Chapter 7 "PENYESALAN"

110 12 36
                                    

Ujian Akhir Semester sekolah Wisma Jaya akan dimulai hari ini, seperti biasa, murid-murid pasti akan melakukan ritual ini sebelum jam yang menandakan ujian telah dimulai berbunyi.

Ritual ini adalah membuat contekan.

"Ethan" panggil Tasia. Mukanya sok di imut-imut in gitu.

"Apa? Gausah sok imut"

"Apaan sih orang udah imut, nanti bantuin gue ya pas UAS nya udah mulai, lo kan pinter kan" ucap Tasia sambil menempel-nempel kan tubuhnya ke lengan Ethan.

"Ngga," ucap Ethan ketus "Males. Bantuin lo ga ada faedah nya buat gue," ucap Ethan "Pertama, lo buat gue dosa," lanjut Ethan sambil membuat huruf satu dengan jarinya. "Kedua, lo ga faedah." ucap Ethan.

Ya, Ethan sering banget ngatain Tasia 'Ga faedah'

Tasia memang sudah belajar mati-matian untuk UAS ini, tetapi namanya juga kebiasaan, nggak akan pernah hilang bila orang itu yang menginginkan. Itulah Tasia. Dia belum mau menghilangkan kebiasaan menyonteknya.

"Pelit banget, sih, Than." ucap Tasia sambil mencubit lengan Ethan.

"Yaudah gue minta ke yang lain aja"

"Yaudah bagus toh" ucap Ethan lagi.

Tasia hanya mendengus saja mendengar ucapan Ethan. Tetapi Ethan nantinya juga akan membantu Tasia pas ulangan, soalnya Ethan orangnya ga tegaan sama Tasia.

"Eh, Martha, Maureen, Chelsea, Kimberly, Devon, bantuin gue ya nanti"

"Ngga." ucap mereka berbarengan.

***

"Huh, baru hari pertama aja udah cape gue" keluh Martha

"Yah cemen lo! Kayak gue dong" cibir Maureen

"Emang lo gimana, Mau?" tanya Devon

"Gimana ya... Kasih tahu ngga yah..." canda Maureen

"Dih gaje lo, Rin. Malu gue ah sama lo" ucap Kimberly.

Maureen pun hanya bisa nyengir.

Hari demi hari pun berlalu, UAS juga akan segera selesai, yang berarti mereka akan mengadakan camping sebentar lagi.

"Yey! Besok selesai" ucap Chelsea

"Iya nih berarti bentar lagi kita camping dong, ya?" ucap Tasia.

Sekarang mereka ber-lima berada di kantin, sedang menyantap hidangan bakso mereka. Hari ini pulang cepat dikarenakan UAS, karena besok hari terakhir juga, mereka memutuskan untuk makan bakso dulu disini.

"Iya, tapi kok belum di kasih tau ya kapan camping nya?" tanya Martha.

"Paling besok dikasih taunya" ucap Maureen menebak.

"Tas"

Tasia pun menengok dibuatnya, suara itu berasal dari arah belakang Tasia, Maureen, Kimberly, dan Chelsea yang ada di hadapan tempat Tasia pun kaget dibuatnya, mereka bertiga sontak membulatkan mulutnya.

"Kenapa?" tanya Tasia dengan nada sinisnya.

"Ehm, mau pulang bareng, nggak?" ucap lelaki itu, siapa lagi kalau bukan Derren.

"Nggak. Gue sama Ethan." ucap Tasia, dia udah makan bakso nya lagi sekarang.

"Tapi, Tas-"

Belum sempat ia melanjutkan, tiba-tiba ada pemandangan yang tidak ia suka terjadi.

"Ayo, Tas." ucap suara itu sambil menggandeng kiri Tasia, notabene suara itu adalah suara lelaki.

Tasia pun hanya mengikut saja, tetapi dia baru menyadari bahwa yang dari tadi menggandeng tangannya bukanlah Ethan.

Can I?Where stories live. Discover now