[3] : Bully Lagi

2.5K 169 2
                                    

Ainayya's POV

"Aduhhh, kalian semua kok berisik banget sih? Gue lagi baca novel nih! Bisa diem kagak?" tanyaku pada semua anak-anak 12 IPA 3.

Yap, aku dan Ari kini sudah kelas 12. Dan sebuah keberuntungan bagiku dan Ari karena kita satu kelas lagi bahkan satu bangku lagi.

"Yeee, sensitif amat lo, Nayy! Kenapa sih? PMS ya lo?" tanya Ajil padaku.

"Iya, kenapa lo? PMS? Sensi amat, mbak," tanya Dimas sambil cekikikan.

Aku memutar bola malas. Aku sama sekali nggak PMS. Karena emang bukan jadwalnya gimana sih.

Aku hanya diam sambil melanjutkan pembacaan novelku. Tapi tiba-tiba, novelku diambil oleh Azka dan langsung di over ke anak-anak nakal.

"Ihhh, Azka! Balikin nggak novel gue! Gue lagi baca, anjir, lo mah ih sebel gue," ucapku sambil berlari ke arah Azka untuk mengambil novel.

"Tuh, novelnya ada di si Kefan, Nayya!" ucap Azka sambil menunjuk Kefan.

Kefan memperlihatkan novelku sambil tertawa gaje, aku pun langsung berlari ke arah Kefan.

"Kef, balikin nggak novel gue? Anjir, gue lagi baca saoloh," ucapku sambil berusaha mengambil novelku yang ada di tangan Kefan.

"Nih, ambil kalo lo mau," ucap Kefan sambil menaikkan novelku tinggi-tinggi.

Sial, aku cuman punya tak nggi 149 cm sedangkan Kefan? Mungkin 170 atau lebih. Dia tinggi kayak tiang, lah aku pendek.

"Kefan, lo tau gue pendek, masih aja lo angkat tinggi banget tuh Novel, sini in ah," ucapku sambil memelas.

Kefan melempar novelku kevarah Ari yang sedang ketawa melihat aksiku. Huh, Ari nyebelinnn.

Ari mengambil Noveliu yang sudah dilempar Kefan ke arahnya. Aku langsung berlari menuju Ari.

"Ri, gue mohon, kembaliin ya novel gue, itu bentar lagi ending, plissss," ucapku sambil mengatupkan tanganku dan memasang puppy eyes.

"Nggak usah pake tampang gitu segala, gak mempan buat kita!" ucap Azka sambil tertawa.

Aku menatapnya tajam, "Diem lo ketiak tapir, ini semua gara-gara lo tau nggak!" ucapku sambil berusaha mengambil novel dari Ari.

Ari masih saja tertawa dan aku terus berusaha mengambil novelnya. Huh, aku sudah lelah mendingan aku nangis aja lah.

"Hiks, Ri, balikin novel gue! Gue mau baca, Ri! Balikin nggak, hiks," ucapku sambil menangis.

Ari memutar bola malas, "Childish," ucapnya.

"MAMA!!! ARI NGATAIN AKU CHILDISH MAMA!! ARI JAHAT! NAYYA BENCI ARIIIIIIII!!! MAMA, PAPA, BANTUIN NAYYA!!!!" teriakku sambil menangis.

Semua mata langsung tertuju padaku. Ari langsung memberikan novelnya. Entah karena takut dimarahin mamaku, atau nggak mau di salahin.

"Nih, novel lo! Jangan nangis elah, cenheng bat sih," ucap Ari sambil mengusap air mataku.

Sweet sih, tapi masih kesel ah sama dia! Ini juga gara-gara si Azka ketiak tapir. Awas aja tu anak, di mutilasi baru tau rasa.

Ari membawaku ke bangku dan langsung menenangkanku. Sahabat yang baik. Sementara si Azka, Ajil, Dinas, Kefan, mereka cuman ketawa ngejek.

"Huhh, Ainayya Childish banget ya? Huu udah gede masa nangis sih?" ucap Azka sambil menyorakimu dengan ejekan.

"Diem lo ketiak tapir, tai lo!" ucapku ketus.

"Iya, masa seorang Ainayya Nathania Winata, penyuka lollipop warna-warni cengeng sih? Gaseru ah!" ucap Ajil.

"Diem lo kutil dugong, sama aja lo kayak si ketiak tapir." mereka lagi-lagi hanya ketawa ngejek.

Aku memutar bola malas. Ari yang melihatku hanya diam dengan tatapan dingin.

"Ih, lo kenapa diem aja sih? Lo juga sama tadi kenapa lo sama-sama usilin gue? Terus sekarang lo natal dingin gitu! Lo mah kayak bunglon tau gak, suka berubah-rubah," ucapku keheranan melihat sifat Ari yang berubah-rubah.

"Gak." singkat. Satu kata yang keluar dari mulut Ari Abrissam Harir.

"Singkat amat pak, PMS ya?" yang aku. Dia menggeleng.

"Heh, dugong, tapir, ikan mas, sama tiang, urusan kita belum selesai! Awas aja, besok gue mutilasi kalian!" ancamku pada anak nakal; Aji, Kefam, Dinas dan Azka.

"Huhh, aku takut," ucap Azka ketakutan.

"Iya, gue juga takut, Zka! Ternyata Ainayya sekarang menjadi mutilator!" ucap Dimas ngawur.

"Mutilator? Paandah?" tanya Kefan bingung.

"Mutilator itu adalah orang yang duka mutilasi orang!" jelas Dimas.

"Emang ada situlah mutilator?" tanya Ajil.

"Ya ada lah." semua kebingungan termasuk aku dan Ari.

"Udah deh, kagak usah dengerin bacotan di Dimas yang nggak berfaedah, mendingan cabut kuy, bolos," ajak Ari. Aku membulatkan mataku.

"Ehhh, jangan bolos napa! Bu Ani bakalan datang sebentar lagi. Sekarang ulangan matematika oncom! Mau gak dapet nilai lo pada?" tanyaku.

"Basi ah! Ulangan mulu perasaan, kuy ah kita ke kantin," ucap Azka.

Lalu mereka semua langsung pada cabut. Dan disinilah aku, duduk sendiri sambil menunggu bu Ani datang.

Tak lama Bu Ani datang dengan membawa kertas ulangan matematika, kami semua uoangan matematika dengan tenang karena anak-anak nakal pada gaada. Dan bu Ani, sudah tau mereka ke mana tapi, bu Ani tak ambil pusing. Karena menurutnya merka adalah anak Unfaedah yang harus ditendang ke Pluto.

*

Maafin ngaret.

Maaf typo.

Cuman 700+ kata kok. Dikit ya? Maaf.

Yeayyyy 2 hari lagi Tahun Baruuuuu!!!!

Betewe aku belum liburan. Siapa yang samaan belum liburan?

Jan lupa Vommentnya.

Thank's 🍭

Arham

29 - Desember - 2016 // 16:22 p.m.

[2]  When Mr Badboy Love Miss Muslimah • AriirhammOnde histórias criam vida. Descubra agora