"Mas! Jangan gini lah. Gue mau kedatangan tamu nih," ujar gue cemberut.

"Pakai baju atau apa kek, ini malah berkeliaran cuma pake kaos dalem. Tuh perut buncit keliatan."

Gue mencubit perut Mas Baekhyun dengan gemas. Sebenarnya, Mas Baekhyun itu gak buncit. Sebenarnya dia udah punya abs. Malahan, dia lagi rajin-rajinnya nge gym biar abs nya semakin kebentuk. Terus katanya supaya cewek-cewek banyak ngelirik dia.

Mas Baekhyun melemparkan bantal sofa lagi ke arah wajah gue. Gue hanya bisa ngedumel aja.
Gue pun ikut menikmati acara Tv yang menampilkan acara putus nyambung  acara tv yang ngasih saran gimana cara mutusin pacar.

''Mas, loe kok suka banget nonton acara ginian? Pacar aja mas belum punya kan?" goda gue sambil melirik ke arah Mas Baekhyun.

"Cih, sesama jomblo gak boleh gitu. Jomblo itu buka dihina, tapi dipacarin. Kita kan sama-sama jomblo, jadi gimana kalau kita pacaran?"

Mas Baekhyun memperlihatkan senyum nakalnya ke gue.
Gue hanya bergidik jijik dan kembali menonton acara itu.

Tiba-tiba, ada suara Mas Dyo dari luar yang memanggil nama gue.

"Andrea! Andrea Silviani. Ada yang nyariin nih."

Gue pun beranjak dari sofa dan lekas keluar. Ternyata, Lina udah sampe.

''Eh Lin. Loe gak di ganggu kan sama Mas Dyo?"

Gue menghampiri Lina yang masih senyam-senyum ke arah Mas Dyo.

"Ah, kalau ini yang gangguin sih gak apa-apa. Ikhlas dah gua, Ndre!" ujarnya sambil meringis.

Gue menatap Lina dengan tatapan tidak percaya. Gue langsung menarik tangannya dan lekas masuk supaya ia tidak bertambah gila melihat Mas Dyo.

Tapi, ternyata salah. Wajahnya semakin  bersemu ketika ia masuk ke dalam kost-kost-an gue.

Dia melihat penampakan Abs Mas Baekhyun. Lina mengecangkan pegangannya di lengan baju gua.

"Oh my god! Ndree! Gilak! Masih ada kamar kosong gak di sini?"

Lina berbisik ke telinga gue. Gue hanya mendelik dan melepaskan tangannya dari lengan baju gue.

Gue lalu menghampiri Mas Baekhyun yang masih santai menonton tv dengan gaya bebas itu.

Dan, gue menendang bokongnya dengan kuat.

"Woi! Apaan seh! Sakit! Dateng-dateng nendang pantat gua!"

Gue melotot ke arah Mas Baekhyun dan memberikan isyarat bahwa ada temen gue yang lagi datang.

''Ke kamar sekarang!" perintah gue pelan.

"Ha? Apaan? Eh, ada tamu, maaf ya berantakan, gara-gara Andrea nih."

Mas Baekhyun cepat-cepat berdiri dan memperkenalkan dirinya ke Lina. Kaos dalamnya sebagian masih terangkat.

Lina berjabat tangan dengan Mas Baekhyun dengan gemetar. Ia terus terfokus ke penampakan abs Mas Baekhyun.

"Li-lina," balas temen gue gelagapan.

Mas Baekhyun tersenyum genit ke arah Lina. Mungkin saat ini Lina sudah basah. Basah oleh keringat dingin melihat senyum Mas Baekhyun.

Gue menghela nafas sabar lalu menarik tangan Lina. "Udahlah, kalau kaya gini sulit. Mending di kamar gua aja. Yuk, Lin."

Lina terus memperhatikan Mas Baekhyun ketika kami berdua berjalan menjauh. Mas Baekhyun tersenyum dan melambaikam tangannya.

"Semangat ya ngerjain tugas. Muachh!"

Gue bisa membayangkan, betapa menjijikannya Mas Baekhyun ketika melakukan kiss bye. Gue bergidik jijik.

Ketika di tangga, gue bertemu dengan Bang Sehun yang memakai baju ketat da sedang bermandikam keringat . Habis angkat barbel mungkin di kamarnya.

"Bang, entar jangan ganggu kami ya," nasihat gue ketika bertatap muka dengannya.

Bang Sehun mengangguk lalu beralih ke Lina.
Gue menoleh ke arah Lina dan langsung memperkenalkannya ke Bang Sehun.

Kali ini, gue melihat Lina berusaha keras menelan salivanya ketika melihat Bang Sehun.

Gue tau apa yang dilihatnya, ya abs nya yang ngecap di baju ketatnya itu.

Ketika sesi perkenalan, Bang Sehun turun dan gue ke atas. Untunglah, kami tidak bertemu Mas Suho dan Kak Chanyeol.

"Ayo masuk Lin."

Gue membuka pintu kamar dan mempersilahkan dia masuk duluan.

"Oh My God! Ndrre! Gue sekarang tahu, alasan loe males kalo diajak hangout!"

Gue terperanjat kaget katena Lina tiba-tiba menyergap gue dengan pernyataan seperti itu.

"Ha? Maksud loe?"

''Enak banget ya, tiap loe bangun, cogan-cogan ada di samping loe. Ya ampun, ini namanya bukan kost, tapi surganya Cogan!"

Gue mengetuk pelan kepala Lina yang mungkin sudah gak waras.
"Ah, biasa aja keleus. Cuma liat roti sobek aja lebay loe. Tapi, Gue akui mereka ganteng-ganteng. Tapi, itu hanya penampilannya aja," ujar gue sok misterius.

Lina menaikkan alisnya heran. ''Maksud loe?"

"Mereka itu...."

Lina terlihat penasaran mendengar ucapan gue yang menggantung itu. "Apaa?''

"Mereka itu pada gila semua."

Mendengar perkataan terakhir gue, Lina hanya diam saja. Namun, beberapa detik kemudian ia tertawa sangat keras.

"Ah, aneh-aneh aja loe! Muka kayak model gitu loe bilang gila. Hahahha!"

Gue menatap heran dan mencibir. "Ya deh, kalau gak percaya. Yuk, kita kerjain tugasnya. Hal 94 kan?"

●●●●

Hai, readers ku xixixi
Kepanjangan dan ngebosenin ya?
Maaf ya hehehe

Kuro dapet ide ini dari temen-temen di sekolah. Mungkin, kelak ada temen-temen andrea yang datang lagi, dan temen-temen andrea itu temen-temen kuro. *Ngerti ga ? Kalau gak ngerti gak apapa :"v

Terus baca ya. Maaf kalau ngebosenin
*janganLupaTinggalinCommentAndVote
*kasihSaranJugaYa ^^

*●•●*

In De Kost ✔Where stories live. Discover now