duapuluhtiga

13.7K 1.5K 121
                                    


"Ihh Jimin jangan ngikutin aku mulu napa sih."

"Jim jangan peluk-peluk aku ih lagi bikin teh juga. Nanti tumpah!"

"Jim-"

"Call me 'oppa' first. Then i'll let you go."

Sera menghembuskan nafasnya kasar.

Ini sudah kesekian kalinya Jimin minta dipanggil 'oppa' dan hal itu membuatnya gemas ingin membuang Jimin ke tempat sampah.

Gerakan tangan Sera terhenti saat tiba-tiba Jimin membenamkan wajahnya di leher gadis itu. Tak mau melewatkan kesempatan, Jimin mengecup leher Sera berkali-kali. Lalu naik untuk mengecup pipi gadisnya.

Sera menggenggam erat sendok teh yang sedari tadi ia pegang. Ia tidak tahu harus memberikan reaksi yang bagaimana. Ini pertama kalinya ia diperlakukan demikian oleh seorang laki-laki.

Ditambah...

Ia hanya berdua dengan Jimin dirumah ini. Tidak ada siapapun kecuali mereka berdua.

Dan hal itu membuat Sera takut jika Jimin berbuat sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

Sera meletakkan sendoknya di atas cangkir teh, lalu tangannya terangkat untuk menahan kepala Jimin yang bergerakー menciumi leher dan pipinya, "Jimin..."

"Oppaー plis udah.."

Mendengar kata oppa keluar dari bibir Sera, Jimin menghentikan pergerakannya. Tetapi masih dengan posisi memeluk gadisnya dari belakang.

"Lepas." Ujar Sera dingin. Ia berusaha melepas tangan Jimin yang melingkar di perutnya. Jimin pun mengerti, mau tidak mau ia melepaskan tangannya.

"Kamu.. marah?"

Sera tidak menghiraukan pertanyaan pria itu dan langsung bergegas ke ruang tengah sambil membawa secangkir teh yang ia buat.

Jimin mengikuti gadisnya menuju ruang tengah. Perasaan bersalah muncul dihatinya. Perlakuannya tadi sudah keterlaluan. Ia sudah terlalu jauh. Ia lupa kalau Sera masih dibawah umur dan Sera juga tidak terbiasa dengan hal-hal seperti tadi.

Pria itu mengacak rambutnya kasar. Ia benar-benar merasa bersalah.

Sera menaruh cangkir teh-nya di atas meja lalu mengambil toples cemilannya yang masih penuh. Ia memposisikan dirinya senyaman mungkin sambil menyalakan televisi. Gadis itu tidak menghiraukan Jimin yang sedang berdiri di sampingnya dan memilih untuk memfokuskan dirinya pada televisi.

"Sera.."

Tidak ada jawaban.

"Kim Sera."

Masih tidak ada jawaban.

"Serー"

"Kalo masih berisik, aku usir."

Jimin terdiam. Ia sangat takut saat ini.

Walaupun Sera cantik, tetapi kalau marah sangat menyeramkan. Apalagi kalau sedang kedatangan tamu seperti kemarin. Mungkin Jimin sudah tidak berada di bumi lagi.

Dengan ragu-ragu, Jimin duduk di sebelah Sera yang masih fokus dengan film barbie-nya. Ia memberanikan diri untuk memeluk gadis itu lagi, mencoba membujuknya agar tidak marah.

"Sera jangan ngambek." Tutur Jimin dibarengi dengan aegyo-nya yang menurut Sera sangat tidak cocok untuk pria tua sepertinya.

"Jijik. Gausah sok imut."

chatting ;  om jiminWhere stories live. Discover now