Chapter 33: NO!!!

60 5 7
                                    

Bella's POV

Klik. Cekrek!

"Ulangi, ulangi! Wajahku jelek." Protes Al. Aku tertawa melihat ekspresi Al ketika melihat hasil selfie-ku dengannya barusan.

"Oke oke. Kita ulangi." Aku mengangkat dan mengedepankan ponselku agar wajahku dan Al terlihat. "Katakan kejuuu!"

Cekrek!

"Waaa aku akan menge-postnya di instagram!" Al membuka aplikasi instagramnya kemudian mengirimnya.

"Thanks, Bella. I'll miss you. Kalau kau membutuhkan aku, kau bisa telepon aku. Begitupun aku. Jika aku membutuhkanmu, aku akan meneleponmu. Kita sudah bertukar nomor telepon bukan?"

"Great! Okay, bye, Al!" Aku melambaikan tangan pada Al, kemudian Al menghilang dari pandanganku. Aku melihat jam tanganku. 07.00 p.m. Sebenarnya aku tak berminat untuk pulang, tapi Dad meneleponku lagi.

"Bella, kau dimana nak? Ini sudah jam 7 malam." Dad bertanya dengan nada tidak sabaran.

"Aku masih di bandara, Dad. Ada apa?" Aku memutar bola mataku. "Kami sudah menunggumu sejak tadi. Ayolah cepat pulang. Kamu naik taksi dulu ya, bersama Harry. Atau kamu malah naik mobil miliknya? Sudahlah. Yang penting kami sudah menunggumu."

"Tapi, Dad, aku tak bersa-" sialnya, ucapanku terputus oleh perkataan Dad. "Sudahlah cepat pulang. Kami menunggumu."

Tut. Sambungan telepon terputus.

Aneh. Tidak biasanya Dad seperti ini. Aku berjalan sambil mengeluarkan dompetku dari tas untuk membayar taksi. Aku menunggu di luar bandara namun belum satu pun taksi terlihat olehku.

Aku semakin was-was ketika mengetahui bahwa ada orang yang mengikutiku. Aku berdoa dalam hati, semoga taksi datang lebih cepat.

Akhirnya. Sebuah taksi berwarna kuning melaju cepat. Aku bergegas berlari dan berteriak sekencang-kencangnya.

"Taksi! Taksi! Aku butuh taksi!" Seruku sambil mengacungkan jari jempol. Taksi itu berhenti dan menungguku. Aku segera memasuki taksi tersebut dan melihat ke belakang.

Benar. Ada yang mengikutiku. Tidak hanya satu orang, tapi banyak. Aku bergegas memasukkan semua tasku dan duduk manis di jok bslakang supir.

"Mau kemana, Nona?" Tanya si supir taksi. "Avenue Regency. Cepat, pak!" Tanpa bertanya lagi, si supir taksi langsung menancap gas untuk melajukan taksinya.

***

Author's POV

Harry menatap kosong taksi kuning yang sudah melaju di depannya. Tak ingin menyerah, Harry segera berlari mengejar taksi itu.

"Harry! Tunggu!" Persetan dengan semua teriakan temannya. Harry berlari sekencang mungkin, walaupun ia tahu ini adalah ide tergilanya. Ia juga fahu bahwa ia tak akab bisa menjangkau taksi itu.

Tanpa berpikir panjang, Harry melakukan hal yang sama ketika ia berada di Greenwich. Mencuri motor. Eh, bukan. Tali meminjamnya.

"Hei, boleh kupinjam motormu?" Harry bertanya dengan tidak sabar. Sang pemilik motor hanya diam ternganga, mengetahui bahwa orang di depannya adalah Harry Styles, anggota band paling top di dunia.

Tanpa menunggu jawaban sang pemilik motor, Harry langsung melompat ke atas motor tersebut. Tak lupa ia langsung mengegas motornya agar melaju kencang.

Half A Heart [lwt & hes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang