Aldi malah tersenyum jail. "Kalo aku botak, kamu tetap sayang kan?"

Aih, gara-gara perkataannya kelas jadi heboh lagi. Inilah salah satu alasan kenapa Tara benci banget sama Aldi. Cowok itu suka banget memancing keributan di kelas. Menurut Tara, dialah biang keroknya!

Akhirnya dengan geram Tara menoyor kepalanya Aldi. "IHH ALDI CUKUP DEH YA! GUE MINTA TOLONG BANGET SAMA LO!"

Melihat wajahnya Tara yang sudah merah padam, sekelas jadinya terdiam dan melihat ke arah mereka berdua. Nggak usah heran lagi, Tara dan Aldi memang seperti ini. Nggak pernah bisa akrab. Pokoknya berantem aja kerjaannya.

"Kalo mau minta tolong di kantor polisi aja Ibu Tara, sini aku anterin.." Balas Aldi sambil tersenyum mengejek.

Tara semakin melotot pada Aldi dan memberi tatapan membunuh pada cowok itu. Cewek itu berdesis emosi. Ia tarik napas dalam-dalam dan menghebuskannya.

Kedua alisnya Aldi saling bertaut ketika tiba-tiba ketua kelasnya itu keluar sambil emosi membanting pintu kelas sehingga membuat teman-temannya terdiam sebentar. Namun tak lama setelah itu, mereka malah menjadi ribut kembali.

Tara keluar dari kelas bukannya ia takut dengan Aldi. Bukan itu! Tapi cewek itu teringat kalau ia harus segera mencari Pak Budiman. Jadi ia memilih untuk bersabar. Karena ia tahu kalau berantem sama Aldi itu nggak akan kelar-kelar, bisa sampai hari raya monyet takutnya.

"Lo hobi banget ya buat ketua kelas kita cepet tua.." Celutuk Rino teman sebangkunya Aldi yang sedang bermain game coc di ponselnya.

Aldi tersenyum tipis. "Siapa suruh dia jadi orang perfeksionis banget. Jadi seru aja buat dia marah.."

Rino yang ada di sebelahnya pun geleng-geleng kepala. "Ada-ada aja ya lo.."

Dan Raffi yang datang dan duduk di atas meja mereka ikut angkat bicara. "Lo sama Tara tuh kayak kucing dan anjing tau nggak sih!"

Aldi diam dan tidak merespon apa-apa, sementara itu Rino yang menyahut. "Kalo lo kayak monyet yang bergantungan di pohon pete!" Cowok itu tertawa ngakak sambil dengan tetap fokus pada ponselnya.

Rino emang gitu, waktu ngomong sama orang masih aja bisa pacaran sama ponselnya. Karena setiap harinya itu kerjaannya main game aja. Baginya, tanpa main game hidupnya akan terasa hampa. Satu hari tanpa game itu ibaratnya kayak nasi goreng tanpa kecap kental.

"Eh kutu gajah gue nggak ada ajak lo ngomong!" Lantas Raffi menoyor kepalanya Rino dengan kesal.

Rino berdesis jengkel. "Sejak kapan gajah ada kutu? Nggak usah sok tau ding!"

Raffi pun memanyunkan bibirnya seperti anak kecil. "Bodo amat!" Kemudian ia berpaling menatap Aldi yang tiba-tiba berdiri dari bangkunya. "Lo mau ke mana Al?"

Aldi menoleh dan tersenyum miring. "Gue cabut bentar, ada urusan bisnis." Candanya, setelah itu ia berjalan keluar dari kelas tanpa menghiraukan seruannya Rino dan Raffi yang terkesan ngaur itu.

"Mau ke mana bang?! Jangan bikin adik merana dong, adik butuh jawaban!" Hardik Rino dengan wajah pura-pura terluka, seperti seorang perempuan yang dimainin oleh Aldi.

Raffi langsung menatap jijik anak itu. "Lo tuh udah kayak jablay nggak laku deh!"

•••

Ketua Kelas VS Perusuh Kelas [Telah Terbit]Where stories live. Discover now