[3]Sebenarnya

660 68 35
                                    

Part sebelumnya**

"Yaudah teman-teman, kalau begitu aku pulang dulu yah" Ucap Zefa di setujuhi teman-temannya, lalu mereka bergegas meningalkan kelas.

Zefa menaiki mobil limousine hitam yang telah menunggunya, pak Mahmud mulai menyalakan mobil dan segera mengantar tuannya pulang ke rumah. Saat melewati sebuah gang dekat sekolah,

"Pak Mahmud berhenti! Itu seperti Rizal."

Kepercayaan dapat hancur dengan mudah karenasebuah kesalahpahaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kepercayaan dapat hancur dengan mudah karenasebuah kesalahpahaman.

Pak Mahmud sedikit kaget akan perintah Zefa yang tiba- tiba, namun pak Mahmud tetap menepikan mobil di seberang jalan sesuai perintah Zefa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pak Mahmud sedikit kaget akan perintah Zefa yang tiba- tiba, namun pak Mahmud tetap menepikan mobil di seberang jalan sesuai perintah Zefa. Melalui kaca jendela mobilnya Zefa memperhatikan Rizal yang ia pastikan sedang beradu mulut dengan seorang remaja, dan semakin lama Rizal malah membentak anak sma yang Zefa yakin bukan siswa dari smanya. Ia lalu menurunkan kaca jendela, bermaksud melihat lebih jelas apa yang sedang dilakukan Rizal.

Zefa membulatkan matanya tak percaya, dia sangat kaget sehingga membuatnya meremas tas Rizal yang rencananya akan dia berikan besok. Tepat didepan matanya Rizal mengankat kerah anak itu, memukulnya dengan sangat keras, lalu berkata- kata yang tak bisa didengar Zefa karena mereka berada di sebrang jalan. Keadaan anak itu cukup mengenaskan, banyak luka lebam diwajahnya, anak itu menyerahkan uang yang tidak terlalu banyak kepada Rizal. Karena perasaan marah, sedih dan juga penasaran Zefa turun dari mobil sambil membawa tas Rizal, lalu berjalan menghampiri Rizal.

"Apa yang kau lakukan kepada anak itu?" Tanya Zefa dengan nada tinggi.

"..." Tidak ada jawaban dari Rizal, dia hanya diam sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Rizal, aku sedang bertanya! Kenapa kau memukulnya dan mengambil uangnya?" Tanya Zefa yang mulai tersulut emosi.

"Bukan urusanmu!" Rizal berjalan menjahui Zefa.

Zefa yang merasa diabaikan hanya mendungus kesal lalu berteriak "Dasar! Aku tau kau Rizal Pratama sahabtku dulu ada apa denganmu sehingga berubah secepat ini? Kupikir yang mereka katakana hanya gosip tapi ternyata kau lebih buruk dari itu!" Setelah mengatakan itu, Zefa melempar tas Rizal dan langsung ditangkap oleh Rizal, Zefa kembali ke mobilnya lalu pulang dengan perasaan kesal.

Rizal berjalan meningalkan Zefa yang telah pergi.

"Adik kecil tidak usah menangis, kakak sudah mengambil kembali uangmu!" Kata Rizal menenangkan anak laki-laki berusia 7 tahun di depannya.

"Terima kasih kak," Anak itu tersenyum walaupun masih sedikit terisak dia langsung memeluk Rizal.

"Sama- sama. Ngomong- ngomong namamu siapa adik manis?" Rizal mencubit gemas pipi anak lelaki itu.

"Aduh sakit kak! Namaku Ariel dan aku tampan bukan manis!" Jawab Ariel sambil mengelus pipi yang memerah dicubit Rizal.

"Wah Ariel yah, nama yang bagus, kamu bias pangil kakak Isal. Rumahmu dimana? Ayo kakak antarkan pulang!" Ajak Rizal.

"Kak Isal aku ijinkan mengantarku pulang, namun sebelum itu kakak harus menemaniku pergi ke mall dulu! Soalnya aku nggak tau jalannya aku kan baru pindah. Aku ingin membeli hadiah untuk ibuku, hari ini kan hari ulang tahunnya." Ucap Ariel.

"Sekarang malah kamu yang berkuasa atas diriku Ariel. Tapi aku mau mengantarmu kok!" Jawab Rizal disertai senyum yang sudah lama tak dia keluarkan.

***

Rizal dan Ariel pergi ke mall menggunakan mobil Rizal, setelah Rizal melewati gerbang belakang dan mengendap-ngendap ke parkiran untuk mengambil mobil sport merahnya. Sesampainya di mall Rizal mengajak Ariel untuk makan karena Rizal juga lapar.

"Ariel sebelum beli hadia untuk mamamu gimana kalau kita main game dulu?" Ajak Rizal saat mereka sedang menikmati bakso di sebuah restorant.

"Mau banget kak isal pasti seru tuh, R versus A. Pasti aku yang akan menang." Ucap Ariel bersemangat.

"Baiklah kalau begitu habiskan dulu makananmu." Rizal mengacak rambut Ariel yang bersemangat menghabiskan bakso.

Selesai membayar makanan Ariel langsung menarik tangan Rizal menujuh area permainan.

"Pertama kita main hmmm."

"Kita beli koinnya dulu Ariel." Ucap Rizal sambil tersenyum.

"Oh iya, Ariel lupa hehehe,"

Banyak game yang telah mereka mainkan dan Rizal sesekali mengalah dan membiarkan Ariel menang agar dia tertawa. Selesai memaikan berbagai macam game dan mendapatkan tiket sebagai hadianya Rizal mengaak Ariel menukarkan tiket itu. Sepasang boneka beruang besar berwarna merah muda dan coklat, serta beberapa cemilan mereka dapatkan.

"Kak boneka yang warna pink buat Ariel boleh?" Tanya Rizal sambil menunjukan puppy eyesnya.

"Tentu saja, dua-duanya juga boleh."

"Tidak-tidak yang pink aja Ariel mau kasih ke kak fanya."

Deg, itu kan nama kecil Zefa tapi tidak mungkin kan fanya yang itu.

"Fanya itu kakamu yah?" Tanya Rizal penasaran.

"Ia, dia sangat suka boneka beruang."

"Baiklah kalau begitu bonekanya boleh untukmu."

"Yess makasih kak isal, baiklah yang pink namanya mrs. Pony dan yang coklat mr. Pony."

"Ok." Ucap Rizal sambil mengacak rambut Ariel.

Selesai memainkan game mereka langsung berjalan ke took dompet untuk membelikan hadiah untuk ibu Ariel. Hadiah berupa sebuah dompet perempuan yang terlihat sangat berkelas namun tidak terlalu mahal karena Rizal telah menambahkan beberapa uang untuk membelinya. Selesai berbelanja mereka langsung pulang menuju rumah Ariel dan sekarang disinilah mereka didepan rumah Ariel yang bisa dibilang istana.

Ariel langsung menekan bel rumahnya dan munculah seorang pelayan perempuan yang langsung terlihat senang melihat tuan mudanya telah pulang, ia langsung memberitahukan ayah dan ibu Ariel. Mereka langsung bergegas keluar karena anak bungsunya yang mereka sangka telah hilang dan disandera telah pulang, memang sedikit berlebihan tetapi mereka merupakan orang tua yang super over protektif.

Mereka langsung memeluk ariel dan bertanya segalah hal dan mereka sadar kalau Ariel tidak pulang sendirian tetapi bersama remaja sma didepan mereka. Dengan wajah serius kedua orang tua Ariel menatap Rizal penuh curiga.

"Siapa kamu?" Tanya ibu Ariel curiga.

~|~|•~•~•~•~~•~•~•~•~•|~|~

Part 3 update, setelah sekian lama aku off dari wattpad kini adhy mulai on lagi setelah dapat laptop baru*oh senangnya* oke maafkan adhy karena offnya lama tapi Adhy akan mulai on terus kan adhy udah mau masuk sma *yehhhhh* semogah adhy masuk jurusan ipa doain yah^^. dan di part ini sifat rizal yang sebenarnya mulai diunkap dikit.

Kalau bagus ceritanya kalian bisa vote dan comment bila ada yang ingin memberikan saran dan masukan.

"See you next part" ^_^

800+ words

Temenan yah^_^
IG: Adhyaksa_Mallaka

Line: Adhyaksa29m

15 Juli 2016

My Bullies MENWhere stories live. Discover now