Part 30

2.1K 76 1
                                    


Kau tahu?
Rindu itu menyiksaku.
Bahkan untuk sekedar bernafas saja terasa sangat sulit.
Jadi tolong, jangan siksa aku dengan rasa rindu ini.

Jaden terlihat seperti mom yang sedang sibuk merapihkan barang-barang anaknya yang akan keluar dari rumah sakit,aku hanya tersenyum menatap wajah tampan jaden yang membantu mengemasi seluruh barang-barangku, hari ini aku akan kembali kerumah dan aku sangat tidak sabar untuk bertemu bibi aisah dan bi mirna.

Dalam hitungan detik Jaden sudah siap dengan seluruh barang-barang yang telah ia kemasi begitupun aku yang sudah siap dengan pakaian berwarna pink dan rok berwarna putih  yang melekat di tubuhku dan rambutku yang dicacing seperti rambut elsa di kartun frozen dan jadenlah yang membuat rambutku seperti itu meskipun ia seorang laki-laki yang tampan tapi ia cukup mengerti beberapa hal karena ia memiliki adik perempuan, saat ini aku terlihat seperti anak kecil. Kami masih terduduk diatas kursi menunggu seseorang yang katanya akan menjemputku, siapa lagi kalau bukan marvel.

"Udah pulang sama gue aja, gue bawa mobil kok ngapain sih nunggun si curut pasti gak bakalan datang dia" gerutu jaden.

Aku memberikan tatapan kesal padanya
"Ih udah sana lo aja yang pulang, gue mau nungguin marvel katanya 5menit lagi dia sampe"

"Lima menit palanya peang kita nunggu udah lebih dari 5menit"

"Apasih lo gak sabaran banget jadi orang den" tegurku kepadanya

Kami berdua masih terus asik berdebat dengan heboh aku melempar bantal ke arah jaden dan ia balik melemparkannya kepadaku, aku memberikannya wajah terkonyolku membuatnya terus mengoceh dengan wajah kesal membuatku tertawa penuh kemenangan dan tanpa sadar seseorang sudah berada di dalam ruangan ini, orang tersebut menatap tingkah konyol aku dan jaden seketika membuatku sedikit malu dan terdiam, marvel tersenyum melihatku senyumannya adalah senyum terfavoritku layaknya obat, bisa-bisa jika terus melihat senyuman marvel aku akan mengalami overdosis.

"Udah siap?" Tanyanya kepadaku.

"Udah daritadi curut,lo lagian lama banget!" Timpal jaden kepada marvel

"Sorry,tadi ada urusan dikit jadinya lama, gapapakan sayang?"

Aku mengangguk "gapapa, aku masih tetap sayang kamu" balasku sedikit dramatis membuat marvel tertawa dan jaden bergidik ngeri.

"Yah daripada kuping gue sakit denger kalian berdua lagi pacaran,gue duluan aja ya." Balas jaden "barang-barang lo gue yang bawa ra. eh iya bentar juga kayaknya gue gak langsung kerumah lo dulu ya ra.gue mau kerumah di panggil mama katanya disuruh nemenin lauren belanja. Nah lo vel jagain aira dulu awas ya lo apa-apain aira gue tonjok"

"Iya-iya gak bakalan" jawab marvel singkat dab jaden berlalu dari ruangan kami.

"Ayo" pintaku kepada marvel

"Ayo apa?"

"Pulang." Jawabku kesal.

"Kirain nikah" cengirnya menatapku, aku mencubit lengannya sambil tersenyum kecil.

"Becanda mulu ah, gak lucu" balasku

Kami berdua berjalan keluar ruangan, aku menatap ruangan berwarna putih itu sejenak dari luar kemudian melangkah beriringan bersama marvel. Seluruh bagian rumah sakit tampak sangat ramai, dan semua tatapan mata hanya tertuju kepada kami berdua ada yang menatap memuji,tatapan orang tua yang senang bahagia seperti mereka sedang bernostalgia dengan masa lalu mereka dan ada juga yang menatap dengan tatapan iri membuatku sedikit kesal terlebih lagi suster-suster dan pengunjung perempuan yang ada di rumah sakit terus memperhatikan wajah marvel seakan-akan marvel adalah artis yang di pertontonkan secara gratis dan dengan bodohnya marvel tersenyum kearah mereka. Aku mencubit lengannya perlahan.

DECEMBER TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang