"Kalo lo butuh bantuan nanti di toko buku, line gue ya. Ntar gue nyusul."

"Gausah. Gue ga sendiri kok kesananya."

"Sama... calon suami lo?"

Gadis itu terdiam sejenak. Berusaha mencerna kalimat yang terlontar dari bibir Jungkook.



Calon... suami?





"Hah?"


"Iya. Waktu itu gue nelfon lo. Yang ngangkat laki-laki dan dia bilang kalo dia calon suami lo."


"Kapan lo nelfon?"


"Hari minggu kemaren."

Sera mengerutkan keningnya. Hari minggu kemarin ia kan dirumah saja. Hanya ditemani Jimin danー



Tunggu




Jimin?



'Jangan-jangan si Jimin yang ngomong gitu. Duh ngapain sih.'





"Bener yang waktu itu calon suami lo?" Tanya Jungkook. Ia hanya ingin memastikan apakah laki-laki ituーJiminー benar-benar calon suami gadis di hadapannya itu apa hanya sekedar troll untuk membuat Jungkook tidak lagi mendekati Sera.

"Iya bener. Dia calon suami gue. Kenapa?" Sera menjawab pertanyaan Jungkook dengan yakin.

Walaupun kenyataannya ia bingung kenapa Jimin mengaku-ngaku menjadi calon suaminya padahal usia pacaran mereka belum genap sebulan.

Lagi-lagi Jungkook hanya tersenyum miring. Lalu pria itu menghembuskan nafasnya perlahan.

"Yaudah gue duluan ya, Ser."

Jungkook pun pergi dari hadapan Sera. Hatinya benar-benar sakit saat ini. Ia kembali menyesali perbuatannya kepada Sera.

Kenapa ia harus menyakitinya saat itu? Padahal Sera adalah gadis yang baik dan manisー walaupun sekarang sifatnya berubah total.

Sera menatap punggung Jungkook yang semakin jauh dari pandagannya. Gadis itu menghela nafas kasar.

Tiba-tiba ponselnya berdering, menandakan sebuah panggilan masuk.

Sera menatap layar ponselnya, tertera nama Jimin disana. Ia pun segera mengangkat telefon dari Jimin.

"Dimana Ser?"

"Masih dikelas."

"Aku di depan."

"Ya otw kedepan. Bentar ya."

"Siap."








***





Hening.

Tiada satupun dari kedua insan yang sedang duduk manis di mobil tersebut berbicara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Gadis itu, Kim Sera hanya diam saja memandangi jalanan yang ada di samping kirinya.

Sebenarnya ia ingin membicarakan soal 'calon suami' kepada pria di sampingnya itu. Tetapi ia terlalu malas untuk membuka mulutnya.

Perlu diingat, Moodnya sedang tidak baik.



Kepalanya pening.




Dan juga perutnya sakit.



Jadi, gadis itu memilih diam.

"Yah macet." Ujar Jimin sambil memukul stirnya pelan.

chatting ;  om jiminWhere stories live. Discover now