0.9

1.8K 176 30
                                    

Alaska's POV

Dan ternyata itu si rambut gulali a.k.a Mekel.

"Dia kayaknya udah mulai suka Car sama si Luke" ucap Mekel sok tau.

"Enak aja, gue belom suka sama dia ya" belaku.

"Kalo emang belom suka ya santai aja" ucap Cara menggoda sambil tersenyum jahil.

"Dasar kalian berdua" ucapku dan pergi mencari tempat yang jauh dari mereka. Enak saja. Mereka berdua memang dekat denganku. Tapi bukan berarti mereka berdua bisa menyimpulkan apa saja kan?

Tiba-tiba Luke masuk ke kelas sendirian, tanpa Jacy dan dia langsung duduk di kursi kosong disebelahku.

"Cewee..." godanya. (P.s:bacanya kek abang-abang di jalanan yak)

"Apa lu cewe cewe?" balasku ganas.

"Heh, santai mbak. Ntar nonton yuk" ajaknya.

"Nonton paan?" Tanyaku.

"Modus. Kebelet nonton, tapi gada temen" ucap Luke sambil mengeluarkan beberapa bukunya dari dalam tasnya.

"Terus siap-siap buat besok kapan?" Tanyaku.

"Gampanglah, sama gue mah bisa diatur" ucap Luke sok asik.

Tiba-tiba Ms.Saphana datang masuk ke kelas.

"Hari ini saya mau mengadakan quiz, saya mau mengetahui tingkat pengetahuan kalian tentang pelajaran saya" ucapnya tegas. Mamam, aku kan jarang belajar.

Ms. Saphana segera membuka slide yang berisi soal-soal tentang pelajaranya. Semuanya ada 20 soal dan itu sangat sulit. Mungkin aku hanya bisa setengahnya.

"Al, nomor 4 gimana?" Bisik Luke dari samping.

"Caranya sama kaya nomor 1" balasku sangat pelan.

"Heh lu, nyontek ga ngajak-ngajak" ucap samar-samar suara dari belakang. Ternyata si Cara sama Mekel pindah duduknya tepat dibelakang aku dan Luke.

"Mr. Hemmings, Ms. Kenzo, Mr. Clifford dan Ms. Delevigne sekarang juga keluar dan letakan kertas kalian di meja" ucap Ms. Saphana tegas. Sialan, pasti kita ketauan nyontek nih.

"Tap--" ucap Cara namun terpotong duluan oleh suara Ms. Saphana.

"Tidak ada tapi-tapian. Sekarang juga keluar dan nilai quiz kalian akan saya berikan nol" tegasnya lagi.

"Serah lu" jawab Luke. Anjir nih manusia gatakut apa?

Luke pun yang terlebih dahulu keluar kelas, disusul oleh Mekel, aku dan terakhir Cara.

"Mana lulus gua kalo gini?" Tanyaku merutuki diri sendiri.

"Takut banget sih. Mau lu lulus apa kaga, tugas lu bakal sama Al. Nerusin perusahaan bokap nyokap lu yang bejibun" ucap Luke memberitauku.

"Udah gaiz, kita cabut aja yok" ajak Mekel.

Kalo keturunan bengal dari high school gini nih. Untung udah biasa sama yang kaya begini.

"Nah boleh tuh Mek, nonton aja yakk" ajak Cara tak mau kalah.

"Gue ikut kalo dibayarin" ucap gue.

"Udeh, elu gua yang bayarin. Ayok. Mek bawa mobil kan?" Tanya Luke ke Mekel.

"Bawa. Cara lu sama gue aja yak" ucap Mekel ke Cara. Dan Cara pun mengiyakan. Lebih seneng liat Cara sama Mekel dibanding Mekel sama Chrystal.

Aku pun segera masuk kedalam mobil Luke.

"Luke, gue kok malah lebih seneng ya liat Cara sama Mike" ucapku tiba-tiba.

"Gue juga gitu ngeliatnya. Yang gue liat, Mike lebih bebas kalo sama Cara. Iya ga?" Tanya Luke.

"Iya. Apa kita comblangin aja mereka?" Tanyaku balik.

"Good idea. Tapi kita harus bisa bikin Mike putus sama Chrystal" ucap Luke.

"Udah, itu mah gampang. Nyetir aja dulu yang bener" ucapku dan Luke hanya menjawabnya dengan senyumnya. Senyum yang bisa bikin orang sekitar meleleh. Mungkin emazz terlalu panas.

Luke's POV

Bisa-bisanya dia mikir Mike sama Cara cocok. Tapi emang iya sih, dibanding pacar Mike namanya Chrystal. Kek cabe. Tapi kalo Ash naro hati sama Cara gimana?

Setelah aku berbicara dengan Al, dia hanya menatap keluar jendela dan selalu tersenyum. Aku melihatnya jelas lewat kaca spion. Kalo dasarnya cantik mah cantik aja.

"Ngapain Al?" Tanyaku memergokinya yang masih senyum-senyum sendiri.

"Hah? Ap-apaan?" Jawabnya kaget.

"Enggak, kalo senyum jangan madep kekaca. Gue gabisa liat" balasku dan terlihat jelas wajahnya seperti kepiting rebus. Dasar perempuan.

"Muka muka gue, terserah gue kali" tetep aja jutek.

Sekitar 10 menit kemudian kami sampai di mall. Aku pun segera mencari parkiran. Dan kita janjian sama Mike sama Cara di starbuck. Kebetulan kita ternyata sampai di starbuck terlebih dahulu.

Asal kalian tau, Al hanya membeli permen di starbuck. Dasar dodol. Katanya dia tidak ingin minum.

"Lama banget sih" ucap Al yang mulai bosan. Padahal jelas-jelas kita baru 10 menit duduk disini.

"Sabar napa" ucapku ikutan.

"Heyoo guys" teriak Michael yang membuat beberapa pasang mata yang asik dengan dunianya sendiri jadi melihat ke arah kita berempat. Dan Michael malah senyum-senyum nyengir sendiri.

Tiba-tiba iPhone-ku berbunyi dan tertera jelas nama Jacy dilayar. Aku pun segera mematikan telpon tersebut.

"Kok dimatiin?" Tanya Al.

"Gapapa, ga penting. Yaudah yuk langsung ke cinema aja" ajakku kepada ketiga orang didepanku.

Cara dan Michael dengan cepat berjalan didepan kami. Mereka sedari tadi mengobrol asik sekali sampai lupa kalau ada aku dan Al.

Al pun segera berdiri dan berjalan persis di sampingku. Tingginya hanya sepundakku. Dia sibuk dengan iPhonenya. Asal kalian tau, dia sibuk bermain Kim Kardashian. Jelas-jelas dia sudah besar.

"Al astaga, stop dulu" ucapku dan segera mengambil iPhone-nya yang sedari tadi dimainkannya.

"Luke, ish apa-apaan sih. Balikin ga?" Ucapnya.

"Ga, ntar lo asik ama hp lo" jawabku.

"Nyebelin" ucapnya lagi dan segera meninggalkanku dan bergabung dengan Michael dan Cara.

Aku pun segera mengotak-atik iPhone-nya yang belum terkunci. Asal kalian tau, isinya itu mainan semua. Kim Kardashian, COC, The sims, GTA dan masih banyak lagi. Ini perempuan atau apa coba?

Aku pun membuka gallery-nya, disana banyak selfienya yang cantik jelas. Dan? Wait kenapa ada fotoku? Oh dia pernah mengambil gambarku diam-diam secara candid saat aku tidur. Jadi dia mulai mengagumiku sekarang? Liat aja Al, nanti kamu bakal klepek-klepek.

Aku pun segera selfie di iPhone Al, dari muka terganteng sampai terilfeel. Dan aku menjadikan salah satu selfieku untuk dijadikan wallpaper Al dan lockscreen-nya.

Nih udah update lagi yakk, jangan lupa di vomment. Semoga suka sama chapter ini😆😆

Forced Marriage // L.H Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang