[Namjoon × Soojung] First Love

502 50 1
                                    

Novel romansa, secangkir americano, dan dentingan piano menjadi perpaduan yang pas di musim hujan. Ditambah pemandangan jalanan yang basah dan gerimis dari balik jendela kaca. Penghangat ruangan yang ada di dalam kafe menjadikan pengunjungnya enggan untuk beranjak, begitu pula pemuda itu.

Celana jeans, kaos hitam turtle neck berlengan panjang, dan coat berwarna biru membalut tubuh proporsionalnya. Matanya sibuk membaca setiap kata yang tercetak dalam novel yang baru dibelinya kemarin. Dia bahkan tidak sadar jika americano yang dipesannya tadi sudah dingin. Hei, dia sudah berada di dalam kafe itu selama hampir 45 menit.

Laki-laki itu gemar membaca. Dia akan menjadi orang yang paling apatis dengan sekitar jika ditangannya sudah ada sebuah buku. Kecintaannya terhadap buku terbukti dengan adanya perpustakaan kecil di apartemennya. Mulai dari ensiklopedi hingga novel dapat ditemukan disana. Dia lebih sering berduaan dengan buku dari pada berkumpul bersama teman-temannya. Bukannya dia antisosial, hanya saja dia lebih suka ketenangan. Teman-temannya sungguh berisik, menurutnya.

"Hyung, aku rasa kau akan menikahi sebuah buku," celetuk Jimin, salah satu teman akrabnya yang satu tahun lebih muda darinya ketika mereka sedang berkumpul. Itu bukan pertama kalinya dia mendengar kalimat tersebut. Bahkan Hoseok, yang juga merupakan teman akrabnya, mempertanyakan kenormalannya. Sungguh teman yang 'baik'. Laki-laki itu hanya menjadi bulan-bulanan mereka karena dia belum mempunyai kekasih. Teman-temannya selalu saja memprotes ketidakpekaannya pada gadis yang jelas-jelas sedang mendekatinya.

Kim Namjoon, laki-laki pencinta buku itu normal. Dia juga menyukai perempuan, tidak seperti yang dibayangkan teman-teman gilanya itu. Namjoon juga pernah jatuh cinta. Jantungnya pernah berdetak lebih kencang ketika matanya menangkap siluet gadis yang disukainya. Dia pernah mendadak bertingkah bodoh dihadapan gadis yang disukainya karena gugup. Namjoon pernah merasakan apa yang dirasakan orang ketika jatuh cinta. Dan selama 22 tahun dia hidup di dunia hanya ada satu gadis yang berhasil membuatnya merasakan hal itu.

"Dingin," gumam Namjoon saat menyadari bahwa americano-nya sudah terlalu lama terabaikan. Pandangannya kini tertuju pada jalanan basah disebelah kirinya. Dia sengaja memilih bangku yang berdekatan dengan jendela kaca agar bisa menikmati pemandangan luar. Hanya ada satu dua orang yang lewat sambil membawa payung. Di cuaca seperti ini pasti orang-orang lebih memilih untuk bergelung dibalik selimut tebal dari pada berjalan keluar rumah dan merasakan dinginnya udara luar.

Namjoon meletakkan pembatas buku dalam novel yang dibacanya lalu berjalan menuju kasir, bermaksud memesan minuman lagi. Di depan kasir sedang ada pelanggan yang menunggu pesanannya, seorang gadis bertubuh mungil dengan balutan celana jeans dan hoodie berwarna merah muda. Mau tak mau laki-laki bermarga Kim itu harus antri.

"Terima kasih," ucap gadis itu pada pelayan yang menyerahkan pesanannya. Dia sedikit terkejut saat berbalik dan hampir menabrak laki-laki yang sedang antri tepat dibelakangnya, "ah, maaf-"

"Soojung noona?" Namjoon terkejut melihat wajah gadis di depannya.

"Eh? Namjoon!" Pekik Lee Soojung saat mengenali laki-laki tinggi yang tengah berdiri di depannya, "bagaimana kabarmu? Sudah berapa lama kita tidak bertemu?"

"Apa kau sedang buru-buru noona?" Bukannya menjawab pertanyaan Soojung, Namjoon malah balik bertanya pada gadis itu. Soojung menggeleng dengan tatapan bingung. Namjoon tersenyum penuh arti, "kalau begitu duduklah di bangku dekat jendela itu. Aku akan memesan minuman lalu menyusulmu."

"Baiklah."

Kini keduanya duduk berhadapan di bangku yang tadi dipakai oleh namjoon. Bedanya dia sekarang tidak sendirian, tapi ada gadis cantik di depannya.

BTS × Lovelyz OneshotWhere stories live. Discover now