Bab 15

413 28 2
                                    

Jade mengetuk pintu kamar tamu yang ditempati sepupunya. Letak kamar Calli di sisi kanan sedangkan Jade menempati kamar yang berseberangan dengan kamar gadis itu. Tidak ada tanggapan dari dalam. Pria itu menepuk jidat, teringat bahwa sekarang baru jam tujuh pagi. Calli tidak akan bangun sebelum jam delapan. Gadis itu benci bangun pagi bila bukan hari kerja.

Pria itu menyeringai senang ketika ide menjahili sepupunya terbesit dalam pikiran. Pria itu selalu senang menjahili sepupunya yang tidak suka bangun pagi itu. Ia pikir bisa mengajak gadis itu lari pagi di taman kota. Menurut pria yang selalu menjaga bentuk tubuh agar tetap bugar, olah raga di pagi hari tidak boleh absen.

Jade dengan semangat membuka pintu, dan bertambah lebar senyumnya ketika pintu tidak dikunci dari dalam. Pria itu melenggang santai masuk ke dalam kamar dan mendapati tempat tidur sudah tertata rapi. Tidak ada penghuni yang berbaring diatasnya. Jade mengucek kedua matanya, memastikan bahwa penglihatannya masih normal. Calli memang sudah tidak berada di kamar karena pria itu juga mengecek kedalam kamar mandi.

Apakah gadis itu sudah turun ke lantai bawah untuk sarapan ?

Jade akhirnya menutup pintu kamar dan segera berjalan melewati lorong kamar. Menuruni tangga dan menuju ruang makan.
Mr. Dan Mrs. Harrington sedang asik membaca koran dan majalah di meja makan. Sesekali menyesap kopi dan teh. Tubuh Jade terdorong kedepan ketika Claire menabraknya dari belakang.

" Ups. Maaf. Aku sedang buru - buru. " Claire menepuk pelan punggung Jade yang kena benturan kepalanya. Gadis itu melongokan kepala dari balik punggung pria itu untuk mencari keberadaan gadis berambut tembaga di dalam sana.

" Dia tidak ada disini. " Jade menjawab pertanyaan tak terucap Claire.

" Kemana Calli pergi sepagi ini ?" Claire bertanya kepada Jade saat mengikuti pria itu masuk ke dalam ruang makan. " Pagi. " Sapa Jade kepada kedua orang tua Claire. Mrs. Harrington melambaikan tangan menyuruh pria itu duduk disampingnya. Dengan patuh Jade duduk disamping wanita setengah baya itu, namun sebelumnya menggeser kursi untuk Claire yang duduk di samping Mr. Harrington.

" Aku tidak tahu. Justru aku akan menanyakannya kepadamu. Aku pikir dia bersama kamu. " Jade mengambil roti yang disodorkan dari keranjang roti oleh Mrs. Harrington. Meraih keju dan buah yang disodorkan Claire.

" Tidak, aku baru keluar dari kamar. Ketika aku ingin mengajaknya sarapan, aku pikir dia sudah turun kemari. " Claire meletakan croissant ke atas piringnya." Apakah dia sedang berolah raga ? " Claire bertanya.

" Hahaha, sejujurnya gadis itu tidak suka bangun pagi jika tidak dipaksa. Tapi aneh sekali dipagi seperti ini dia sudah berkeliaran di luar. Mungkin dia sedang berjalan - jalan di taman." Jade menjelaskan, menerima secangkir kopi hitam dari Jennet, asisten rumah tangga Harrington. Claire mendelik sebal ke arah asisten rumah tangganya yang berdiri terlalu dekat dengan Jade saat menuangkan kopi untuk pria itu. Tapi hatinya cukup tenang ketika Jade mengacuhkan gadis itu.

Hei, Dia sudah bertunangan dan itu denganku. Claire ingin meneriakan kata - kata itu kepada Jennet. Tapi hanya bisa berteriak dalam hati.

Jade tidak memperhatikan kecemburuan Claire atau bagaimana Jennet menyentuh tangannya saat gadis itu meletakan cangkir kopi. Pria itu sedang memikirkan tingkah sikap sepupunya yang agak berbeda sejak tiba di Inggris. Tepatnya sejak gadis itu menerima telepon dari Alain. Mereka sepertinya bertengkar. Tapi Jade tidak bisa mengorek masalah itu dari Calli. Gadis itu sangat tertutup. Selalu memendam masalahnya sendiri. Ketika Jade dan Claire pulang dari makan malam di luar, gadis itu sudah mengurung diri di kamar setelah kunjungan singkat ke rumah Raymond.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi ?
Aku akan menghubungi pria itu nanti..

***

Sementara seseorang yang sedang dipikirkan Jade sedang bergerak cepat membanting seorang pria yang berbadan lebih tinggi dan besar dua kali lipat dari gadis itu. Membanting dan menjatuhkan pria mabuk itu menghantam tanah dengan bunyi berdebam keras. Pria itu seketika terkapar tidak sadarkan diri.

Seal Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang