu, dia hampir terjatuh.

"L-lo yang ngapain disini?" Bela balik bertanya. Ia sedang memikirkan Dalvin saat cowok itu tiba-tiba masuk lewat pintu, jelas saja dia berteriak, Bela fikir Dalvin hantu.

"Ini rumah gue."

"Rumah lo?"

"Iya, jadi lo ngapain disini?" Dalvin sudah berdiri dengan normal, tak lagi berpegangan.

"Kalian udah saling kenal?" Suara Jessie mengintrupsi. Wanita itu membawa dua gelas es menggunakan nampan.

"Dia temen gue, lo yang ajak Bela kesini?" Tanya Dalvin pada Jessie.

Jessie mengangguk. "Iya, Bela juga temen gue. Dia pasien gue beberapa hari yang lalu dirumah sakit. Rencananya mau kenalin sama elo. Taunya udah saling kenal, bagus deh." Jessie meletakkan nampan di atas meja.

"Owhhh" Dalvin melangkah masuk. Mengambil satu gelas minuman yang dibawa Jessie tadi. "Gue haus." Tuturnya kemudian meminum isi gelas tersebut.

"Ih mandi dulu sana, bau tau gak."

"Bau gapapa, yang penting ganteng." Kata Dalvin kemudian meletakkan kembali gelas di atas meja.

Jessie berdecih. "Ganteng dari hongkong."

"Sewot mulu lo ah, Bel gue tinggal dulu ya. Mau mandi." Kata Dalvin beralih pada Bela. Bela mengangguk kaku. Rasanya senang sekali bertemu Dalvin hari ini.

●●●

Selesai membesihkan badan dan berganti baju Dalvin mengajak Bela ke salah satu ruangan yang ada di dalam rumahnya.

"Mau kemana?" Tanya Bela bingung. Dia jadi merinding, Dalvin membuka pintu kamarnya.

"Nggak aneh aneh kok" Dalvin tertawa karena wajah Bela yang ketakutan. "Meski muka gue urakan gini, prinsip gue itu keselamatan wanita itu nomer satu, jadi lo tenang aja. Yuk masuk"

Ragu-ragu Bela mengikuti Dalvin. Ikut masuk ke dalam kamar cowok itu. Di dalam sana ketakutan Bela hilang setelah Dalvin mendorong tembok kayu di dekat lemari. Tembok itu terdorong ke belakang. Bela terkejut. "Wow!" Komentarnya tak percaya. Jika hanya dilihat sekilas maka tak ada yang mengira bahwa di balik tembok tersebut terdapat sebuah ruangaan dimana seorang Gracious Dalvin menyimpan semuanya.

[TBC]

Author Note[PENTING!] :

Sori pendek. Lagi kzl gara-gara salah satu komen di part kemarin.

Haula dibilang copas ceritanya Wulan yang A? Wtf. Ini copas dari mana guguk! *bilanggugukajasoalnyahaulamasihkucilgabolengomongkasar.

Ini mirip darimana?😂 salah kah kalo saya bikin si Kanya sakit? Belum masuk konflik tapi dengan beraninya dia ngomong gitu. YaAllah tiap minggu sy nyisihin waktu buat ngetik cerita ini dan dengan seenak udel dia komen gitu. Sakit hati authorcantique. Sedih tau gak.

"Ah haula baperan."

Ya haula emang baperan nak😂 namanya juga jomblo, jadi sensitif wkwkwk.

Tapi kalian tenang aja. Cerita ini tetap lanjut kok, nggak akan berenti cuma gara gara komenan org. Gamungkin juga Dalvin ninggalin kalian *ahay. Tapi ya gitu, aku gak mood😧 jadi tunggu aja senin besok ya gengs, insyaallah panjang:) doain biar mood bagus lagi.

Untuk orang yang kemarin komen, makasi udah hancurin mood saya.

Btw selamat hari ibu dan om telolet om. Part selanjutnya akan menjawab kenapa judul part kali ini om telolet om.

Dear Heart, Why Him?[Completed]Where stories live. Discover now