Bab 10

552 39 3
                                    

Callisandra menatap takjub dinding kamarnya. Lukisan itu tampak nyata. Seolah bunga - bunga itu menyembul dari dinding. Puluhan bunga mawar putih dan merah muda dilukis secara detil dan rumit beserta ratusan kelopak mawar yang seolah bertebaran memenuhi salah satu dinding kamarnya.

Callisandra tidak akan cukup hanya mengucapkan terima kasih kepada Claire Harington yang telah menawarkan diri untuk melukis dinding kamarnya tersebut. Claire adalah salah satu seniman profesional di Inggris yang lukisannya dijual mahal.

" Kau seniman luar biasa. Kau bisa menyeselaikan lukisan yang mengagumkan ini hanya beberapa hari saja ? Aku tidak akan cukup hanya mengucapkan terima kasih kepadamu." Callisandra berseru bahagia kepada Claire yang berada di kamar mandi yang sedang membersihkan tangan dan wajahnya yang terkena noda cat. Callisandra masih menatap takjub pada hasil karya tunangan sepupunya itu ketika Clare keluar dari kamar mandi. Tangan dan wajahnya sudah bersih dari noda cat. Walapun pakaian kerjanya yaitu kaos longgar dan celana overallnya penuh dengan noda cat beraneka warna.

" Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih berlebihan seperti itu. Justru ini satu - satunya yang bisa aku lakukan sebagai ucapan terima kasihku kepadamu karena sudah menampungku disini. " Claire ikut memandangi hasil karyanya juga. Walaupun begitu gadis itu berbinar senang saat dipuji oleh Callisandra. Senang bahwa Callisandra menyukai hasil lukisannya.

" Ya, aku tidak keberatan kau tinggal disini. Justru aku senang. Kau tahu aku tidak pernah benar - benar memiliki teman wanita. " Callisandra mengakui dengan senyum malu - malu. Ia memang sejak dulu jarang bergaul dengan gadis sebayanya. Dulu terlalu banyak kegiatan les yang harus ia jalani sehingga waktu bermainnya hampir tidak ada. Orang tuanya memusatkan perhatian gadis itu kepada segala bidang. Dari akademis, musik dan olah raga. Ia harus pandai dalam segala hal. Tidak ada waktu luang untuk bermain.

" Benarkah ? " Claire tampak terkejut dan tidak percaya dengan pengakuan gadis itu. Callisandra tidak terlihat sebagai gadis yang penyendiri. Gadis itu penuh percaya diri dan tenang.

" Aku terlalu sibuk belajar dan tidak ada waktu untuk bermain. Orang tuaku ingin aku unggul dalam segala bidang. Waktu bermain hampir tidak ada sama sekali. Kecuali bila Jade datang berkunjung. Ia adalah  pengaruh burukku. " Callisandra tersenyum dan melanjutkan, " Oleh karena itu, mereka cukup kecewa ketika aku gagal di bidang melukis. " Callisandra berusaha untuk bercanda namun Claire merasa tidak ada hal yang lucu dengan hal itu. Gadis itu merasa ikut sedih bagaimana masa kecil Callisandra yang  kaku.

" Jadi kita berteman ? " Claire mencoba mengganti topik. Ia tidak ingin membuat Callisandra mengingat masa lalunya yang kurang menyenangkan. Karena mereka akan menjadi teman di masa yang akan datang. Ia sangat yakin itu. Claire ingin meningkatkan semangat teman barunya. Ia ingin Callisandra bisa menikmati kehidupan yang sedikit lebih santai.
Claire mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

" Teman. " Callisandra menjawab mantap dan menjabat tangan Claire. Lalu yang membuat Callisandra terkejut adalah Claire langsung memeluk Callisandra. Gadis itu dengan kikuk membalas pelukan Claire. Beberapa saat kemudian mereka melepaskan pelukan satu sama lain.

" Walaupun kau harus mengkhianati sepupumu ? " Tanya Claire kemudian dengan tersenyum jahil. Callisandra tertawa dengan pertanyaan blak - blakan gadis itu.

" Jade tidak akan merasa dikhianati. Kau tahu, sepupuku itu mulai menyukaimu. Hanya saja pria itu cukup keras kepala. " Callisandra mengatakannya dengan sedikit nada bersekongkol. Ia berkata yang sebenarnya. Jade sepertinya mulai menyukai Claire. Gadis itu adalah gadis periang dan penuh semangat. Callisandra pun memperhatikan bagaimana sikap Jade kepada tunangannya. Sikapnya tidak sekaku saat mereka menjemput Claire tempo hari. Sikap sepupunya itu mulai melunak. Sepertinya hubungan mereka mulai berkembang.

Tidak seperti hubungannya dengan Alain. Tidak ada kabar dari pria itu. Teleponnya tidak aktif. Ketika Callisandra mengecek lagi dengan datang ke Apartement pria itu kemarin untuk memastikan Alain sudah sembuh dari demamnya.  Pria itu sudah pergi ke Inggris. Seorang asisten rumah tangga yang membuka pintu, memberitahunya dan menjelaskan bahwa ia ditugaskan satu minggu sekali untuk membersihkan Apartement pria itu. Alain tidak menitipkan pesan kapan akan kembali. Bagaimana mungkin pria itu lupa memberitahunya ?

***

Menjelang malam, Callisandra dan Claire terkapar di atas karpet tebal ruang tengah. Lelah seharian merapihkan dan mengatur perabot di Apartement baru Callisandra. Jade tidak bisa membantu, pria itu sedang berada di luar kota sejak kemarin. Ada pertemuan mengenai perencanaan pendirian kantor cabang.

" Aku lapar. " Claire mengumumkan saat mendengar perutnya berbunyi.

" Aku juga. Tapi tidak ada makanan lagi di lemari es. Aku akan memesan makanan. Aku teringat menyimpan brosur makanan restoran dekat sini di suatu tempat. " Callisandra sudah berdiri hendak mencari brosur makanan ketika mendengar bel berbunyi. Dengan gontai Callisandra berjalan menghampiri pintu.

Claire terperanjat saat mendengar suara jeritan Callisandra. Gadis itu langsung berlari mencari tahu apa penyebabnya. Namun Callisandra sudah muncul kembali dengan membawa dua kantong kresek besar. Harum masakan langsung menguar dari apa yang dibawa gadis itu. Lalu sosok tinggi berjalan dibelakang Callisandra. Pria itu terkekeh melihat sepupunya yang bergegas ke dapur untuk menyiapkan alat makan. Claire berhenti mendadak, denyut nadinya berdetak lebih cepat saat melihat wajah tampan pria itu. Claire sangat merindukan pria itu.

Jade akhirnya mengalihkan perhatian dari Callisandra yang masih sibuk membonglar bungkusan yang dibawa Jade tadi di atas meja bar. Pria itu lalu mengalihkan tatapan matanya kepada Claire. Alisnya dengan congkak terangkat. Memperhatikan tunangannya yang hanya diam terpaku. " Tidak ada sambutan Harrington ? " Jade mengejek. Memperhatikan pakaian penuh noda gadis itu.

Claire tahu pria itu dengan sengaja mengejeknya atas sikap agresifnya saat di Bandara. Bagaimana ia dengan spontanitas memeluk pria itu bila bertemu seperti gadis yang tergila - gila kepada pasangannya. Saat ini ia akan lebih bersabar dan menahan diri.

Claire sudah membuat  keputusan ketika mendengar pernyataan dari Callisandra. Tentang kekeras kepalaan pria itu. Lalu sepupu pria itu juga mengatakan bahwa Jade mulai suka padanya. Maka dari itu ia akan mengubah taktik.

" Selamat datang kembali. " Claire tersenyum sopan, mengangguk sedikit lalu membalikan badan. meninggalkan Jade yang masih berdiri diam dengan kedua alis terangkat. Bingung dan sedikit kecewa dengan sambutan dingin dari Claire. Apakah gadis itu sudah tidak tertarik padanya lagi ? Apakah pesonanya mulai memudar ? Atau bahkan gadis itu mulai menyesal telah bertunangan dengannya ? Pemikiran itu cukup membuat Jade kurang senang.

" Jade, cepat kemari. Kami sudah kelaparan. " Callisandra melambaikan tangan dari arah dapur. Jade akhirnya menghampiri mereka.

***

Callisandra bersandar dan meluruskan kakinya di dalam bathtub. Berendam air panas. Membuat tubuhnya terasa nyaman setelah seharian mengangkat dan membereskan perabotan di Apartement barunya. Tubuhnya terasa segar kembali. Namun pikirannya masih seperti benang kusut.

Ini semua gara - gara pria itu. Batin Callisandra. Kenapa pria itu menciumnya dan hari berikutnya menghilang tanpa kabar ? Ditambah dengan sikap Alain yang sedikit aneh. Pria itu biasanya humoris walaupun sikap tenangnya tidak berubah.

Namun ada sesuatu yang terasa berbeda. Tatapannya yang sedikit dingin dan serius mungkin ? Entahlah sampai saat ini Callisandra tidak bisa menjelaskan perbedaan pada pria itu. Mungkin Alain sedang ada masalah bisnis di Inggris. Kesimpulan itu cukup mengobati rasa rindunya pada pria itu.

RINDU ??? Callisandra langsung menggeleng keras.  Ia segera bangkit dan keluar dari bathtub. Meraih handuk di dalam laci dan mulai mengeringkan tubuhnya.

Bukan ia yang semestinya terpesona kepada pria itu. Tapi Alain yang akan terjerat dalam perasaan jatuh cinta pada dirinya. Callisandra mengulangi kalimat itu dalam hati.

________________________
16/11/16

Hallo...masih semangat mengikuti ceritaku ???

Seal Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang