Part 35

1.8K 74 1
                                    

Bahkan aku selalu mampu mencintaimu,
Meskipun hanya dari kejauhan.

Warning! Maafkan kalau ada typo soalnya gak diedit!

Papa aira sedang berada di rumah hari ini, ia mengajak jaden dan aira untuk dinner entah apa yang membuat frank-papa-aira ingin dinner bersama mereka, mungkin ada siatu hal yang akan dibicarakannya.

Suasana hati aira sangat bahagia meskipun fisiknya melemah, kebahagiaannya membuatnya lupa akan kepedihan yang ia alami, meskipun mungkin hanya bertahan untuk sesaat.

Kini Sebuah meja makan besar berwarna gold sudah terlihat dan tertata rapi, diatasnya sudah ada berbagai macam makanan yang aira yakini adalah 100% asli masakan bi aisah dan mirna. Gadis itupun tersenyum simpul, jaden menarik sebuah kursi untuk aira dan juga dirinya tepat disamping aira sedangkan papanya duduk dikursi khusus.

Perbincangan-perbincangan mereka tampak menarik sesekali membuat aira tertawa menampakkan lesung pipinya yang membuatnya semakin terlihat manis. Jaden pun turut merasa bahagia bisa melihat aira tersenyum seperti itu.

Akan tetapi,sepersekian detik raut wajah aira berubah menjadi tegang, wajahnya pucat. Seakan-akan tidak percaya dengan apa yang telah diucapkan oleh papanya, seseorang yang selalu ia banggakan sejak kecil. Ia sangat tidak mengerti mengapa papanya tega melakukan hal itu.

Air mata mengalir dari pelupuk mata aira, ia berlari meninggalkan meja makan, jaden tang melihat hal tersebut langsung pamit permisi kepada papanya aira untuk menenangkan gadis itu. Saat sampai di dalam kamar aira, gadis itu sedanf menangis tersedu-sedu bahkan saat ini tangisannya menyiratkan bahwa ia benar-benar sangat terluka. Jaden yang melihat gadis yang dicintainya seperti itu membuat hatinya teriris pedih. Keduanya bahkan sama-sama terluka, dan luka yang dirasakan mungkin tidak akan bisa disembuhkan dengan mudah.


"ra?" Panggil jaden

"Aira?!" Ulangnya.

"Apa den? Kenapa? Kenapa orang tua gue harus cerai? Kenapa masalah di hidup gue banyak den? Gue capek den! Sebenarnya GUE SALAH APA DEN?!!!" Teriak aira

"Lo gak salah apa-apa ra, jangan jayak gini gue gamau liat lo tersiksa" balas jaden memeluk tubuh aira.

"Apa gue emang gak pantes buat bahagia? Kenapa setiap gue ngerasa bahagia, semuanya hanya sesaat den? Kebahagiaan gue perlahan-lahan selalu menghilang dengan sendirinya."

"Lo pantes kok buat bahagia ra" ucap jaden mengelus rambut aira. "Kalau lo ngerasa gak bahagia, gue siap kok buat bahagiain lo" tutur jaden membuat aira mendongkak kearah jaden.

"Lo mau tau kenapa gue lakuin ini? Karena selama ini fue cinta sama lo. Gue gak tau sejak kapan gue ngerasain ini, tapi lo gak usah khawatir gue sadar posisi gue cuma sebagai sahabat lo dan kebahagian lo bukan di diri gue. Gue gak akan maksa lo buat balas perasaan gue kok ra, cukup lo tau aja kalau gue sayang dan cinta sama lo dan gue bakalan selalu ngelindungin lo ra, dan anggap aja gue gak pernah ucapin ini" senyum jaden kepada aira.

Aira masih terus menangis, kali ini ia semakin mengeratkan pelukannya pada jaden. Perasaannya bercampuk aduk menjadi satu, bahkan ia sendiri sulit mengekspresikan perasaannya.

***

Sudah berulang kali frank-papa-aira mencoba untuk berbicara dengan anak gadisnya tersebut, tetapi kali jni anakanya itu menolak denan alasan tidak ingin terlambat dan harus buru-buru ke sekolah. Frank akhirnya menyerah dan mencoba mengerti, ia tahu ini sangat sulit untuk aira. Mungkin ia sedang membutuhkan waktu untuk sendiri.


DECEMBER TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang