Extra Part 1

8.6K 863 12
                                    

Nah karena pada minta extra part, aku buatin nih. Sebenarnya aku ini agak bingung karena aku enggak terlalu mengerti kehidupan orang yang menikah itu seperti apa 😅😅😅. Tapi enggak apa-apa, aku coba. Jadi selamat membaca. 

Sudah satu tahun lebih berlalu sejak pernikahan Alya dan Nanda digelar. Mereka sudah tinggal berdua di rumah sederhana. Selama itu pula, mereka berusaha membina rumah tangga yang baik. Memang ada saatnya perselisihan diantara mereka berdua, tapi Nanda, sebagai kepala rumah tangga, selalu berusaha menyelesaikan masalah itu dengan kepala dingin. Tidak mungkin air itu selalu tenang. Ada saatnya ombak besar itu juga menerjang. Tapi sejauh ini hubungan mereka sangat baik dan sangat mesra. Membuat orang-orang cemburu saja kalau melihat mereka.

Sama seperti keinginannya dulu, Alya membuka butik di rumahnya bekerja sama dengan Cyntya. Usaha butik Alya sangat sukses sehingga akhirnya dia membuka cabang di tempat lain yang dikelola oleh Cyntya. Sedangkan Nanda, dia masih tetap menjadi CEO yang semakin terkenal dengan ide-ide briliannya. Sekarang Aldo yang menjadi sekretarisnya sekaligus menjadi segala tangan kanan Nanda. Ngomong-ngomong soal Aldo, dia baru lulus dari kuliahnya lima bulan dari sejak pernikahan Alya dan Nanda.

Alya tidak pernah menyangka ternyata beginilah rasanya hidup bersama orang yang paling dia sayangi. Menjadi seorang istri dari salah satu pengusaha yang sukses. Kalau yang dulunya dia bangun di ranjang single sendirian, sekarang ada seseorang yang tidur di sampingnya. Alya sering tersenyum sendiri ketika bangun dan menatap Nanda yang masih tertidur pulas di sampingnya. Rasanya seperti mimpi saja. Apalagi sebentar lagi kebahagiaannya akan bertambah sempurna. Hanya butuh dua bulan lagi, Alya sudah sangat tidak sabar menyambutnya.

Namun sebelum itu, datang kabar yang membahagiakan dari Aldo dan juga Cyntya. Yang sekaligus kabar mencengangkan bagi Alya dan Nanda. Bahwa akhirnya kedua manusia yang tidak pernah akur itu memutuskan untuk menikah. Tentu saja ini membuat Alya dan Nanda sangat tidak menyangka. Hari ini mereka menghadiri pernikahan Aldo dan Cyntya.

"Hai!" seru Cyntya senang melihat Alya dan Nanda.

Cyntya terlihat manis dengan gaun mengambang warna pink pastel yang menjulur panjang menutupi tubuhnya. Aldo juga terlihat lebih gagah dengan setelan jas hitam yang terdapat hiasan bunga seperti warna gaun Cyntya di sakunya.

Cyntya menatap perut Alya yang membesar.

"Ah, ini dia calon pengusaha seperti ibu-bapaknya," kata Cyntya senang sambil mengelus perut Alya yang membuncit. Ya, Alya tengah mengandung anak pertamanya. Dokter bilang janinnya itu berjenis kelamin perempuan. Karena itu dia sudah tidak sabar menunggu kehadiran si kecil yang akan menyempurnakan kebahagiaannya.

Alya tertawa. Disampingnya, Nanda merangkul Alya erat. Meskipun sudah satu tahun lebih menikah, mereka berdua terlihat seperti pasangan yang baru saja menikah kemarin.

"Sudah tujuh bulan, kan?" tanya Aldo antusias.

Alya mengangguk.

"Wah! Udah enggak sabar lihat bayi lucunya. Nanti sering mampir ke rumah ya kalau bayinya udah lahir. Ajak bayinya juga," kata Aldo bercanda.

Cyntya mengetuk pelan kepala Aldo. "Eh, kamu ini jadi orang yang sopan dikit ya. Harusnya kita dong yang mampir ke sana, masa mereka yang ke kita. Nyusahin orang aja deh!" seru Cyntya.

Aldo melirik Cyntya. "Yaelah, Say, udah nikah masih ganas aja sih. Baik-baik dong sama suami kamu," goda Aldo.

Cyntya mendelik. Wajahnya bersemu merah. Alya dan Nanda yang melihatnya tertawa.

"Kalian dari dulu sama aja ya. Jarang akurnya," kata Nanda.

Aldo merangkul Cyntya. "Iya, tapi kita saling cinta kok."

Muka Cyntya semakin bersemu merah. Pasalnya Aldo itu jarang bertingkah manis dan romantis kalau dihadapan orang banyak. Lagi pula yang membuat Cyntya mencintai Aldo bukan karena sikap manis dan romantisnya. Tapi karena Aldo yang selalu ada untuknya. Meskipun seringkali mereka berbeda pendapat, mereka tidak pernah benar-benar bertengkar. Setiap Aldo tidak ada, Cyntya merasa kesepian. Begitu juga bagi Aldo. Akhirnya mereka memutuskan menikah.

"Pokoknya semoga sukses ya buat kalian. Jadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah!" doa Alya.

Cynta dan Aldo mengamini. Sebelum Alya dan Nanda berbaur dengan tamu yang lain, mereka berfoto dulu bersama Cyntya dan Aldo. Setelah itu Alya dan Nanda pergi menikmati jamuan makan.

"Hhh, rasanya seperti mimpi ya," gumam Alya sambil memperhatikan Cyntya dan Aldo dari kejauhan.

"Kenapa?" tanya Nanda.

"Coba kalau diingat lagi masa SMA dulu, semuanya sangat berbeda ya. Dan kalau aku ingat masa-masa menyusahkan itu, buat aku jadi semakin bersyukur dan bahagia menjadi hidup seperti saat ini," jawab Alya.

"Aku senang akhirnya Aldo bisa menemukan cinta sejatinya," tambah Alya.

Nanda tersenyum dan mengangguk. Kalau mengingat masa-masa SMA dulu, memang rasanya hari ini merasa jadi orang paling beruntung dan bahagia sedunia. Apalagi dia akan segera menjadi seorang ayah.

Nanda memegang perut istrinya lembut. Seseuatu baru saja menendang perut Alya. Alya dan Nanda bertatapan sambil terperangah. Selalu saat-saat seperti ini adalah hal yang paling menyenangkan.

"Bayinya menendang."

Alya meletakkan kepalanya pada bahu Nanda. Nanda merangkulnya erat.

"Sebentar lagi, kita jadi orangtua."

Alya tersenyum dan mengangguk. Dan dia sudah tidak sabar untuk menyambut hari itu.

____

Di tunggu anaknya Alya dan Nanda ya ^^

Jangan lupa vote dan komennya :))

[2/2] KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang