"Tiara

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


"Tiara.."ucap Ari dingin dengan tatapan tetap pada Tiara.

"Tatap mata gue" sambung Ari dengan nada sedikit memohon, tapi Tiara tak berani menatap Ari. Tiara yang terlalu amat ketakutan.

"Ya Allah... kuatkan hatiku agar air mata ini tak menetes didepan Ari"  ucap Tiara dalam hati.

Ari yang merasa Tiara tak meresponnya, Ari menutup matanya dengan diiringi helaan nafas yang berat, hati Ari hancur, sakit, terluka, Ari frustasi karena Tiara tak mau menatapnya, Ari yang sudah tidak kuat dengan semuanya ini, Ari akhirnya pergi meninggalkan Tiara tanpa sepatah kata pun.

Tiara baru mendongakkan wajahnya stelah Ari tak terlihat lagi dan tangis Tiara akhirnya pecah juga. Tiara menangis, entah kenapa hati Tiara sakit saat tadi mendengar Ari memintanya untuk menatap Ari dengan nada sedikit memohon.

"Kenapa gue harus  menerima semua perlakuan Ari, kenapa...???? Kenapa haruss gue...???" Ucap Tiara disela sela isaknya dengan tubuhnya yang meluruh jatuh ke lantai.

"Gue benci Ari" ucap Tiara dengan kedua tangannya meremas rok seragamnya.

"Tiara" panggil Dania yang berlari menghampiri Tiara.

"Loe kenapa" Tanya Dania khawatir.

Tiara yang ditanya justru malah semakin menangis dan membuat Dania semakin bingung. Dania memeluk sahabatnya itu berusaha untuk menenangkan.

"Tiara ikut gue" ucap Dania mepaskan pelukananya dan membantu Tiara berdiri.

"Loe gk boleh ke kelas dalam keadaan seperti ini" ucap Dania sambil menuntun Tiara ke toilet. Tiba di toilet Tiara mebasuh wajahnya dengan air untuk menghilangkan jejak jejak air matanya  kemudian Tiara menatap wajahnya di cermin. Tak lama kemudian Tiara menatap Dania yang berdiri disampingnya.

"Dania... makasih" ucap Tiara  berusah tersenyum pada Dania agar Dania tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya.

"Sebagai sahabat loe.. gue akan selalu berusaha membantu semampu gue" ucap Dania memegang bahu Tiara dan tersenyum.

Sejujurnya Dania ingin menanyakan soal kejadian tadi, tapi Dania tau ini bukan waktunya yang tepat, karena saat ini Tiara belum bisa menjelaskannya, Tiara butuh waktu untuk menenangkan dirinya dulu. Dania berusaha mengerti apa yang dirasakan sahabatnya itu.

"Ayo" ajak Tiara ke kelas. Dan dijawab Dania dengan anggukan kepala dan tersenyum.

Tiba di kelas Tiara tak melihat Ari.

"Kenapa gue harus peduli sama dia" gumam Tiara dalam hati.

"Tiara.. kok bengong" ucap Dania karena melihat Tiara mematung di ambang pintu.

"Emmz.. ng...ng...gak kok" jawab Tiara gugup dan membuat Dania mengerutkan keningnya.

"Ya udah ayo jalan" ajak Dania menarik tangan Tiara menuju ke tempat duduknya.

"Hai Tiara" bentak Angel yang menghampiri Tiara.

"Mau apa loe" Dania membalas membentak, Dania tak terima Tiara di bentak bentak oleh Angel yang sok sok kecantikan itu.

"Gue gk ngomong sama loe" Angel balas membentak.

"Dan Tiara juga gk mau ngomong sama loe" bentak Dania.

Tiara hanya diam melihat Dania dan Angel saling membentak, dalam hati Tiara bersyukur karena mempunyai sahabat seperti Dania yang selalu membantunya.

"Minggir" bentak Ari yang datang tiba tiba pada Angel yang berada di depan mejanya.

"Ari.." ucap Angel kaget dengan menoleh ke arah Ari.

"Gue mau duduk" ucap Ari dingin dan menggeser tubuh Angel denga kasar membuat Angel sedikit meringis kesakitan karena sentakan tubuh Ari.

Tiara hanya diam membisu di tempat duduknya tanpa berani menatap ke arah Ari yang sekarang duduk di sampingnya.

"Kalian ngapain masih pada ngumpul disini" bentak Ari pada kerumunan teman temannya yang masih setia berdiri di depan mejanya.

Semua teman temannya gelagapan dan langsung menuju mejanya sendiri sendiri. Sosok Ari yang berkuasa di sekolah ini karena Ari anak dari seorang pemilik sekolah ini membuat teman teman nya patuh akan perintah Ari.

Bu Tiwi memasuki kelas dengan membawa setumpuk lembaran kertas ditangan kirinya.

"Pagi semuanya" ucap Bu Tiwi

"Pagi bu...." jawaban dari seisi kelas.

"Hari ini Ibu akan membagikan hasil tugas minggu lalu.. Ari Afriansyah" panggil Bu Tiwi menyerahkan kan hasil nilai tugas minggu lalu. Ari maju dan memngambil nilai hasil tugasnya.

"Nilai kamu tertinggi di kelas ini dan pertahankan" ucap Bu Tiwi.

"Iya Bu" jawab Ari sambil menganggukkan kepala. Kemudian kembali ke tempat duduknya lagi.

" junet, fahri, cica, dania, angel, Tiara dan .........seterusnya....." panggil Bu Tiwi membagikan nilai nilai hasil tugas kelas ini minggu lalu.

"Sekarang buka halaman 105"perintah bu Tiwi.

Bu Tiwi berdiri di depan menerangkan materi hari ini dengan kanan kirinya memegang buku pelajaran dan kanannya memegang spidol.

Tiara yang berada di dalam kelas tapi fikirannya tidak konsen pada apa yang diterangkan bu Tiwi di depan, yang ada difikiran Tiara hanya Ari..Ari... dan Ari...yang duduk di sampingnya.

Semua kejadian yang telah terjadi dari pertama Tiara bertemu  Ari terbayang bayang di otaknya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Semua kejadian yang telah terjadi dari pertama Tiara bertemu  Ari terbayang bayang di otaknya. Semua perlakuan Ari terhadap dirinya yang membuat hidupnya berantakan tak bisa membuat materi pelajaran hari ini masuk di dalam otaknya.

#########

Gimana ceritanya udah  bisa bikin BAPER belum...😄😄

Jangan lupa coment ya..

Makasiìhhhhh...😃😃😃😃😃😃😚😚😚

HARUSKAH..???जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें