[Seokjin × Myungeun] Are you sure?

Mulai dari awal
                                    

"Kau menyebalkan!"

"Terserah. Mandi dan ganti pakaianmu! Aku akan menyiapkan makanan untuk kita berdua," ucap Seokjin sambil mendorong tubuh Myungeun agar gadis itu pergi dari dapur. Mendengar kata makanan membuat mata Myungeun berbinar. Tanpa protes gadis itu melesat menuju kamarnya. Seokjin yang melihat tingkahnya hanya terkekeh.

Tiga puluh menit. Waktu yang dibutuhkan Myungeun untuk membersihkan diri. Juga waktu yang dibutuhkan Seokjin untuk menyiapkan makanan. Saat ini keduanya tengah khusyuk menghabiskan makanan di piring masing-masing.

"Kau tidak ada jadwal jaga di rumah sakit?" Tanya Myungeun mencoba membuka topik pembicaraan.

"Tidak," jawab Seokjin singkat. Laki-laki bermarga Kim itu terlalu fokus pada nasi goreng kimchi buatannya.

"Apa yang kau lakukan disini pagi-pagi? Kau mengganggu waktu tidurku tuan dokter," Myungeun menampilkan ekspresi cemberut begitu ingat tujuannya untuk hibernasi gagal akibat kedatangan laki-laki bersurai hitam dihadapannya.

"Aku sampai disini jam setengah 10 nona. Kau sebut itu pagi?" Seokjin menatap Myungeun sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ini kan long weekend, aku ingin istirahat. Dua minggu terakhir ini aku tidak tidur dengan baik," gadis itu mengerucutkan bibirnya.

Myungeun tidak berbohong tentang jadwal tidurnya. Dua minggu terakhir ini, gadis itu diserbu oleh deadline yang mengharuskannya untuk mengurangi jam tidur. Profesornya di kampus sudah seperti jelmaan ibu tiri, kejam. Belum lagi tugas akhirnya yang menanti untuk direvisi. Oh, tidakkah Seokjin melihat kantung mata Myungeun yang menghitam?

"Kau boleh istirahat, tapi tidak dengan tidur sepanjang waktu. Itu tidak baik untuk kesehatanmu," Seokjin tersenyum kecil sambil mengacak rambut Myungeun, "kau sudah selesai makan? Berikan piringnya padaku."

"Aku saja yang mencuci piringnya," Myungeun berdiri lalu berjalan ke dapur sambil membawa tumpukan piring kotor.

Seokjin lagi-lagi tersenyum. Seorang Park Myungeun mungkin terlihat cuek, pemalas, acuh tak acuh pada sekitar, dan terkesan judes, tapi Seokjin tahu dibalik itu semua ada perhatian dan kehangatan. Myungeun tipikal orang yang memperhatikan dalam diam. Itulah satu dari sekian hal yang Seokjin suka dari Myungeun.

Mereka pertama kali bertemu saat Myungeun berada di tahun pertamanya sebagai mahasiswa. Ayah Myungeun merupakan dokter senior di rumah sakit tempat Seokjin menjalani praktek sebagai intern. Seokjin yang saat itu masih amatir harus berurusan dengan gadis cerewet yang masuk UGD karena terserempet motor pengantar makanan cepat saji. Myungeun keras kepala tidak mau diobati oleh Seokjin. Gadis itu terus saja meminta Seokjin untuk memanggil ayahnya. Seokjin yang clueless bersikeras mengobati luka di lutut dan lengan Myungeun. Keributan kecil diantara keduanya berakhir saat dr. Park, ayah Myungeun, datang ke UGD untuk mengobati puteri semata wayangnya. Seokjin terkejut bukan main saat mengetahui bahwa pasien cerewetnya itu adalah anak dari dokter senior yang paling dia segani.

Suara kran air membuyarkan lamunan Seokjin. Laki-laki dengan tinggi 179 cm itu berjalan ke dapur dan menemukan Myungeun dengan sarung tangan karet berwarna merah muda tengah membilas piring dan beberapa alat makan yang lain. Tubuh Seokjin mendekat ke belakang tubuh Myungeun, lalu lengannya melingkar di pinggang ramping gadis itu.

"Ugh, kau mengagetkanku!" Pekik Myungeun.

Seokjin mengeratkan pelukannya dan meletakkan wajahnya di perpotongan leher Myungeun, menghirup aroma khas gadis itu. Myungeun berusaha terlihat baik-baik saja mendapat perlakuan seperti itu, meskipun kenyataannya tidak. Aroma shampoo Seokjin yang masuk ke indera penciumannya membuat Myungeun menggila. Jantung gadis itu berdetak cepat, bahkan tangannya sedikit gemetar saat memegangi piring. Dia bisa saja menjatuhkan piring yang berada di tangannya itu. Beruntung Park Myungeun mempunyai pengendalian diri yang baik.

BTS × Lovelyz OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang