"Maafkan ayah Zefa, seharusnya ayah memberi tahumu kalau kita akan pindah lagi." Ayah Zefa mengelus puncak kepalah Zefa sayang.

Sebenarnya Zefa telah beberapa kali mengalami kondisi seperti ini namun kali ini berbeda dia telah menemukan sahabat sejatinya dan dia kembali terisak mengingat dia mengingkari janjinya pada Rizal yang ia ciptakan sendiri.

"Maafkan aku Isal. Semogah kau tidak membenciku."

Disisi lainnya Rizal tengah meringkuh ketakutan melihat ayah dan ibunya bertengkar hebat bahkan dapat ia lihat dengan jelas ayahnya menampar ibunya dan semuanya seakan seperti mimpi. Rizal melihat ibunya menujuh ke kamar dan keluar dengan sekoper pakaian dan melengang pergi setelah mencium keningnya singkat.

"Ibu mencitaimu." Dua kata terakhir dari ibunya.

Yang Rizal lakukan setelah malam itu hanya menunggu ibunya, dan nafsu makannya terus berkurang, namun ibunya tak kunjung kembali hingga tepat seminggu Rizal meminta supirnya mengantar dia ke rumah Zefa ia ingin menceritakan kejadian tadi malam pada satu-satunya sahabat yang ia miliki sekarang, karena bahkan ayahnya seakan tak peduli padanya. Namun apa yang dia dengar dari pemilik baru rumah yang Zefa tempati menghancurkan segalah harapannya.

"Mereka telah pindah seminggu yang lalu."

"Pembohong!" Itu satu kata yang diberikan Rizal pada Zefa.

Keinginan Zefa sepertinya tak dikabulkan karena. Semuanya telah berubah tak ada lagi Rizal yang periang. Tak ada lagi Rizal yang suka bercanda. Tak ada lagi Rizal yang peduli pada sesama. Semuanya telah berubah, yang Rizal lakukan untuk melampiaskan semua yang ia alami adalah dengan membuli dan belajar.

Setiap hari pasti ada yang dibuli dan buku menjadi hal yang wajib bagi Rizal. Berkelahi dan berbagai hal yang buruk lainnya terus dilakukanya terutama terhadap perempuan.Entah kenapa dia mulai membencinya. Hingga ia duduk di bangku smp kelas 1 Nova beserta ibunya datang kerumahnya dan dikenalkan oleh ayah sebagai adik serta calon ibunya.

Pada awalnya ia membencinya dan ia sering membuli Nova, tetapi malah ditanggapi oleh cengiran khasnya hingga akhirnya Rizal menyerah dia membiarkan Nova masuk dalam kehidupanya sebagai adiknya namun tidak pada ibunya.

Namun perlu diingat ia tak pernah mengeluarkan ekspeksi apapun pada Nova bahkan untuk sekedar tersenyum, hatinya masih tetap beku.

Sejenak keraguannya untuk permainan balas dendam ini hilang sudah.

Tok-tok-tok

"Bang Ical ini aku," suara cempreng dari luar.

"Masuk."

"Bang tadi gimana misi pertamanya sukseskan? Emang itu tiga cabe di sogok dengan follback akun ig mereka aja langsung mau disuruh." Nova berkata antusias sambil membuka instagram Rizal yang dibuatnya, karena walau telah berulang kali memaksa kakaknya yang layaknya patung berjalan itu untuk membuat akun ig, namun tak pernah ditanggapi Novapun berinisiatif membuatnya.

"Eh bang ini si cefa naikin foto kalian berdua. Mana comennya banyak amat lagi."

{sorry gambarnya ilang jadi kalau mau liaht di part 11)

Have Lunch with

@Rizal_Pratama

10.000 Likes 1000 Comments

Tanpa sadar Rizal tersenyum singkat melihat foto mereka berdua dan hal langkah ini tak luput dari penglihatan Nova.

"BANG ICAL LO KERASUKAN APA?? INI KEJAIBAN DUNIA BISA LIAT ABANG SENYUM WALAU IRIT BANGET!" Nova langsung berteriak histeris dan memeluk Rizal senang.

Aura ini. Nova mengendurkan pelukannya karena dia tau ini akan berbahaya dari aura ini ia tahu Rizal berkata 'pergi atau kuhabisi' maka tanpa menunggu lama lagi Nova segera berlari meninggalkan kamar Rizal dan masih sempat mengangkat kedua jarinya 'peace' sebelum Rizal menutup pintunya dengan kasar.

Tanpa sadar Rizal mengakui kalo ini pertama kalinya ia tersenyum di depan Nova, namun sejujurnya ini yang ketiga kalinya setelah kejadian sebelas tahun lalu. Yang pertama saat ia melihat Zefa di parkiran sekolah, ya dia tahu kalo Zefa memperhatikannya membentak para siswa dan tanpa sadar saat ia berjalan menujuh kelas ia tersenyum singkat.

Yang kedua saat dia mendengar celotehan dari adik Zefa Ariel(Part 4) dan ketiga kalinya saat Nova menunjukan foto itu. Dia tahu kalo ini salah karena semua yang membuatnya tersenyum berhubungan dengan orang yang dibencinya.

Pada awalnya ia berniat membalas dendam dengan membuli Zefa secara terang-terangan, namun Nova yang penasaran melihat abangnya lebih bersemangat, langsung memintah ayah trinya memindahkannya ke sekolah Rizal agar ia dapat melihat apa yang terjadi. Nova sengaja tidak member tahu kalau ia merupakan adik Rizal agar dapat leluasa mengusir cabe-cabe yang mendekati abangnya,

Nova tertarik menyiksa Zefa setelah abangya mau mencritakan kejadian sebelas tahun lalu. Ia benci pada Zefa yangmenyebabkan seorang tersiksa. Dimulai dari tindakan-tindakan kecil seperti mengodah Rizal layaknya sepasang kekasih hingga berkata kasar pada Zefa. Semua itu dilakukannya dengan sengaja.

Pada akhirnya ia merasa cara tersebut terlalu ringan dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan Zefa pada abangnya.

"Bang! Nova puny aide, gimana kalo abang pacarin si Ze-"

"Kamu gila!"

"Eh Nova belum abis ngomong malah dipotong. Jadi maksud Nova itu abang pacarin Zefa terus buli dia tanpa sepengetahuannya dan puncaknya itu pas abang putusin dia. Mau nggak bang?"

"Hmm."

"Eh malah gumam nggak jelas. Jawab dong," Nova mendegus kasar.

"Ok aku setuju." Dan semuanya dimulai dengan persetujuhan Rizal Nova menyusun 'permainan balas dendam' Rizal hanya perlu memainkan perannya. Sakit hati yang ada sejak kejadian sebelas tahun itu terus melekat padanya dan kian hari, kian membesar. Membuat Rizal menghilangkan perasaan sebenarnya demi balas dendam. Balas dendam yang mungkin akan disesalinya.

~|~|•~•~•~•~~•~•~•~•~•|~|~

1.Ada yang mengira kalo Nova itu pemain baru tapi sebenarnya nggak dia itu Enda yang adhy ganti nama aja jadi Nova.

2. Adhy akan revisi kembali ceritanya supaya lebih baik lagi.

kali ini 1100+ words

Kalau bagus ceritanya kalian bisa vote dan comment bila ada yang ingin memberikan saran dan masukan.

Temenan yah^_^
IG: Adhyaksa_Mallaka

Line: Adhyaksa29m

1 Juni 2017

"See you next part" ^_^

My Bullies MENWhere stories live. Discover now