tigabelas

17.4K 1.8K 54
                                    

Dengan langkah tergesa-gesa, Sera memasuki kawasan sekolahnya yang sudah sepi, tidak ada murid yang berlalu-lalang lagi. Pintu gerbang sekolah yang tingginya hampir 2 meter itupun sudah tertutup rapat.

Ya, gadis itu terlambat.

Tapi hal itu tidak membuat Sera kesal dan kecewa. Sejujurnya telat merupakan kebiasaan Sera selama ia duduk di bangku sekolah menengah atas. Bahkan jika dihitung-hitung dari kelas 1, mungkin Sera sudah telat puluhan kali.

Sera melangkahkan kakinya mendekati pagar besi yang sudah ditutup rapat. Terdapat seorang pria yang usianya kira-kira 35 tahun, berdiri dibalik gerbang dengan seragam lengkap security-nya.

Dari kejauhan, bisa dilihat pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan menggumamkan sesuatu.

"Telat lagi." Ujar pria itu setelah Sera sampain di depan gerbang.

Sera hanya tersenyum simpul pada pria yang bekerja sebagai petugas keamanan sekolahnya itu.

"Hehe pak. Izinin saya masuk dong." Bujuk Sera. Kali ini dengan wajah memelas. Tetapi sang security tidak mengindahkan perkataannya.

"Kamu tuh, sekolah kok telat melulu. Kamu perempuan, dek. Harusnya lebih rajin."

Ya, Sera diomelin.

"Kalo dihitung-hitung, semester 1 ini kamu udah telat 10 kali. Belum lagi ditambah telat kamu yang dulu dulu pas kelas 1 dan 2." Lanjut security itu.

Sera hanya tersenyum kecil mendengar omelan si security yang biasanya dipanggil Heechul Ahjussi oleh anak-anak. Dalam hatinya ia mengumpat, melontarkan kata-kata kasar pada security itu.

"Bapak bingung kok kamu gak di drop out ya." Tambahnya lagi sembari membenarkan posisi topinya.

Untuk kali ini, Sera bisa meredam emosinya. Ia menghembuskan nafas kasar. Jika biasanya ia selalu meladeni kata-kata pedas Heechul ahjussi, dan berujung keributan, kali ini Sera hanya tersenyum saja. Malas meladeni pria bangkotan itu.

"Yaudah deh pak kalau gamau bukain. Saya pulang aja. Capek ngomong sama bapak. Gaada ujungnya." Kata Sera akhirnya.

Gadis bersurai hitam itu membalikan badannya dan berjalan menjauhi sekolahnya.

Bukannya berjalan ke halte bus, Sera malah membelokkan dirinya ke suatu tempat. Tempat yang sudah tidak asing bagi Sera.

Yaitu belakang sekolah.

Sera berjalan menuju pintu gerbang belakang sekolah. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada seorang pun disana. Setelah itu, ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Yaitu benda yang biasanya kita sebut sebagai 'celana'.

Sera segera mengenakan celana tersebut, lalu menggandeng tasnya kembali.

Dengan percaya diri, Sera memanjat pagar besi yang tingginya tidak sama dengan pagar yang ada di depan tadi. Hal itu membuat Sera lebih leluasa untuk memanjat pagar tersebut.

Sejujurnya, setiap kali Sera telat, ia akan pergi ke belakang sekolah dan memanjat pagar. Seperti yang ia lakukan saat ini.

Sebut saja Sera adalah gadis nakal berparas cantik.

Mengejutkan memang. Tapi itulah kenyataan.

Sesampainya di puncak, dengan  hati-hati gadis itu menuruni pagar. Lalu mendarat dengan selamat di lapangan sekolah. Ia melepas celana yang ia kenakan lalu memasukkannya lagi ke tas.

Gadis itu tidak menyadari bahwa ada yang memperhatikannya sedari tadi. Bahkan saat Sera memanjat pagar.

"Selesai." Ujarnya.

chatting ;  om jiminWhere stories live. Discover now