Bab 7

536 41 0
                                    

Callisandra hanya bisa menghela napas. Jade kembali uring - uringan di kantornya. Selama sepuluh menit terakhir yang dilakukan sepupunya itu hanyalah memutari tengah ruangan kantornya. Callisandra akhirnya menyerah dan menutup laptop. " Apakah kau akan terus berputar - putar seperti itu atau kau akan mulai menceritakan apa yang membuatmu gelisah, Itu kan tujuanmu datang kemari ? " Callisandra bertanya, bangkit dari kursi belakang meja kerjanya. Berjalan ke arah sofa panjang berwarna putih yang berada tidak jauh dari sana dan kembali duduk.

Jade akhirnya terdiam dan melirik dari balik punggungnya. Melihat isyarat mata dari Callisandra, mengajaknya bergabung duduk di sofa. Jade menghela napas, dan berjalan menghampiri. Gadis itu menepuk ruang kosong di samping kanannya. Dengan patuh Jade duduk. Menyamankan diri dengan bersandar di sandaran lengan sofa.

" Claire Harington akan berkunjung ke Amerika. " Jade memberitahu. Pria itu kembali menghela napas berat. Callisandra sudah tahu siapa Claire Harington yang disebut sepupunya itu. Walaupun gadis itu belum pernah bertemu langsung. Mama dan papa membicarakan gadis inggris itu tadi malam.

Jade mengerutkan kening, merasa aneh tidak ada komentar dari sepupunya. Pria itu menoleh ke samping, menatap wajah datar sepupunya. " Apakah kau sudah tahu masalah kunjungan ini ? " Jade bertanya walaupun sudah tahu jawabannya. Callisandra menjawab dengan anggukan tenang. Jade langsung menyumpah. " Jadi, hanya aku yang diberitahu secara mendadak ? " Pria itu luar biasa jengkel.

" Sudah sewajarnya, gadis itu berkunjung ke Amerika. Dia pasti ingin lebih mengenal tunangannya dan calon mertuanya juga. " tanggapan Callisandra membuat Jade kembali menyumpah dan bangkit dari duduknya. Berjalan ke rak minuman dan menuangkan cairan emas gelap ke dalam gelas untuk dirinya sendiri.

Sebelum Jade mengangkat gelas kristal itu ke depan mulutnya, Callisandra mengingatkan satu jam lagi mereka harus menghadiri rapat penting. Jade dengan marah membanting gelas itu ke atas meja. Tidak jadi meminumnya walaupun jelas Jade sangat membutuhkan. Tapi rapat siang ini memang sangat penting. Ia tidak mungkin mabuk saat rapat. Pikirannya harus tetap jernih. Tapi, sangat sulit untuk berpikiran jernih saat masalah ' kunjungan mendadak ' tunangannya yang menyebalkan akan tiba di Amerika dalam hitungan beberapa jam lagi dari sekarang.

" Ayolah, Jade. Kunjungan ini tidak seburuk itu. " Callisandra menghibur.

" Bagaimana perasaanmu saat tunanganmu yang arogan itu berkunjung kemari ? " Jade puas melihat Callisandra cemberut.

" Aku harap dia tidak kembali lagi ke Amerika. Aku selalu mengalami hal yang buruk jika berdekatan dengannya. " Callisandra menerima telepon dua minggu yang lalu dari Alain. Walaupun gadis itu tidak pernah memberikan nomor teleponnya kepada pria itu. Bahwa Alain akan pulang ke Inggris untuk menemui kedua orang tuanya yang sempat tertunda. " Cepat sembuh ya, maaf aku tidak bisa merawat dan menjagamu saat kau terluka. Tapi aku akan segera kembali padamu. Aku harap saat aku kembali, kakimu sudah sehat. Yang jelas aku akan merindukanmu selama kepulanganku ke London..." pria itu tidak mendengar jawaban gadis itu. Callisandra langsung mengakhiri panggilan tersebut.

Callisandra membuyarkan lamunanya sendiri. Kaki kanannya sudah lebih dari sehat, Sekarang Callisandra bisa berjalan dengan cepat. Renungan gadis itu terganggu ketika Jade berkata, " Ingat, taruhan itu. Apakah kau akan bersikap pengecut dan mengaku kalah saat belum mencoba ? " Diingatkan lagi tentang taruhan konyol, walaupun sekarang tidak terlihat konyol lagi membuat Callisandra tambah kesal.

" Sial, Jade. Jangan ingatkan hal itu. Aku masih ingat. Dan aku tidak akan kalah. Alain sepertinya segera masuk kedalam perangkap ku dilihat dari tindakannya selama kunjungan kemarin. Dia berusaha dengan segala cara mempesonaku. Tapi semua ini membuatku sangat bingung. Alain yang sekarang sangat jauh berbeda dari Alain yang dulu. "

Seal Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang