"Aku mencari Yoongi. Boleh aku masuk?"

Jimin memutar bola matanya malas saat melihat Jung Hoseok kembali muncul di hadapannya. "Aku malas melihatmu. Jadi, pergilah." usir Jimin.

"Aku tidak memintamu untuk melihatku. Aku hanya mau bertemu Yoongi."

Hoseok mendorong Jimin yang berdiri di depan pintu dan langsung berjalan masuk. Jimin yang shock pun menatap tubuh Hoseok dengan emosi yang memuncak.

"Ya Jung Hoseok!"

Hoseok masuk ke dalam rumah itu dan saat memasuki ruang tengah ia melihat sosok Yoongi di sana.

"Yoongi?"

Yoongi menoleh dan nampak sedikit kaget melihat kehadiran Hoseok. "Hoseok-ah? Ada perlu apa kau kemari?" Tanya Yoongi.

"Jung Hoseok apa kau gila?!" Jimin kembali muncul seraya berteriak marah. Yoongi mengamati Jimin dan Hoseok secara bergantian. Sebenarnya ada apa ini?

Hoseok berjalan menghampiri Yoongi dan menarik tangannya. Sedangkan Jimin masih menatap kedua orang tersebut dengan kaget.

Hoseok dan Yoongi duduk di sofa. Pemuda Jung itu meletakkan sebuah map tepat di atas meja dan menyodorkannya kepada Yoongi yang masih menatapnya bingung. "Apa ini?" tanya Yoongi.

Hoseok membuka map tersebut dan menunjukkannya kepada Yoongi.

"Ini berkas gugatan cerai mu. Aku sudah kembali membuatnya. Kau hanya perlu kembali menandatanganinya."

"Mwo?" Yoongi benar-benar kaget mendengar ucapan Hoseok. Sementara itu Jimin semakin emosi mendengar perkataan yang diucapkan Hoseok.

"Keluar kau sekarang." Jimin kembali mengeluarkan suara. Pemuda itu nampak akan menyeret Hoseok keluar namun tangannya dengan cepat segera ditepis oleh Hoseok.

"Aku juga membutuhkan tanda tanganmu Jim. Aku harap kau mau menandatanganinya." Tukas Hoseok.

Jimin menatap Hoseok dengan pandangan tak percaya. Sebenarnya apa yang ada di dalam otak orang ini hahh?

"Kau benar-benar sudah gila. Aku tidak akan pernah menandatanganinya. Jadi sebaiknya kau keluar." usir Jimin sekali lagi.

Hoseok tak memperdulikan ucapan Jimin. Ia kembali menatap Yoongi yang masih nampak bingung. Hoseok menatap Yoongi dengan sendu.

"Yoon.. Kumohon. Tanda tangani lah." ujarnya sekali lagi.

"Kau benar-benar tidak tahu malu." Ucap Jimin.

"Terserah kau mau menganggap ku apa." balas Hoseok.

"Buka mata dan pikiranmu. Kau sudah ditolaknya. Kenapa kau masih mengejarnya?"

"Aku tidak perduli dengan ucapan mu Park."

"Dia sudah menikah. Dia istriku. Tidak bisakah kau menerimanya?"

Hoseok tersenyum pedih. "Kau tidak tahu apa-apa." Ucap Hoseok.

"Tidak tahu? Coba beritahu aku apa yang kau ketahui tapi tidak ku ketahui?" tantang Jimin. Hoseok menatap Jimin tajam. Namun dengan cepat ia mengabaikan emosinya dari pemuda itu.

Jimin berjalan menghampiri Yoongi dan menariknya berdiri. Namun satu tangan milik Yoongi juga ikut ditahan oleh Hoseok.

"Kumohon Yoon.. Ikuti perkataan ku." ujar Hoseok lagi. "Lepaskan tanganmu Jung." peringat Jimin. Hoseok beralih menatap Jimin di depannya.

"Park Jimin.. Bisakah kau melepaskan Yoongi?" ujar Hoseok.

"Memangnya untuk apa aku melepaskannya?" Tanya Jimin.

AmnesiaWhere stories live. Discover now