1.5

1.1K 93 23
                                    

Yeayyy, kukembali. Jadi part 1.2 udah gue sambung dan gue udah edit dari awal cerita. Ceritanya tetep sama kok ga beda. Gue cuma edit bagian yang menurut gue aneh dan ga nyambung. Dan ini gue persembahkan part 1.5
Enjoy and don't forget to vomment kayy!!!

Luke's Pov

"Terus siapnya kapan?" Tanyaku kepada Alaska yang sedang berbincang dengan Calum dan sedari tadi aku mengupingnya.

"Ya kaga sekarang Hemmings" jawabnya.

"Lu juga Hemmings sekarang. Jangan asal ngomong"

Selama api unggun, aku duduk di sebelah Alaska dengan gitar yang kupangku diatas pahaku.

Kalian tau kan kebiasaan orang kalo lagi api unggun?

Sekitar pukul 1, kami menyudahi acara api unggun kami. Aku dan Alaska juga sudah lelah dengan acara dari pagi hingga malam ini.

Sampai di kamar, Alaska segera menerjang kasur tanpa ampun. Sedangkan aku, aku memilih untuk memandanginya dulu sebelum aku hanyut dalam mimpiku.

•••

Pagi hari, saat aku terbangun. Aku tidak menemukan Alaska di sebelahku. Aku melirik jam di handphone-ku. Tertera disana pukul 06.44. Aku segera menuju ke lantai bawah dan mencari anak-anak.

Saat aku sampai dibawah, aku menemukan Michael yang sedang mengobrol cantik dengan Cara di meja makan.

"Ekheem" dehamku sengaja.

"Apa sih Luke?" Wihh si Mekel pagi-pagi sewot aja nih.

"Ngapain lu? Nyari Alaska?" Ah Cara pengertian banget.

"Dia lagi jogging sama Harry, Kendall, dan Calum" kenapa jadi Mekel yang bales.

"Kok gue ga diajak sih?" Tanyaku kecut.

"Keburu malem kali kalo ngajak lu" sindir Michael. Mentang-mentang kebo, bukan berarti gabisa bangun pagi kali.

"Biasa aja dong" et dah ini Mekel beneran ngajak ribut.

"Udah ah, jangan kaya anak kecil. Mentang-mentang itu lo pada kecil ya jangan betingkah kaya anak kecil juga dong" wushh ini si Cara ngomong seenak jidat ae.

"Kecil palalo kecil. Yang ada Alaska kesedek kali kalo gua suruh blo--"

"Apaan nih nama gue dibawa-bawa?" Tiba-tiba Alaska muncul dengan seluruh badannya yang berkeringat.

"Lanjutin Luke, biar Alaska denger" pancing Cara.

"Itu, Alaska kesedek kalo kita suruh minum beer tanpa berenti sedikit pun. Iya kan?" Ya Tuhan, kenapa kau ciptakan mahluk seperti Cara ini.

Michael yang mengetahui segalanya hanya bisa menahan tawanya sedari tadi. Dasar teman bejad. Ga deng, aku bercanda kok Mek.

"Guyss, siap-siap ya. Kita mau diving. Apa ada yang ga mau ikut?" Tiba-tiba Ashton muncul dari arah luar cottage.

"Gue ga ikut deh Ash, gue abis jogging. Capek" Alaska menjawab pertanyaan Ashton setengah ngos-ngosan.

"Yaudah gue juga. Kalo Alaska ga ikut, berarti gue ga ikut juga" jawabku sambil melirik Alaska.

"Gue juga gaikut" Michael ga ikut?

"Yaudah gue juga deh ngikut Michael" wajah Ashton tampak terlihat kecewa saat mengetahui Cara tidak ikut diving.

"Yaudah, selamat bermesraan kalian berdua" balas Ashton acuh.

Setelah itu, Alaska berjalan menuju lantai atas yang ku asumsikan dia pergi ke kamar dan mandi.

"Eh abang Luke, diem aja nih. Ga sarapan?" Goda Cara yang duduk di sebelah Michael.

"Gue nungguin Alaska dulu" jawabku.

"Uuhhh, so sweet" Michael tak mau kalah rupanya.

Tiba-tiba handphone-ku berbunyi tanda ada panggilan masuk. Tertera nama Jacy disana. Aku pun segera meninggalkan dua idiot ini dan mencari tempat sepi untuk menerima panggilannya.

"Ada apa?" Tanyaku cepat.

"Lucas, kamu kok kasar banget sih sama cewe? Oh iya pulang dari Hawai kamu harus temenin aku ke Miami okay?"

"Never in your wildest dream"

"Yakin gamau? Kalo aku sebar apa aja yang aku tau dari kamu, kamu tetep nolak?"

"Bacot anjing. Berapa hari?" Kesabaranku mulai habis dengannya.

"3 hari doang kok. Aku mau reuni sama temen-temen aku soalnya. Nanti aku kabarin lagi ya. Byeee"

Aku harus memastikan kalau dia ga nyebar apa aja yang dia tau tentangku. Well, aku memang buka pria baik-baik awalnya. Lebih tepatnya sebelum aku menikah. Tapi itu jauh sebelum aku mengenal Alaska secara dekat.

Saat aku kembali ke meja makan. Aku sudah mendapati sosok Alaska di sana. Dia sedang duduk sambil memainkan handphone-nya.

"Al, ga makan?" Tanyaku.

"Ini tadi mau makan. Tapi kata Mekel suruh tunggu lu dulu. Soalnya lu lagi nerima telpon" aku pun melirik Michael malas.

Setelah dia selesai berbicara. Dia segera mengambil piring dan memasukan bacon, telur mata sapi, dan kentang. Serta segelas air putih.

Sedangkan aku, aku memilih makan kentang, tomat panggang, dan beberapa jenis sayuran yang kuberi mayo diatasnya.

"Al, nanti temenin gue keliling daerah sini ya" ajakku membuka suara.

"Sama Mekel aja lah" jawabnya.

"Yahh, Mekel kan lagi pdkt tuh sama Cara. Lu aja ya yang nemenin" rengekku memohon.

"Yaudah, tapi lu harus beliin gue makanan kalo gue kelaperan nanti"

"Iya Al. Mendingan abisin makanan lo terus kita cabut. Okay?"

"Okay" duh ala-ala TFIOS kali akh.

Selesai sarapan terlambat ini, aku menyempatkan membersihkan badanku sebentar dan segera menyewa mobil di tempat terdekat.

"Kita mau kemana?" Tanya Alaska memecah keheningan di dalam mobil.

"Gatau. Biarin aja tangan gue ngebawa kita kemana" jawabku seadanya.

"Terus kalo nyasar gimana?" Tanyanya lagi.

"Ya kita nyasar berdua ini. Santai gue mah kalo sama elo"

"Yayaya" Al, tangeppanmu nak.

"Yaudah gue tidur aja deh. Bangunin ya kalo udah sampe" tak membutuhkan lama, Alaska segera terlelap dalam mimpinya.

Sesekali aku melirik ke arah Alaska yang sedang tertidur di bangku penumpang bagian depan, tepat di sebelahku. Menikmati wajah lembutnya saat tertidur, yang jauh berbeda saat dia sadar.

Hal yang tak kudapati darinya saat sadar adalah kelembutan dan kedamaian yang terpancar dari wajah polosnya. Dan terkadang aku tak tahan dengan bibirnya. Naluri lelaki, siapa yang bisa menahan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Forced Marriage // L.H Where stories live. Discover now