PART 17. TRUST ME

2.4K 282 18
                                    

"I put all my trust in you, not knowing what i was going to lose"

...

Sehun yang datang mendekat langsung mendorong kursi rodanya. Suzy tak melarang, ia hanya pergi kemana Sehun tuju.
"Bagaimana terapinya?" tanya Sehun yang berhenti didekat supermarket. Ia meninggalkan Suzy diluar.
"Dasar" gerutu Suzy yang ditinggal Sehun sendiri.

Sehun datang membawa dua buah eskrim dan satu cup ramen.
"Apa kau belum makan?" tanya Suzy yang melihat Sehun menyuap ramennya dengan cepat.
Sehun menganggukkan kepalanya sebari menyeruput kuah ramen yang masih mengepul panas.
"Kau akan semakin kurus jika hanya makan ramen" Suzy mengomel karna cemas melihat pergelangan tangan Sehun yang hanya tulang saja.
"Bilang saja kau mau ramen juga" jawab Sehun yang sudah selesai menghabiskan ramennya lalu membuka plastik es krimnya.
"Kau akan sakit gigi, setelah makan yang panas langsung makan yang dingin" omel Suzy lagi.
"Kau seperti eomma, mengomel tentang cara makanku"
"Jangan beralasan" ujar Suzy sebari mencubit tangan Sehun.
Sehun melotot karna sakit, tapi setelah Suzy balik melotot, ia tersenyum, mengaku kalah.
"Hehehe, mian" ujar Sehun dengan nada imut.
Sehun memandangi Suzy dengan kedua tangan yang menopang kepalanya. Matanya berbinar dan ia tersenyum setiap melihat gerak-gerik Suzy. Membuat yang dilihati tak nyaman.
"Ada apa?" tanya Suzy yang menoleh kebelakang, takut ada seseorang dibelakang yang mengalihkan perhatian Sehun.
"Kita menikah lagi yuk!" ujar Sehun.
"Kau tidak mabuk karna kuah ramen kan?" tanya Suzy yang takut salah dengar.
Sehun menggelengkan kepalanya lalu mendekatkan wajahnya pada Suzy. Suzy samasekali tak bisa kabur karna kursi rodanya.
"Jangan bercanda" ujar Suzy dengan suara cemas karna wajah Sehun yang semakin dekat.
Sehun tidak memundurkan kepalanya karna ucapan Suzy. Ia malah semakin mendekatkan wajahnya.

Suzy tak bisa mengedipkan matanya yang ia lihat sekarang hanya wajah Sehun yang hanya seinchi darinya, mungkin.
"Percayalah padaku" ujar Sehun. Saat ingin menjawab, Suzy tak bisa berbuat apapun. Ia merasakan bibir Sehun lembut menyentuh bibirnya. Ia hampir menutup mata saat Sehun mulai bermain dibibirnya.

PAK!

Sehun mundur kebelakang, ia reflek memegang kepalanya. Ia rasa kepalanya berdarah karna pukulan dari ponsel Suzy.
Suzy mencoba tenang dan mengatur detak jantungnya yang tak normal. Ia memasang wajah sangar untuk menutupi perasaannya yang tergerak setelah ciuman spontan itu.
"Jangan bermain denganku" ujar Suzy.
"Hya! Kau harus bertanggung jawab kalau ada luka dalam"
"Bwa! Bwa! Liat-liat" Sehun merengek seperti anak kecil sebari menunjuk-nunjuk bagian kepalanya yang sakit.
"Coba lihat ponselmu! Apa ini Batu?" tanya Sehun sebari melihat ponsel yang dijadikan alat untuk memukulnya.
"Perlahan, jika terlalu cepat, aku takut akan gagal lagi" ujar Suzy memberi kejelasan.
"Jadi.. Jadi.. Kita?" tanya Sehun yang sumringah.
Suzy hanya memanyunkan bibirnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.....

[Meanwhile, at Quebec]

Suho merengek sebari melepaskan jasnya seperti anak kecil yang tak dibolehi membeli mainan oleh ibunya.
"Ibumu ini harus menunggu sampai umur berapa agar bisa melihat kau di altar?" omel ibu Suho yang melihat anaknya tak senang di suruh kencan buta, lagi.
"Topik ini lagi, topik ini lagi. Sudah kubilang aku belum mau menikah" jawab Suho sebari duduk dekat dengan ibunya, agar mudah dirayu.
Sejak perjodohan antara dirinya dan Yoona gagal, ibunya jadi lebih agresif dalam menjodohkannya.

"Sekali ini saja" ujar ibu Suho yang meminta anaknya untuk pergi ke restauran tempat pertemuan berlangsung.
"Yang kemarin juga eomma bilang sekali ini saja" jawab Suho yang berbuah pukulan keras dipahanya.
"Hya! Apa kau ingin dibuang dari surat keluarga?" ancam ibu Suho yang emosi besar karna ulah anaknya.
"Apa kau?" ibu Suho berhenti berbicara, wajahnya seperti menebak-nebak apa perkiraannya benar atau tidak.
"Apa kau homo?" tanya ibu Suho dengan wajah datar.
"Eomma!!" teriak Suho yang tak senang dituduh homo hanya karna tak ingin ke acara kencan.

.....

"Apa yang kau lakukan?" tanya Suzy panik saat Sehun tiba-tiba menggendongnya.
"Katanya kau capek" jawab Sehun yang memindahkan Suzy ke atas kasur.
"Kau?!" Suzy berteriak sebari memegang bajunya, menutup rapat dengan kedua tangannya.
"Cuci pikiranmu!" jawab Sehun sebari menepuk dahi Suzy pelan.
Suzy melotot karna ia kira akan terjadi sesuatu, tadi saja Sehun tiba-tiba menciumnya, siapa tahu, ia dipindahkan keatas kasur Sehun akan melakukan sesuatu. Ia kan hanya jaga-jaga.
Sehun mengambil selimut lalu menutup badan Suzy dengan selimut itu. Ia berbaring disebelah Sehun, memberikan lengannya sebagai bantal untuk Suzy.

"Aku rindu wangi parfummu"
"Aku yakin kau tidak bekerjasama dengan kakakmu untuk mengambil memory itu aku percaya" ujar Suzy dalam hati.

"Appa bilang kau menunggu semalaman saat operasiku" ujar Suzy sebari menatap wajah Sehun yang dekat dengannya.
Sehun menganggukkan kepalanya sebari memainkan rambut Suzy.
"Apa kau cinta banget padaku?" tanya Suzy yang membuat Sehun tersenyum mendengarnya.
"Kalau bukan aku siapa yang akan mencintai wanita galak sepertimu" jawab Sehun diiringi tawa ringan. Membuat Suzy yang mendengarnya memicingkan matanya kesal.
"Huaaa kalau saja kakiku sedang tidak sakit seperti ini, sudah kutendang kau" gerutu Suzy.
"Hehehe, mian-mian" jawab Sehun sebari memeluk erat Suzy.
Suzy meronta karna dipeluk kencang oleh Sehun.
"Hya!  Aku tak bisa napas" ujar Suzy sebari menepuk-nepuk punggung Sehun.
"Hya!!" teriak Suzy dengan emosi.
Sehun sama sekali tak melepas pelukannya.
"Kau benar-benar keras kepala ya"
"Aw!!" teriak Sehun yang kembali menerima pukulan dikepala.
"Kenapa suka banget memukul kepalaku sih?" tanya Sehun yang merengek seperti anak kecil.
Suzy memalingkan wajahnya tak peduli.
"Hya!  Seharusnya disini aku yang marah yah" ujar Sehun yang mencoba membuat Suzy melihat kearahnya.
Suzy yang memalingkan wajahnya tersenyum senang karna Sehun yang cemas karna ia jaili.

...

"Aku tidak bisa melakukannya hyung" ujar Sehun yang diundang ke kediaman kakaknya.
Terlihat raut wajah tak menggembirakan, Kyungpo mendekati adiknya dengan mata yang memincing tajam.
"Apa kau ingin melihat perusahaan yang keluarga kita bangun, hancur dalam semalam?" tanya Kyungpo dengan beberapa penekanan disana. Sehun menunduk tak berani melihat kakaknya.
"Kau yang membunuh Irene juga bukan?" Sehun tak lagi menunduk kali ini, wajahnya sama-sama marah saat mengatakan hal itu.

Ia mengetahui fakta itu saat menyelidiki kecelakaan Suzy. Fakta yang menghancurkan hatinya dan kepercayaannya pada kakak yang ia sayangi.

"Kalau itu mau mu. Mulai saat ini kita musuh" ujar Kyungpo.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

TBC

ROYAL FAMILY'S ROMANCEWhere stories live. Discover now