[014] Blind pt.1

10.3K 583 80
                                    

Taekook/Hopekook

***

Story:

Aku tidak buta untuk bisa melihat tatapan memujamu untuknya.

Aku tidak tuli untuk bisa mendengar sisipan namanya di setiap kata yang kau ucap.

Aku juga tidak bisu untuk menjawab setiap untaian pertanyaan yang kau berikan padaku tentang dirinya.

Titik butaku bukanlah itu semua, tetapi titik butaku adalah kau. Aku begitu buta mendambamu dan menghiraukan setiap goresan luka yang kau buat secara tidak sadar. Jika aku menelisik diriku sendiri, aku tidak bisa membedakan mana jahitan dan juga tambalan atau bahkan tubuhku sendiri. Kau tahu kenapa? Karena terlalu banyak luka yang ada.

Pagi itu berjalan seperti biasanya. Kim Taehyung duduk manis dibangkunya dengan pundak dan telinganya yang mengapit ponsel. Berbicara dengan seseorang begitu seru, mengucapkan'Selamat Pagi' atau bahkan 'Jangan lupa makan, okay?' dan kata-kata lain yang menyakiti telingaku. Sementara aku berdiri didepan kompor, sibuk dengan telur mata sapiku juga potongan buah-buahan. Sebisa mungkin untuk mengabaikan suara berat dari pemuda yang ada dibelakangku.

"Hari ini kau tidak usah menungguku pulang. Aku akan berkencan dulu dengan Jimin."

"Kau yakin? Tidak akan melupakan password apartemen lagi kan?" aku mematikan kompor dan mulai menata makanan diatas piring.

"Yah! Aku tidak akan lupa lagi. Sudah kucatat di otakku jelas-jelas."

"Baiklah, tapi jika aku sampai mendengar ketukan pintu, jangan harap aku akan membukanya."

Dua piring berisi telur mata sapi, bacon dan roti panggang juga buah- buahan yang tadi sudah aku potong ditambah dua gelas susu hangat. Sempurna, bukan?

"Cepatlah makan tidak usah cemberut seperti itu, kau mau terlambat menjemput Jimin hyung? Aku sudah menyiapkan pakaian dan air hangat untukmu." Taehyung mengangguk, mulutnya masih sibuk mengunyah, menggilas semua makanan yang ku buat, ia melahap suapan terakhirnya dan meminum susu dalam sekali teguk. Setelahnya melesat ke kamar miliknya, bersiap-siap untuk menjemput kekasihnya.

Aku jadi ingat saat pertama kali kami bertemu, bukan pertemuan yang spesial tapi juga tidak bisa dikatakan biasa.

Saat itu hujan cukup deras mengguyur kota Seoul dari sore hingga malam. Memaksa para pejalan kaki atau pengendara motor untuk berteduh, sama seperti ku. Aku berdiri didepan minimarket dengan payung hitam yang tidak cukup untuk melindungi tubuhku kecuali bagian kepala hingga pundak, selebihnya basah semua. Awalnya aku ingin masuk saja ke bangunan tempatku berteduh tapi tidak jadi, banyak gadis-gadis centil dengan bedak setebal semen ada disana.

Mataku bergulir lurus kedepan, disana disebrang jalan laki-laki dengan hoodie hitam basah kuyup juga celana seragamnya yang sudah kotor dan sama basahnya, tengah berdiri menatapku. Poninya jatuh menutupi mata kanannya dan yang aku bisa lihat hanya sebelah mata tajamnya yang menatap;menusuk kearahku. Sampai akhirnya laki-laki itu tumbang tidak sadarkan diri, orang – orang terus melewatinya sambil menatapnya iba tapi tidak ada satupun yang mau menolongnya. Dan coba tebak siapa yang mau? Aku, orang yang dengan tololnya menolong orang asing yang sama sekali tidak pernah aku temui. Orang itu adalah Kim Taehyung yang sekarang menjabat sebagai sahabatku.

Tanganku meraih piring kotor bekas Taehyung dan milikku juga gelas susu, berjalan kearah wastafel untuk mencucinya. Aku terlalu sibuk hingga tidak menyadari lengan berbalut otot itu melingkar diperutku juga dagu runcing yang bertengger dipundakku. Siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung.

+ kookie [taekook;R18]Where stories live. Discover now